Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Gubernur Jabar Minta Maaf,Gebrakan Dedi Mulyadi Dikritik hingga Ditantang Ketua GRIB Jaya Jabar

April 14, 2025 Last Updated 2025-04-14T10:56:01Z


Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi akhirnya berikan tanggapan ramainya kritik dari pengacara hingga ormas yang menyoroti gebrakannya.


Bahkan Ketua GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander Etwiorry menantang Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. 


Kini, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyampaikan permintaan maaf jika gebrakannya selama ini membuat gaduh bagi sebagian masyarakatnya hingga ditantang Ketua GRIB Jaya Jabar. 


Dedi Mulyadi mengaku dirinya secara terbuka menerima kritikan dari berbagai pihak.


Alih-alih menyampaikan minta maaf, Gubernur Jabar itu juga memberikan pesan bijak kepada masyarakatnya di Jawa Barat.


Hal ini disampaikan Dedi Mulyadi dalam unggahan media sosialnya diunggah pada Minggu (13/4/2025).


“Maafkan kalau saya selalu bikin kegaduhan,” tulisnya.


Mantan Bupati Purwakarta itu menyampaikan ucapan minta maaf atas gebrakan atau langkah kebijakannya yang dinilai sebagian orang menuai pro kontra.


 “Untuk seluruh masyarakat Jawa Barat, saya menyampaikan permohonan maaf, apabila setiap hari saya membuat kegaduhan dengan berbagai langkah dan kebijakan yang tentunya banyak yang tidak menyukainya,” ucap Dedi Mulyadi, dikutip Tribunjabar.id, Senin (14/4/2025).


Meski demikian, Dedi Mulyadi mengaku menerima masukan dari berbagai pihak yang memberikan otokritik kepada kebijakannya itu.


Dedi Mulyadi sadari tindakan atau kebijakannya sebagai pemimpin di Jawa Barat ada yang tidak disukai oleh sebagian orang.


Di sisi lain ia pun merasa ada pula orang yang merasa puas dengan tindakannya saat mengatasi suatu permasalahan warga.


Meski begitu, Dedi Mulyadi mengaku menerima kritikan itu dengan baik secara terbuka.


"Banyak yang mereka secara terbuka melakukan otokritik”


"Dan saya menerima autokritik itu dengan baik, karena sahabat yang baik adalah sahabat yang mengingatkan," ujarnya.


Dikritik Pengacara hingga Ditantang Ketua GRIB Jaya Jabar


Sebelumnya, pengacara kasus Vina bernama Toni RM menyampaikan kritikan terhadap kebijakan Dedi Mulyadi dalam debat suatu acara televisi.


Dedi Mulyadi dinilai ketika bertindak tegas terkesan buru-buru atau langsung sehingga prosedur dan aturan saat bertindak menjadi pertanyaan.


Selain itu, terbaru Dedi Mulyadi juga menerima kritikan dari Ketua GRIB Jaya Jabar yakni Gabryel Alexander.


Ketua ormas itu menantang Dedi Mulyadi setelah pernyataan sang Gubernur soal premanisme.


Diketahui Dedi Mulyadi berencana membentuk Satgas Antipremanisme.


Pembentukan satgas tersebut sebagai respons maraknya kasus preman hingga tindakan intimidatif yang dilakukan ormas atau LSM yang kerap viral meminta THR hingga pungutan liar (pungli).


Meski demikian, ternyata kebijakan Dedi Mulyadi tersebut ternyata sempat menyinggung ormas atau LSM.

 

Lewat tayangan Youtube Titik Temu Podcast, Gabryel Alexander Etwiorry memberikan tantangan terbuka kepada Dedi Mulyadi soal pemberantasan preman.


Gabriyel mengaku ingin bertemu Dedi Mulyadi untuk membahas terkait pernyataan Dedi yang ingin membentuk Satgas Antipremanisme. 


"Saya sampaikan di sini, saya tantangan terbuka untuk diskusi aktif.


Ayo, kita ngobrol jadi jangan supaya masyarakat itu menstigma ormas seakan-akan (buruk), kenapa? Statement bapak (Dedi) itu bagi kami menyesatkan, pak," ujar Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander Etwiorry  dikutip dari Youtube Titik Temu Podcast, Sabtu (12/4/2025). 


Dari kritikan beberapa pihak itu, Dedi Mulyadi mengaku menerimanya.


Namun, Dedi menyampaikan ada juga banyak  warga yang merasa puas akan tindakan dan gebrakannya itu.


"Tetapi juga banyak publik yang punya harapan terpuaskan," kata KDM.


Dedi mengakui bahwa ketika dirinya menjadi memimpin di Jawa Barat, dia berada di antara dua pihak, yaitu di antara pihak yang senang dan tidak senang.


"Saya jadi pemimpin hidup di antara dua, yang suka dan tidak suka, yang menyetujui dan yang tidak menyetujui," kata Dedi.


"Dan keduanya adalah warga saya, warga Jawa Barat, meski pun sekarang yang berkomentar bukan rakyat Jawa Barat saja," sambungnya.


Meski begitu bagi Dedi, mengungkapkan kritikan pun adalah hak setiap orang.


Apalagi sekarang yang sudah memasuki era digital dan media sosial.


"Itu hak setiap orang karena eranya sudah digital, era media sosial, setiap kegiatan bisa dilihat oleh warga seluruh dunia, yang penting apa yang kita lakukan bermanfaat," ujarnya.


Oleh karena itu Dedi Mulyadi pun memberikan pesan bijak atas kritikan yang didapatnya.


Gubernur Jabar itu juga mengajak masyarakatnya agar tidak berprasangka buruk agar hidup tenang.


"Ayo kita semangat hidup, jangan berprasangka buruk, berprasangka lah baik agar hati kita tenang, tentram, dan bahagia," ungkapnya.


Dinilai Menyesatkan


Sejak menjabat jadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi memang membuat gebrakan memberantas premanisme.


Bahkan Dedi Mulyadi sampai berencana membentuk Satgas Antipremanisme.


Langkah itu sebagai respons maraknya kasus preman hingga tindakan intimidatif yang dilakukan ormas atau LSM yang kerap viral.


Saat menjelang Lebaran, video ormas atau LSM minta tunjangan hari raya (THR) banyak yang viral.


Selain itu, kasus pungutan liar (pungli) juga marak.


Namun, langkah Dedi mendapat reaksi berbeda dari Gabryel.


Lewat tayangan Youtube Titik Temu Podcast, Gabryel memberikan tantangan terbuka kepada Dedi Mulyadi soal pemberantasan preman.


Gabriyel mengaku ingin bertemu Dedi Mulyadi untuk membahas terkait pernyataan Dedi yang ingin membentuk Satgas Antipremanisme. 


"Saya sampaikan di sini, saya tantangan terbuka untuk diskusi aktif.


Ayo, kita ngobrol. Jadi jangan supaya masyarakat itu menstigma ormas seakan-akan (buruk).


Kenapa? Statement Bapak (Dedi) itu bagi kami menyesatkan, Pak," ujar Gabryel Alexander Etwiorry dikutip dari Youtube Titik Temu Podcast, Sabtu (12/4/2025). 


Gabriyel bahkan mengundang Dedi datang ke kantornya secara langsung.


"Saya ingin belajar dari Bapak, saya ingin tahu pemahaman preman itu yang kayak gimana.


Saya sampai hari ini belum paham, Pak, preman itu kayak gimana," ujarnya. 


Selain memberikan tantangan, Gabriyel juga memberikan saran agar Dedi Mulyadi juga memberantas preman di birokrasi.


Menurutnya, ia juga melihat aksi premanisme yang marak di dalam birokrasi pemerintahan.


"Kami pun kalau memang gubernur membentuk satgas premanisme, hari ini tolong bersih-bersih itu jangan keluar dulu, ke dalam dulu.


Karena kami di GRIB juga akan membentuk satgas untuk memberantas premanisme di birokrasi.


Jadi birokrat ini semuanya benar.”


"Bupati, gubernur enggak semuanya bener, jadi jangan seakan-akan selama ini, oknum preman itu adanya cuma di ormas," ucap dia.


Sosok Gabryel


Gabryel Alexander Etwiorry menjabat sebagai Ketua DPD GRIB Jaya Jabar sejak Februari 2024.


Pelantikannya langsung dilakukan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GRIB Jaya, Hercules Rosario De Marshall, di Lapangan Bola Sedana, Telukjambe Timur.


Menariknya, pelantikannya saat itu sekaligus mendeklarasikan mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 lalu.


Belum lama ini, Gabryel juga menggelar Rakerda 2025 yang merupakan agenda rutin setiap tahun yang dilaksanakan organisasinya tersebut.


Rakerda itu juga digelar bersamaan dengan halalbihalal antar-pengurus se-Jawa Barat.


Menjadi Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander mempunya visi misi menjadikan ormas-nya tumbuh makin besar.


“Kami targetkan tahun 2028 GRIB Jaya Jabar memiliki 1 juta anggota, di mulai dari rakerda tahun 2025 ini, ” ungkapnya.


Dikutip dari laman suaragrib.com dan berbagai sumber lainnya, Ormas GRIB Jaya merupakan satu di antara ormas terbesar di Jawa Barat.


Kepengurusan GRIB Jaya sudah terbentuk di 27 kabupaten/kota se-Jabar.


Mereka mengeklaim sudah memiliki 200 ribu anggota yang sudah ber-KTA dan 200 ribu anggota yang KTA-nya masih dalam proses.


Sebagai Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel pernah mengatasi konflik anak buahnya yang sempat berulah.


Pada awal 2025, viral aksi bentrok ormas Pemuda Pancasila (PP) dan GRIB di Bandung, Jawa Barat.


Bahkan video yang merekam bentrokan ormas di Bandung tersebut viral beredar di media sosial, Rabu (15/1/2025).


Akibat bentrok tersebut, lima anggota GRIB Jaya Jabar sempat ditahan.


Setelah kasus bentrok ormas itu viral dan ditangani polisi, baik ormas GRIB Jaya dan Pemuda Pancasila sepakat berdamai.


Lima anggota GRIB Jaya yang sempat ditahan pun akhirnya dibebaskan polisi. 


Kesepakatan damai itu ditandai dengan pertemuan antara Gabryel dengan Ketua MPW Pemuda Pancasila Jabar, Dian Rahadian, di Polrestabes Bandung, Sabtu (18/1/2025) malam. 


Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak sepakat berdamai dan menjaga kondusifitas Kota Bandung dan Jawa Barat. 


Gabryel mengintruksikan anggota GRIB Jaya Jabar agar sama-sama menjaga kondusivitas Jawa Barat.


"Harapan kami, dengan adanya pertemuan saya selaku ketua DPD GRIB Jabar, dengan Kang Dian selaku ketua MPW PP Jabar, kita anggap semua masalah telah selesai, jangan ada lagi isu-isu yang berkembang yang dapat mengancam kondusifitas di Jabar," ujar Gabryel.

×