Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ulah Trump Membuat Pilot Afghanistan yang Bantu AS Lawan Taliban dalam Bahaya

Maret 29, 2025 Last Updated 2025-03-29T08:21:55Z


Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat pilot Afghanistan yang membantu AS lawan Taliban kini nyawanya dalam bahaya.


Tauheed Khan, pilot Angkatan Udara Afghanistan membantu AS dalam perang selama 20 tahun dengan Taliban.


Ia dengan pasukannya memainkan peranan penting dalam menghadapi Taliban bersama AS.


Namun, koalisi itu berakhir pada Agustus 2021, ketika pasukan asing menarik diri dan Kabul akhirnya jatuh ke tangan Taliban.


Khan sendiri saat ini berada di Pakistan dengan keluarga kecilnya, ketakutan bahwa mereka akan dibunuh jika kembali ke Afghanistan.


Sebab, Afghanistan sekarang berada di bawah cengkeraman kekuatan yang dilawannya.


Yang bertambah parah, kebijakan anti-migran yang diterapkan Trump usai memblokade pemukiman kembali AS, serta kebijakan anti-migran Pakistan, membuat waktunya menemukan alternatif yang aman semakin menipis.


Termasuk tenggat waktu yang semakin dekat pada akhir bulan ini.


Karena visibilitas mereka yang tinggi di masyarakat setempat, banyak pilot takut akan serangan balas dendam setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.


Khan mengatakan selama bertgas di angkatan udara, delapan hingga 10 rekannya tewas dalam ledakan dan penembakan yang ditargetkan oleh Taliban.


Khan sendiri tiba di Pakistan pada Maret 2022, setelah kerusuhan yang terjadi usai kepergian AS.


Ia tiba di Pakistan secara legal dan berjalan kaki, setelah mendapat saran dari pilot AS yang merupakan salah satu pelatihnya.


“Kami tak memiliki opsi di Pakistan, apa yang bisa kami lakukan, berterima kasih kepada Tuhan kami bisa sampai di sana,” ujarnya.


“Kami tak memiliki kehidupan di sini. Kami tercekik dengan ketakutan,” ujar Khan.


Ia mengatakan telah mengikuti langkah-langkah Program Penerimaan Pengungsi AS (USRAP), dan setelah dua tahun menunggu, akhirnya berhasil tiba di kedutaan AS untuk wawancara pada April lalu, dengan tujuan untuk menetap di AS.


Menurut Khan, sejak saat itu yang ada hanya “keheningan”.


Dalam dua bulan terakhir, kebijakan Gedung Putih telah bergerak ke arah yang kurang dapat diprediksi.


Apalagi, dengan kebijakan lebih anti-migran di bawah Presiden Trump, sehingga menimbulkan keraguan terhadap prospek warga Afghistan seperti Khan.


Namun, Taliban membantah bahwa bekas pilot tersebut berada dalam risiko jika mereka kembali.


“Kami tak ada masalah dengan mereka,” ujar Juru Bicara Taliban Zabiullah Mujahid.


“Para pilot yang ingin kembali ke Afghanistan sangat dibutuhkan karena mereka menjadi aset negara dan personel militer yang penting. Beberapa dari kolega mereka sudah bekerja melayani negara, dan mereka diperlakukan dengan bermartabat,” ujarnya.

×