Pernyataan mengejutkan diungkap Manajer tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi, yang mengungkap kegagalan pengembangan Desmosedici GP25.
Meski belum secara resmi diputuskan, Davide Tardozzi menegaskan bahwa Ducati akan memilih mesin Desmosedici GP24 untuk dipakai di MotoGP 2025 dan 2026.
Motor baru Desmosedici GP25 tidak menunjukkan kelebihan dan potensi signifikan dibanding kakaknya, GP24.
Sehingga akan lebih aman bagi Ducati untuk memaksimalkan GP24 dengan sejumlah upgrade ke depannya.
Keputusan ini tampaknya disepakati oleh pembalap andalan tim pabrikan Ducati, Pecco Bagnaia, yang merasakan ada beberapa kejanggalan dari mesin baru buatan Italia itu.
"Motor yang akan keluar dipakai setelah tes ini akan sama untuk dua musim ke depan, jadi krusial untuk membuat keputusan bijak mempertimbangkan bahwa kami memulainya dari basis motor fantastis yakni GP24," kata Bagnaia.
"Motor baru bekerja dengan baik, aku suka akselerasinya, power delivery, rasanya sangat positif. Kami juga semakin dekat soal pengereman, tapi masih ada yang hilang dibandingkan GP24," jelasnya, dilansir GridOto.com dari GPOne.
Ada beberapa perbedaan dan kejanggalan yang membuat Bagnaia masih tidak yakin dengan motor baru Ducati.
Mesin baru memang sangat halus dan enak dikendarai, namun tidak bisa menikung dan mengerem layaknya motor lama musim lalu.
"Mesin dan seting elektroniknya berbeda, engine brake-nya beda, masih harus dipahami," ungkapnya.
"Mesinnya lahir dengan lebih baik dari yang kucoba lainnya di Ducati, terutama power delivery, aku tak pernah merasakan yang sehalus ini. Tapi kami masih mengerjakan pengereman dan masuk ke tikungan," jelasnya.
Namun berbeda dengan Tardozzi, Bagnaia menilai Ducati tidak perlu terburu-buru memutuskan soal versi mana yang akan dipakai.
"Kami harus tenang, tak boleh terburu-buru. Kami harus menimbang pilihannya dengan baik. Saat ini meski mesin masih dikhawatirkan, aku masih bilang pilihannya 50-50," lanjutnya.
"Mesin baru bisa ditangani bagus dengan gas saat akselerasi, tapi GP24 memungkinkan kami melakukan hal luar biasa saat pengereman. Saat ini yang kami kejar adalah saat keluar tikungan, bukan apa yang kami kalah di pengereman," imbuh Bagnaia.
Perlu diketahui, ini bukan pertama kali mesin baru yang dipakai Ducati gagal dikembangkan dan ditolak pembalapnya.
Pada MotoGP 2022 lalu Bagnaia juga menolak mesin versi 2022, karena tidak lebih bagus dibandingkan versi 2021.
Sehingga pada akhirnya Ducati memberikan mesin 2021 kepada Bagnaia dan Jack Miller di MotoGP 2022.
Namun mereka menyebutnya sebagai motor 'hybrid', karena memadukan mesin 2021 dengan sejumlah upgrade versi 2022.