Mata Dian (38 tahun) berkaca-kaca melawan kantuk di Terminal Ubung, Kota Denpasar, Bali, Selasa (25/3), pukul 08.30 WITA. Dia kewalahan mempersiapkan diri dan barang bawaan agar tak ketinggalan mudik gratis dari Polda Bali.
Baginya mudik gratis ini mengurangi beban finansial di tengah situasi ekonomi sulit. Apabila tak mendapatkan program mudik gratis, Dian terpaksa mengeluarkan uang lebih dari Rp 900 ribuan.
Besaran nilai uang ini membeli tiket bus rute Bali-Lumajang, Jawa Timur, untuk Dian dan dua orang anaknya yang masih berusia lima dan delapan tahun.
"Alhamdulillah membantu sekali apalagi keadaan ekonomi saat ini sulit, sangat terbantu, saya biasanya Rp 900 bertiga, dengan adanya mudik gratis ini menghemat," katanya kepada wartawan.
Dian sudah merantau selama 12 tahun di Bali sebagai guru di sekolah swasta. Dian biasanya berburu mudik gratis melalui program yang disediakan supermarket.
Dian kali ini tak bisa mengikuti program itu karena tak mampu memenuhi persyaratan, yaitu minimal belanja Rp 350 ribu untuk satu tiket mudik gratis. Sementara itu, Dian butuh tiga tiket untuk mudik.
"Biasanya saya ikut program di supermarket kali ini nilai minimal belanjanya terlalu tidak terjangkau, kalau tahun lalu minimal belanja Rp 150 dapat 1 tiket, sekarang naik jadi Rp 350. Jadi berat," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Safrudin (35). Penjual buah keliling selama 11 tahun di Kota Denpasar ini terpaksa mengeluarkan uang sekitar Rp 2 juta untuk mudik ke Kota Surabaya, bila tak mengikuti program mudik gratis.
Besaran ini untuk biaya tiket dirinya, istri dan dua anaknya berusia tiga dan tujuh tahun. Ini adalah pertama kalinya bagi Safrudin ikut program mudik gratis dan berharap bisa ikut setiap kali lebaran tiba.
"Teman-teman yang sudah mudik nyuruh coba mudik gratis biar lebih irit. Saya coba dan ini sangat berguna buat masyarakat seperti saya," katanya.
Baik Dian dan Safrudin menerima informasi mudik gratis dari teman-teman perantau di Bali. Dian mendaftar melalui WhatsApp, sedangkan Safrudin langsung datang ke kantor polisi.
Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengaku animo masyarakat mengikuti mudik gratis tahun 2025 naik sekitar 90 persen dibandingkan tahun 2024 lalu.
Tahun 2024 ada 15 bus disediakan untuk mudik gratis. Tahun 2025 ada 29 bus dengan jumlah 1.300 penumpang dengan tujuan Jember, Banyuwangi, dan Kota Surabaya.
Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana. Bus-bus ini juga dikawal polisi sampai tujuan memastikan keamanan dan keselamatan penumpang.
"Animo masyarakat cukup banyak sehingga bus ditambah," katanya.
Di tempat yang sama, Kadishub Bali IGW Samsi Gunarta mengaku arus pergerakan mudik di Pelabuhan Gilimanuk mulai padat. Beberapa kendaraan tertahan di terminal kargo sebelum masuk ke area pelabuhan.
Sementara itu, Dishub Bali mencatat ada 113.891 penumpang dan 39.286 kendaraan keluar Bali sejak 21 sampai 23 Maret 2025 melalui Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur.
"Memang udah mulai agak macet di pelabuhan belum terlalu panjang tapi memang saya dengar ada beberapa agak ketahan," katanya.