Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Liga Voli Korea - Pelatih Juara Bertahan Murka, Megawati Bisa Jadi Contoh Terpuji karena Pemain Asing Tidak Sekadar untuk Cetak Poin

Februari 05, 2025 Last Updated 2025-02-05T04:44:28Z


Pelatih Suwon Hyundai E&C Hillstate, Kang Sung-hyung meninggalkan beberapa kata amarah untuk senjata utama asing, Laetitia Moma Bassoko setelah pertandingan putaran ke-5 Liga Voli Korea.


Melawan Hwaseong IBK Altos di Hwaseong Gymnasium, Selasa (4/2/2025), Hillstate menang dengan skor, 3-1 (25-16, 25-27, 25-16, 25-16) dan mengamankan 3 poin berharga.


Hillstate yang berada di posisi kedua klasemen, mencatat 17 kemenangan, 8 kekalahan, dan 53 poin, menjaga api persaingan untuk memimpin tetap menyala di tahap akhir.


Juara bertahan tersebut tertinggal 5 poin dari Incheon Heungkuk Life Pink Spiders (58 poin) yang berada di posisi pertama.


Bassoko mencetak poin terbanyak di tim dengan 21 poin. Namun, tingkat keberhasilan serangannya rendah yakni 36,36 persen.


Jika dua outside hitter, Jung Ji-yun dan Wipawee Srtithong tidak mencetak 33 poin, Hillstate akan kesulitan mengamankan kemenangan.


Hal yang membuat pelatih Kang marah keada Bassoko adalah rasa tanggung jawab.


Bassoko seharusnya menunjukkan sikap untuk memimpin para pemain sebagai senjata utama di lapangan, tetapi ia tidak menunjukkan rasa tanggung jawab apa pun.


Sebaliknya, ia tampak tidak puas dengan suasana yang tampaknya ditunjukkan pemain lokal saat membimbingnya.


Secara khusus, sangat menyakitkan untuk kalah 25-27 setelah pertarungan deuce yang ketat setelah memimpin 22-20 di set kedua.


Ada rasa penyesalan bahwa jika Bassoko sedikit lebih bertanggung jawab dan tegas, mereka tidak akan melaju ke set keempat.


"Hari ini tim lawan juga tidak tampil bagus, tetapi dalam situasi seperti itu, permainan ditentukan dengan maju mundurnya poin karena mereka terdesak ke belakang," kata pelatih Kang dilansir BolaSport.com dari Sports Chosun.


"Ketika keadaan berjalan baik sebelumnya, ada banyak situasi di mana mereka menang dan merebut set, tetapi akhir-akhir ini, ada banyak situasi di mana mereka berbalik dan menyerah."


"Bassoko juga menunjukkan kurangnya tanggung jawab dalam pertandingan kotra GS Caltex dan pertandingan hari ini."


"Pemain asing tidak selalu bisa tampil bagus, tetapi mereka terus menunjukkan kurangnya tanggung jawab dalam penampilan mereka di lapangan."


"Kami memenangkan pertandingan dengan skor 3-1, tetapi penampilannya terlalu buruk," katanya dengan tegas.


Bassoko elah berjuang dengan lututnya sepanjang musim dan belum dapat bermain dalam kondisi prima.


Pelatih Kang tidak menyadari kondisi lutut Bassoko, tetapi ia tetap memintanya untuk melakukan yang terbaik di lapangan.


"Saya pikir dia perlu dimotivasi. Mungkin terdengar seperti omelan jika saya mengatakannya setiap saat, tetapi dia perlu menyadarinya," ucap pelatih Kang.


"Moma perlu memimpin para pemain, tetapi para pemain tidak dapat terus memimpin Moma."


"Saya sangat berharap dia akan bekerja keras dan memimpin. Dia mengaku, sangat tertekan sampai bisa mati."


Di sisi lain, media Korea mengulas Megawati Hangestri Pertiwi yang memiliki kontribusi besar kepada Daejeon JungKwanJang Red Sparks musim ini.


Media Negeri Ginseng juga menyinggung gaji Megawati yang menerima setengah gaji pemain asing.


Pemain asing menerima gaji 250 ribu dolar Amerika Serikat (AS) (sekitar Rp 4,05 miliar) untuk pemain baru dan 300 ribu dolar AS (sekitar Rp 4,87 miliar) untuk pemain di tahun kedua atau lebih yang memperbarui kontrak mereka atau dipindahkan ke tim lain.


Pemain kuota Asia awalnya seharusnya menerima 100 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,62 miliar) termasuk pajak untuk tahun pertama dan kedua.


Tetapi, dewan direksi Federasi Bola Voli Korea (KOVO) memutuskan pada Januari 2024 untuk menerima 120 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,94 miliar) untuk tahun pertama dan 150 ribu dolar AS (sekitar Rp 2,43 miliar) untuk tahun kedua atau lebih.


Pemain asing menerima sekitar dua kali lipat lebih banyak dari pemain kuota Asia.


Ini berarti bahwa ekspektasi terhadap keterampilan pemain asing lebih tinggi daripada pemain kuota Asia.


Terkait hal ini, ada pemain yang secara tidak adil dicap sebagai pemain kuota Asia.


Ini karena ia mendominasi Liga Voli Korea dengan keterampilan yang jauh lebih unggul daripada kebanyakan pemain asing dan mendominasi liga.


Perilaku Megawati yang rendah hati, ramah, dan murah senyum juga menjadi daya tarik pecinta bola voli Korea.


"Sangat jarang saya bisa temukan pemain asing seperti Megawati," kata pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin.

×