Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dari Mana Asal Ceres, Planet Katai yang Menghuni Sabuk Asteroid?

Februari 24, 2025 Last Updated 2025-02-24T08:14:36Z


Ceres adalah objek astronomi yang menarik dan unik yang terletak di Sabuk Asteroid, wilayah di tata surya kita yang berada antara orbit Mars dan Jupiter. 


Ceres diklasifikasikan sebagai planet katai (dwarf planet), sesuai definisi dari International Astronomical Union (IAU) pada tahun 2006. Sebelumnya, Ceres dianggap sebagai asteroid terbesar di Sabuk Asteroid.


Dengan diameter sekitar 940 kilometer, Ceres adalah objek terbesar di Sabuk Asteroid dan menyumbang sekitar 1/3 dari total massa Sabuk Asteroid. Orbit Ceres terletak sekitar 2,8 Satuan Astronomi (SA) dari Matahari (1 SA = jarak Bumi-Matahari).


Ceres terdiri dari batuan dan es. Diperkirakan memiliki inti berbatu dan mantel yang mengandung es air. Permukaannya ditutupi oleh material gelap dan menunjukkan tanda-tanda aktivitas geologis, seperti kawah, gunung, dan daerah terang yang diduga mengandung garam atau mineral terhidrasi.


Namun pertanyaan paling mendasar yang kerap diperdebatkan para ilmuwan adalah dari mana asal-usul Ceres?


Penemuan endapan kuning terang di Kawah Consus baru-baru ini memberikan bukti baru mengenai sejarah kryovulkanisme di Ceres. Temuan ini kembali memunculkan perdebatan tentang apakah planet katai ini terbentuk di sabuk asteroid atau bermigrasi ke sana dari luar Tata Surya.


Asal Usul Ceres yang Misterius


Planet katai Ceres kemungkinan besar terbentuk di sabuk asteroid, bukan bermigrasi dari bagian luar Tata Surya. Hipotesis ini didukung oleh adanya endapan kaya amonium di Kawah Consus, sebagaimana yang dipublikasikan dalam Journal of Geophysical Research: Planets oleh tim peneliti dari Max Planck Institute for Solar System Research (MPS) di Göttingen.


Tim ini menganalisis data dari wahana antariksa Dawn milik NASA, yang sebelumnya menemukan adanya endapan amonium di permukaan Ceres. Beberapa ilmuwan menduga bahwa amonium beku yang stabil di Tata Surya luar berperan dalam pembentukan Ceres, sehingga menunjukkan bahwa planet katai ini berasal dari wilayah yang jauh dari sabuk asteroid. 


Namun, penelitian terbaru mengajukan teori lain: material kaya amonium yang ditemukan di Kawah Consus kemungkinan muncul akibat aktivitas kryovulkanisme yang unik di Ceres.


Ceres dan Aktivitas Kryovulkanisme


Seperti disebut di atas, Ceres adalah objek terbesar di sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter. Berbeda dengan asteroid lainnya, Ceres memiliki geologi yang kompleks dan dinamis.


Wahana Dawn, yang menjelajahi Ceres dari 2015 hingga 2018, menemukan bukti kuat adanya kryovulkanisme yang berlangsung hingga kini. Beberapa kawah di Ceres mengandung endapan garam putih yang diyakini sebagai sisa cairan asin yang naik dari lapisan bawah permukaan selama miliaran tahun.


Analisis terbaru terhadap Kawah Consus menemukan endapan serupa, tetapi dengan warna kekuningan, yang memberikan wawasan baru tentang evolusi geologi Ceres.


Kawah Consus terletak di belahan selatan Ceres dan memiliki diameter sekitar 64 kilometer. Meskipun tidak termasuk kawah terbesar, kawah ini memiliki struktur unik dengan dinding setinggi 4,5 kilometer yang sebagian telah tererosi. Di bagian timur kawah utama terdapat kawah kecil berukuran sekitar 15 x 11 kilometer, di mana ditemukan material kuning terang yang kaya akan amonium.


Analisis terbaru menunjukkan bahwa material terang di Kawah Consus kaya akan amonium, senyawa yang sebelumnya diyakini hanya bisa terbentuk di lingkungan dingin di tepi luar Tata Surya. Ilmuwan sebelumnya menyimpulkan bahwa Ceres harusnya berasal dari wilayah tersebut dan kemudian berpindah ke sabuk asteroid. 


Namun, penelitian baru ini menunjukkan bahwa amonium yang ditemukan di Ceres kemungkinan berasal dari aktivitas internalnya sendiri, bukan dari luar Tata Surya.


Amonium dari Kedalaman Ceres


Para peneliti berpendapat bahwa amonium sudah ada dalam material pembentuk awal Ceres. Karena tidak dapat bergabung dengan mineral di mantel Ceres, amonium ini akhirnya terakumulasi dalam lapisan cairan asin yang tersebar di antara mantel dan kerak. Aktivitas kryovulkanisme menyebabkan cairan asin yang kaya amonium ini naik ke permukaan selama miliaran tahun.


"Mineral di kerak Ceres kemungkinan menyerap amonium selama miliaran tahun, seperti spons," jelas Dr. Andreas Nathues, ilmuwan dari MPS dan penulis utama studi ini.


Studi juga menemukan bahwa konsentrasi amonium lebih tinggi di lapisan dalam kerak dibandingkan di permukaan. Kawah-kawah dalam seperti Consus menjadi jendela alami untuk melihat lebih dalam sejarah geologi Ceres. Dampak dari tumbukan yang membentuk kawah kecil di bagian timur Consus 280 juta tahun yang lalu diyakini telah mengungkap lapisan kaya amonium dari kedalaman.


Jendela Menuju Masa Lalu Ceres


"Dengan usia sekitar 450 juta tahun, Kawah Consus memang tidak terlalu tua dalam skala geologi, tetapi merupakan salah satu struktur tertua yang masih bertahan di Ceres," ujar Dr. Ranjan Sarkar, salah satu peneliti dari MPS.


Karena kawah ini menampilkan lapisan dalam Ceres, analisisnya memungkinkan para ilmuwan untuk memahami proses yang telah berlangsung selama miliaran tahun. Dengan kata lain, Kawah Consus adalah jendela menuju masa lalu planet katai ini, memberikan wawasan baru tentang asal usul dan evolusi geologinya.


Studi terbaru ini mengubah pemahaman kita tentang asal usul Ceres. Jika sebelumnya diasumsikan bahwa Ceres berasal dari bagian luar Tata Surya, bukti dari Kawah Consus menunjukkan bahwa planet katai ini mungkin terbentuk di sabuk asteroid. Dengan demikian, Ceres bukan sekadar penghuni sementara di wilayah ini, tetapi benar-benar asli dari sabuk asteroid.


Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hipotesis ini, tetapi satu hal yang pasti: Ceres masih menyimpan banyak rahasia yang menunggu untuk diungkap.

×