Pesawat Saudi Arabian Airlines 763 dan Kazakhstan Airlines 1907 bertabrakan di langit India pada 12 November 1996.
Peristiwa itu terjadi di atas Charkhi Dadri, Haryana, India dan menjadi salah satu kecelakaan udara paling mematikan di dunia.
Saudi Arabian Airlines merupakan penerbangan internasional terjadwal dari Bandara Internasional Indira Gandhi, India menuju Bandara Internasional King Abdulaziz dengan singgah di Bandara Internasional Dhahran, Arab Saudi.
Sementara, Kazakhstan Airlines 1907 adalah penerbangan charter atau sewaan dari Bandara Internasional Shymkent, Kazakhstan menuju Bandara Internasional Indira Gandhi, India dengan membawa turis.
Seluruh penumpang dalam kedua pesawat yang berjumlah 349 orang, meninggal dunia dalam kecelakaan itu.
Kronologi tabrakan
Dikutip dari Simple Flying, peristiwa itu bermula ketika Kazakhstan Airlines 1907 berangkat dari Bandara Shymkent sebagai penerbangan tidak terjadwal.
Penerbangan sebenarnya berjalan lancar hingga pesawat tersebut mulai mendekati Delhi, India untuk segera mendarat.
Kazakhstan Airlines 1907 menghubungi kontrol lalu lintas (ATC) saat pesawat turun dari 23.000 kaki ke 18.000 kaki, sekitar 74 mil (119 km) dari Bandara Indira Gandhi.
Menara pengawas mengizinkan penerbangan tersebut untuk turun dan meminta pilot untuk mengonfirmasi ketika pesawat berada pada ketinggian 15.000 kaki.
Pada saat yang sama, Saudi Arabian Airlines 763 lepas landas dari Bandara Indira Gandhi dan diizinkan untuk naik ke ketinggian 14.000 kaki.
Karena Kazakhstan Airlines 1907 mendekat dari arah berlawanan, pengawas memerintahkan untuk mempertahankan ketinggian 14.000 kaki dan menunggu instruksi.
Beberapa saat kemudian, pesawat tersebut melaporkan berada pada ketinggian 15.000 kaki, 46 mil dari bandara.
“Diterima. Pertahankan ketinggian 150. Lalu lintas teridentifikasi pada jam 12.00, timbal balik Saudi Boeing 747, 14 mil. Laporan terlihat,” ujar pengawas penerbangan.
Awak Kazakhstan Airlines 1907 menjawab dengan menanyakan jarak, lalu segera dibalas oleh pengawas penerbangan.
“Empat belas mil sekarang, roger 1907,” ucap pengawas penerbangan. Namun ketika tidak ada jawaban, dia kembali memperingatkan, “Lalu lintas dalam 13 mil, level 140”.
Direktur Penerbangan Sipil India, H S Khola menyatakan, tabrakan itu terjadi ketika Saudi Arabian Airlines sedang menanjak setelah lepas landas.
''Pesawat tersebut diminta untuk naik ke ketinggian 14.000 kaki, sesuai dengan informasi kontrol lalu lintas udara, dan pesawat Kazakhstan Airlines diminta untuk turun ke ketinggian 15.000 kaki,'' kata Khola dilansir dari New York Times.
''Sekitar pukul 18.40, radar kedua pesawat hilang,” sambungnya.
Kesaksian pilot pesawat militer AS
Sebuah pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) melihat apa yang tampak seperti sepasang bola api jatuh dari langit.
Pesawat USAF yang sedang dalam perjalanan dari Islamabad, Pakistan ke Delhi, India melaporkan kepada menara ATC tentang awan yang menyala dengan cahaya oranye pada posisi jam 2 dari pesawat.
Ketika pesawat USAF turun di dekat Delhi, sang pilot melihat dua bola api yang menjauh satu sama lain. Pilot tersebut menghubungi Delhi Approach dan melakukan komunikasi.
“Kami melihat sesuatu di sebelah kanan kami, terlihat seperti bola api besar, sesuatu... seperti ledakan besar,” katanya.
Beberapa saat kemudian, sang pilot melaporkan kembali ke menara ATC.
“Kami melihat dua titik api yang mencoba menerobos ke arah kanan kami sekitar 44 mil ke arah barat laut,” tuturnya.
“Saat melintas, kami melihat bola api besar di awan, dan saya melihat puing-puing kebakaran; dua titik api yang berbeda di darat,” lanjutnya.
Pengawas ATC Delhi pun segera menyadari bahwa tabrakan di udara telah terjadi dan kedua pesawat jatuh ke tanah dalam keadaan terbakar.
Tanpa alasan yang jelas, Kazakhstan Airlines 1907 telah turun di bawah tempat yang seharusnya dan bertabrakan dengan pesawat Boeing 747 milik Saudi Arabian Airlines.
Proses evakuasi korban
Tim penyelamat yang melakukan pencarian pada awalnya melaporkan bahwa tidak ada yang selamat dari pesawat.
Pejabat setempat mengatakan, penduduk Charkhi Dadri telah melaporkan tiga atau empat orang masih hidup dalam puing-puing pesawat setelah tabrakan terjadi.
Meski demikian, pejabat itu menyatakan hanya satu orang yang dikatakan masih hidup sebelum tim penyelamat tiba. Korban selamat itu disebut segera dilarikan ke rumah sakit.
Namun, survei yang dilakukan di rumah sakit setempat tidak menemukan adanya korban yang selamat.
Penyebab tabrakan
Penyelidikan menyimpulkan, penyebab kecelakaan tersebut adalah kegagalan pilot Kazakhstan Airlines untuk mengikuti instruksi ATC.
Pengawas ATC India juga menunjukkan pilot Kazakhstan Airlines terkadang membingungkan perhitungan mereka.
Sebab, pengawas ATC menggunakan pembacaan metrik, bukan kaki atau mil laut.
Selain itu, terdapat berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut, seperti pemahaman bahasa Inggris yang buruk oleh pilot Kazakhstan Airlines.
Kemampuan pilot yang buruk, sikap santai para kru dalam menjalankan tugas, serta tidak adanya panggilan standar dari anggota awak pesawat juga disebut turut menyumbang penyebab kecelakaan itu.