Langkah Cholis (48) menyusuri halaman TangCity Mall, Kamis (24/4/2025), bukan sekadar mencari pekerjaan, tetapi juga harapan.
Pria asal Jatake, Kota Tangerang, itu datang seorang diri ke job fair yang digelar Pemerintah Kota Tangerang.
Kedatangan Cholis membawa serta harapan untuk masa depan yang lebih tenang bagi keluarganya melalui bursa kerja.
Dahulu, ia bekerja di perusahaan ritel selama 14 tahun, hingga akhirnya mundur pada September 2024 demi merintis usaha air isi ulang bersam istri.
"Saya (kerja) di Alfamart sudah 14 tahun, baru September 2024 kemarin resign. Jadi kayaknya enggak dulu untuk di tempat yang sama. Mau cari yang lain, saya coba dan cari lagi," ujar Cholis kepada Kompas.com.
Usaha air isi ulang itu kini sudah berjalan. Istrinya kini yang mengelola, sementara Cholis kembali mengarahkan langkahnya ke dunia kerja.
Bukan karena usaha itu tak cukup, tetapi karena ada tiga anak yang menanti masa depan. Dan sebagai ayah, ia tahu harus terus berjuang.
"Alhamdulillah sekarang (usaha) sudah berjalan. Kebetulan sekarang yang pegang istri, jadi sekarang saya mau cari kerja lagi," kata Cholis.
Cholis membawa bekal pengalaman panjang di bidang merchandising, dan gelar S1 Administrasi Negara dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang yang diraih dua dekade silam.
Cholis berharap bisa kembali ke bidang yang dipahami, meski kini persaingan tak lagi sama. Usia menjadi tembok yang kerap menghalangi.
"Basic saya dulu itu kan sebelumnya di merchandising Alfamart. Kalau bisa masih di bidang itu juga. Bagian supplier," ucapnya.
Sayangnya, harapan itu kerap terbentur realitas. Usianya yang menginjak 48 tahun menjadi alasan beberapa perusahaan menolaknya, meskipun ia yakin masih bisa berkontribusi.
"Karena usia saya juga sudah lumayan, itu juga jadi pertimbangan perusahaan juga. Kemarin itu saya pernah melamar di Mayora tapi mentok usia. Mereka terimanya usia 32-33 tahun maksimalnya," kata Cholis.
Namun Cholis tak menyerah. Ia terus mengirimkan lamaran, berharap ada satu pintu yang terbuka, satu kesempatan yang bisa dibawa pulang untuk keluarga.
“Semoga job fair ini bisa bantu orang-orang seperti saya yang masih cari kerja. Sekarang memang enggak mudah,” ucapnya, penuh harap, sebagai seorang ayah yang tak ingin menyerah pada zaman.
Job fair itu sendiri dipadati pelamar dari berbagai usia. Mereka datang dengan beragam harapan dan cerita hidup.
Ada yang datang bergandengan tangan dengan pasangan, ditemani orangtua yang menatap dengan doa, bahkan ada pula yang menggendong anak.
Namun, seperti Cholis, tak sedikit yang datang seorang diri. Mereka berjalan pelan dengan map cokelat di tangan, langkah tenang tapi hati gemuruh.
Di antara ratusan wajah penuh harap, Cholis menjadi satu dari sekian banyak kisah perjuangan yang tak terlihat, tentang keberanian memulai kembali, dan tentang cinta seorang ayah pada keluarganya.