Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Saturnus Resmi Jadi Planet dengan Bulan Terbanyak, Menggeser Jupiter

Maret 14, 2025 Last Updated 2025-03-14T01:39:08Z


Planet bercincin Saturnus kini resmi menggeser Jupiter sebagai planet dengan jumlah bulan terbanyak di Tata Surya kita. Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union) telah mengakui 128 bulan baru yang mengorbit Saturnus, sehingga total bulan yang dimiliki planet ini kini mencapai 274 bulan.


Penemuan bulan-bulan baru ini dilakukan oleh sekelompok astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis. Mereka menggunakan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii untuk mengamati wilayah sekitar Saturnus secara berulang antara tahun 2019 dan 2021. Dengan teknologi ini, mereka bisa melihat langit dengan lebih detail.


“Kami menemukan 62 bulan pada awalnya, serta sejumlah objek lain yang belum bisa dikonfirmasi saat itu,” ujar Edward Ashton, peneliti utama dan rekan postdoktoral di Institute for Astronomy and Astrophysics, Academia Sinica, Taiwan.


Tidak berhenti di situ, tim ini kembali mengamati wilayah yang sama selama tiga bulan berturut-turut pada tahun 2023. Hasilnya, mereka berhasil menemukan 128 bulan baru. Ashton menambahkan, “Berdasarkan proyeksi kami, saya rasa Jupiter tidak akan pernah bisa menyusul.”


Perbandingan dengan Planet Lain


Sebagai perbandingan, hingga Februari 2024, Jupiter memiliki 95 bulan. Sementara itu, Merkurius dan Venus tidak memiliki bulan sama sekali, Bumi memiliki satu bulan, dan Mars memiliki dua bulan. Planet es Uranus dan Neptunus masing-masing memiliki 28 dan 16 bulan yang telah diketahui. Sedangkan Pluto, yang tidak lagi dikategorikan sebagai planet, memiliki lima bulan.


Semua bulan baru yang ditemukan di Saturnus dikategorikan sebagai "bulan tak beraturan" (irregular moons). Ini adalah objek yang mengorbit planet induknya dalam jalur elips, miring, atau bahkan berlawanan arah dengan rotasi planet. Bulan-bulan ini diduga merupakan objek yang tertangkap oleh gravitasi Saturnus pada awal pembentukan Tata Surya.


“Bulan-bulan ini berukuran beberapa kilometer dan kemungkinan besar merupakan pecahan dari bulan yang lebih besar yang hancur akibat tabrakan hebat, baik dengan bulan Saturnus lainnya maupun dengan komet yang lewat,” jelas Brett Gladman, astronom dari University of British Columbia.


Salah satu misteri dalam sistem bulan tak beraturan Saturnus menjadi alasan utama misi pencarian bulan ini.


Saturnus memiliki jumlah bulan kecil yang jauh lebih banyak dibandingkan bulan yang lebih besar. Ini menunjukkan bahwa pernah terjadi tabrakan besar dalam sistem Saturnus sekitar 100 juta tahun yang lalu—waktu yang relatif baru dalam skala astronomi. Jika tabrakan ini terjadi lebih lama dari itu, bulan-bulan kecil ini seharusnya sudah bertabrakan satu sama lain dan hancur.


Jejak Tabrakan di Subkelompok Mundilfari


Mayoritas bulan baru yang ditemukan berada di dekat subkelompok Mundilfari, sekelompok bulan kecil di Saturnus. Berdasarkan jumlah, ukuran, dan pola orbit bulan-bulan ini, para astronom menduga bahwa tabrakan kosmik yang menyebabkan pecahan bulan-bulan ini terjadi di wilayah ini.


Namun, untuk saat ini, tim astronom ini tampaknya tidak akan melanjutkan pencarian lebih lanjut.


“Dengan teknologi saat ini, saya rasa kita tidak bisa melakukan lebih banyak lagi dalam pencarian bulan di sekitar Saturnus, Uranus, dan Neptunus,” kata Ashton.


Penemuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang Saturnus, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang sejarah tabrakan dan dinamika objek-objek kecil di Tata Surya kita.

×