Lini masa media sosial diramaikan dengan unggahan yang menyebut makan ikan lele yang disuntik antibiotik bisa menyebabkan gagal ginjal kronis.
Unggahan tersebut beredar di media sosial TikTok, salah satunya dimuat di akun @*****bal17 pada Kamis (27/3/2025).
"Klaim gagal ginjal kronis naik Rp 3 Triliun akibat banyak ikan lele disuntik antibiotik," tulis unggahan tersebut.
Video itu mendapatkan banyak komentar dari warganet. Beberapa tidak mempercayai informasi tersebut, sementara lainnya masih mempertanyakan terkait kebenarannya.
"Kaciannn lele jd kambing hitam perusahaan makanan minuman gulaaaa," tulis akun @yesa*****.
"Pdhal akibat yg paling memungkin itu GULA," tulis akun @defar*****.
"Ini serius ikan lele ? Sumpah anakku tiap hari makan ikan lele ya allah," tulis akun @ritam******.
Lantas, benarkah ikan lele bisa menyebabkan gagal ginjal?
Ikan lele menyebabkan gagal ginjal?
Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi di RS Saiful Anwar Malang, Syifa Mustika membantah informasi yang beredar yang menyebutkan bahwa ikan lele bisa menyebabkan gagal ginjal.
"Isu tentang konsumsi ikan lele dan kaitannya dengan gagal ginjal memang sedang ramai diperbincangkan, dan penting bagi kita untuk meluruskannya berdasarkan fakta medis dan ilmiah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (5/4/2025).
Syifa menjelaskan, secara umum ikan lele adalah ikan dengan sumber protein yang baik dan aman dikonsumsi, selama dibudidayakan dan diolah dengan cara yang benar.
Namun, munculnya kekhawatiran terkait risiko makan ikan lele biasanya berkaitan dengan cara pembudidayaan ikan.
Hal ini terutama jika ada dugaan penggunaan pakan yang mengandung antibiotik secara berlebihan atau tidak sesuai aturan.
Menurut Syifa, dalam dunia peternakan dan perikanan, penggunaan antibiotik sebenarnya sah-sah saja jika sesuai takaran dan ada masa henti. Artinya, antibiotik sudah benar-benar keluar dari tubuh hewan sebelum dipanen.
"Namun, jika antibiotik digunakan sembarangan, tanpa kontrol, dan ikan langsung dikonsumsi, maka residu antibiotik bisa masuk ke tubuh manusia," ucap Syifa.
Dia mengungkapkan, dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
Kemudian pada beberapa kasus, tambah Syifa, kondisi tersebut bisa memicu gangguan pada organ tubuh, termasuk ginjal.
"Namun risikonya sangat kecil dan tergantung pada jumlah dan lama paparannya. Jadi, bukan ikan lelenya yang salah, tapi cara pembudidayaan yang tidak aman yang patut diwaspadai," tegas Syifa.
Apa penyebab utama gagal ginjal?
Syifa menjelaskan, gagal ginjal biasanya tidak disebabkan oleh satu jenis makanan tertentu saja.
Adapun penyebab utamanya justru berasal dari penyakit kronis seperti:
Diabetes (kencing manis)
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Infeksi ginjal berulang
Penyakit autoimun
"Dan penggunaan obat-obatan tertentu secara jangka panjang tanpa pengawasan dokter, misalnya beberapa jenis obat penghilang nyeri, jamu yang tidak terstandar, atau suplemen tidak jelas," jelasnya.
Selain itu, pola makan tinggi garam, tinggi gula, kurang minum air putih, dan gaya hidup tidak sehat juga bisa mempercepat kerusakan ginjal.
Oleh karena itu, Syifa mengatakan agar masyarakat tidak perlu panik berlebihan terhadap konsumsi ikan lele, terutama jika berasal dari peternakan yang dikelola dengan baik.
Apakah semua ikan lele disuntik antibiotik?
Sementara itu, peneliti ikan air tawar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haryono memastikan bahwa tidak semua ikan lele disuntik antibiotik.
"Dalam budidaya ikan, termasuk lele, tidak benar selalu menggunakan antibiotik. Apalagi bila dilakukan oleh para petani ikan skala rumah tangga," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Sementara pada budidaya ikan lele skala besar/intensif, menurut Haryono memang ada yang menggunakan antibiotik.
Adapun penggunaan antibiotik pada ikan, termasuk ikan lele yaitu bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit.
Akan tetapi, kata Haryono, banyak pula yang menggunakan probiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan dan mengefisienkan proses pencernaan makanan, sehingga akan lebih cepat tumbuh/besar.
"Jika menggunakan probiotik, maka tidak membahayakan bagi kesehatan manusia yang mengonsumsi dagingnya," jelas dia.
"Sebaliknya jika menggunakan antibiotik yang tidak tepat, baik jenis maupun dosisnya berlebih, maka dapat membahayakan bagi manusia," sambungnya.
Haryono menyampaikan, di antara efek sampingnya bagi kesehatan manusia, yaitu risiko resistensi terhadap bakteri tertentu, kontaminan makanan, dan efek samping lainnya.
Tips memilih ikan lele yang aman
Untuk menghindari risiko konsumsi ikan lele yang mengandung antibiotik, Syifa memberikan beberapa saran berikut ini:
Pilih produk pangan dari sumber terpercaya, seperti pasar resmi atau penjual yang memiliki sertifikat keamanan pangan.
Jaga kesehatan ginjal dengan gaya hidup sehat dengan batasi konsumsi garam, gula, cukup minum air putih, dan rutin cek kesehatan, terutama bila ada riwayat diabetes atau hipertensi.
Gunakan obat atau suplemen sesuai anjuran dokter, jangan sembarang konsumsi obat/jamu tanpa tahu isi dan dampaknya.
"Semoga informasi ini bisa membantu masyarakat memahami isu ini secara lebih jernih dan tidak terbawa kabar yang belum tentu benar," pungkasnya.