Pesawat China Airlines Penerbangan 611 pecah di angkasa dan puing-puingnya berjatuhan di perairan.
Pada 25 Mei 2002 itu, pesawat Boeing 747-209B tersebut pecah di atas Selat Taiwan, perairan yang memisahkan Pulau Taiwan dengan daratan China.
Pesawat itu terbang dari Bandara Internasional Chiang Kai-shek, Taipei, Taiwan menuju Bandara Internasional Chep Lap Kok, Hong Kong.
Dikutip dari SimpleFlying, China Airlines 611 membawa 225 orang yang terdiri dari 206 penumpang dan 19 awak pesawat, yang semuanya dinyatakan tewas dalam tragedi tersebut.
Mayoritas penumpang dan awak di dalam pesawat tersebut adalah warga Taiwan, yakni sebanyak 209 orang. Sedangkan sisa lainnya merupakan warga China dan Hong Kong.
Lantas, bagaimana kronologi dan penyebabnya?
Kronologi China Airlines 611 pecah
Kronologi bermula ketika pesawat China Airlines 611 berhasil lepas landas dengan baik dari Bandara Internasional Chiang Kai-shek.
Kemudian pada pukul 15.16 waktu setempat, pesawat Boeing itu diizinkan naik ke ketinggian sekitar 35.000 kaki (11.000 meter).
Namun tiga menit kemudian, pesawat pecah di udara dan menara pengawas penerbangan kehilangan kontak dari China Airlines 611 tersebut.
Padahal, saat itu kondisi cuaca dilaporkan baik-baik saja dan relatif hangat. Penerbangan itu juga relatif rutin, karena rute ini dioperasikan beberapa kali sehari.
Karena kecelakaan ini terjadi di wilayah udara yang sibuk, pesawat lain di dekatnya bisa melihat puing-puing China Airlines 611 tersebar di perairan Selat Taiwan.
Pesawat lain yang melihat hal tersebut pun segera melaporkannya ke pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.
Pada pukul 18.10 waktu setempat, petugas pertolongan pertama tiba di lokasi dan telah menemukan sisa-sisa korban.
Pemerintah China dan Taiwan bekerja sama dalam pencarian tersebut, sehingga dapat mempercepat proses identifikasi korban.
China Airlines juga meminta keluarga korban untuk mengirimkan sampel darah ke laboratorium untuk membantu proses identifikasi korban.
Hampir semua jenazah berhasil ditemukan. Tim pemulihan penerbangan melaporkan bahwa sebagian besar korban mengalami luka parah di bagian kepala dan luka-luka.
Namun saat itu tidak ada laporan mengenai adanya pelanggaran (kriminalitas) atau kebakaran.
Penyebab tragedi China Airlines 611
Dilansir dari AviationFile, penyebab kecelakaan adalah “kelelahan” logam pada badan pesawat.
“Kelelahan” tersebut disebabkan oleh benturan ekor yang dialami pesawat 20 tahun sebelumnya saat mendarat di Taipei.
Hantaman ekor pesawat merusak badan pesawat dan menyebabkan retakan mikroskopis.
Seiring berjalannya waktu, retakan ini semakin membesar hingga akhirnya menyebabkan badan pesawat pecah di udara.
Hasil penyelidikan juga menemukan bahwa China Airlines tidak merawat pesawatnya dengan baik.
Pihak maskapai tidak mengikuti prosedur yang tepat untuk memeriksa kerusakan akibat kelelahan pada pesawat.