Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

China Janji Reunifikasi Damai dengan Taiwan

Maret 13, 2025 Last Updated 2025-03-13T07:35:47Z


Pemerintah China kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai reunifikasi dengan Taiwan secara damai.


Namun, Beijing juga menekankan bahwa mereka tidak akan ragu mengambil langkah tegas demi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.


Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers pada Senin (10/3/2025) menegaskan bahwa China siap mengerahkan segala daya dan upaya guna mewujudkan penyatuan kembali secara damai dengan Taiwan.


“Kami siap mengerahkan upaya semaksimal mungkin demi mencapai prospek reunifikasi damai dengan ketulusan yang sebesar-besarnya,” kata Mao.


Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa Beijing akan mengambil langkah yang diperlukan jika ada upaya yang dianggap mengancam integritas teritorial China.


“Pada saat yang sama, China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial serta dengan tegas menentang kemerdekaan Taiwan dan campur tangan eksternal,” ujarnya.


China selama ini mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya meskipun pulau tersebut memiliki pemerintahan sendiri yang demokratis. Klaim ini ditolak oleh pemerintah Taiwan, yang menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka.


Ketegangan antara Beijing dan Taipei semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan meningkatnya tekanan militer China.


Beijing telah beberapa kali menggelar latihan militer di sekitar Taiwan, meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk merebut pulau itu.


Pernyataan terbaru dari Kementerian Luar Negeri China ini menegaskan kembali sikap yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Wang Yi pekan lalu.


Saat menghadiri pertemuan tahunan parlemen China, Wang menegaskan bahwa Taiwan tidak akan pernah menjadi sebuah negara dan bahwa mendukung kemerdekaan Taiwan berarti mencampuri urusan dalam negeri China.


Peringatan untuk AS


Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktor utama dalam dinamika konflik ini, mengingat Washington merupakan pemasok utama senjata bagi Taiwan, meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan pulau itu.


Berbeda dengan Jepang dan Korea Selatan, AS juga tidak memiliki perjanjian pertahanan dengan Taiwan.


Mao Ning dalam konferensi persnya mendesak AS untuk menghentikan penjualan senjata ke Taiwan dan mengakhiri semua bentuk kontak militer dengan pulau tersebut.


“Isu Taiwan merupakan kepentingan paling mendasar bagi China dan menjadi garis merah pertama yang tak dapat dilanggar dalam hubungan China-AS,” tegasnya.


Sikap China yang semakin tegas terhadap Taiwan serta keterlibatan AS dalam mendukung pertahanan pulau itu diperkirakan akan terus menjadi salah satu isu utama dalam dinamika geopolitik kawasan Asia-Pasifik ke depan.

×