Isu Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Rakabuming Raka gabung Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) jelang HUT ke-65 ormas sayap Golkar itu menguat.
Namun, Gibran ternyata tidak menghadiri puncak perayaan HUT ke-65 MKGR yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (18/1/2025).
Pengamat politik Adi Prayitno mengunkapkan untung rugi Gibran serta ayahnya sekaligus Presiden ke-7 RI Joko Widodo menjadi kader Golkar.
Adi mengungkapkan Jokowi dan keluarga besarnya termasuk Gibran Rakabuming Raka sejak lama dikaitkan dengan Golkar.
Isu menguat setelah Bahlil Lahadalia terpilih sebagai Ketua Umum Golkar.
"Bahlil Lahadalia adalah orang yang sangat dikenal sebagai Jokowi's Man bahkan ketika Bahlil menjadi Ketum Golkar itu dinilai juga tidak terlepas dari kontribusi Jokowi yang saat itu posisinya cukup powerful yang masih menjabat sebagai presiden," kata Adi Prayitno dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Adi Prayitno Official, Minggu (19/1/2025).
Adi lalu menjelaskan keuntungan yang bisa didapatkan Gibran bila tercatat sebagai kader Golkar.
Terlebih, partai berlambang beringin itu merupakan parpol besar.
Golkar, kata Adi, bisa menjadi backup Gibran karena putra Jokowi itu terus mendapatkan serangan, cemoohan dan bullyan semenjak mantan Wali Kota Solo itu mencalonkan diri sebagai wapres.
Adi mencontohkan serangan bertubi-tubi dikaitkan dengan sosok Gibran yang dinilai belum cukup umur menjadi wakil presiden.
"Dinilai under capacity kemudian di-downgrade dan seterusnya dan seterusnya serangan-serangan itu terus masif dan semakin agresif tidak berhenti," kata Adi.
"Bahkan ketika Gibran sekalipun jadi wakil presiden saat ini dalam konteks itulah kemudian kalau Gibran misalnya itu bergabung dengan Golkar," sambungnya.
Adi menegaskan Golkar akan pasang badang bila Gibran menjadi kader parpol tersebut.
Dukungan politik itu, menurut Adi, diperlukan Gibran agar pengkritik mendapatkan lawan yang seimbang. Apalagi, Golkar merupakan parpol yang memiliki segudang politikus senior dengan jam terbang tinggi.
"Untuk menghalau serangan-serangan politik yang selalu menyerang Gibran dan Jokowi," katanya.
Selain itu, Gibran bisa memanfaatkan Golkar untuk kepentingan politik jangka panjang. Adi yakin Gibran tidak hanya ingin menjadi wakil presiden.
Adi menilai satu-satunya jalan agar Gibran memiliki karir politik panjang dengan masuk menjadi kader parpol. Gibran bisa menjadikan Golkar sebagai kendaraan politik pada Pilpres 2029.
"Saya kira memang jadi Gibran kalau ingin merawat mimpinya jadi presiden atau menjadi wakil presiden entah bersanding kembali dengan Prabowo Subianto atau head to head dengan Prabowo Subianto," katanya.
Adi mengatakan Golkar juga membutuhkan figur-figur yang punya potensi untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Apalagi, lanjut Adi, Golkar sudah lama tidak sanggup memunculkan kader-kader mereka untuk bertanding di Pilpres baik sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden.
"Terakhir Golkar bisa mengusung kader mereka itu adalah ketika Pak JK bertanding sebagai calon presiden dan itu kalah jadi sejak 2014, 2019, 2024, Golkar absen dalam kontestasi pilpres," imbuhnya.
Namun di sisi lain, Golkar memiliki mesin politik yang cukup solid. Bahkan, partai berlambang beringin itu meraih posisi runner up di bawah PDIP pada Pileg 2024.
Padahal, Golkar tidak punya calon presiden dan wakil presiden.
"Sebenarnya tanpa siapapun figur kunci yang bertanding di Pilpres secara politik Golkar itu sudah kuat dan cukup solid," kata Adi.
Adi menuturkan Golkar berisi politisi senior dan berpengalaman.
Ia mengingatkan bahwa Golkar bukanlah berisi politisi kemarin sore yang akan dengan mudah memberikan karpet kuning kepada Gibran untuk maju dalam Pilpres 2029.
"Golkar di situ banyak saham-saham politik yang dimiliki oleh faksi-faksi yang saya kira per hari ini juga belum tentu akan mensupport sepenuhnya keinginan politik dari Gibran ataupun dengan Jokowi," imbuhnya.
Selain itu, status Gibran sebagai putra Jokowi. Adi mengatakan penolakan publik serta isu negatif terus menimpa Gibran.
"Belum tentu juga Golkar itu akan memberi karpet kuning kepada Gibran, baik sebagai backbone politik ataupun sebagai jalan bagi Gibran untuk menaiki tangga-tangga politik di masa-masa yang akan datang karena bagi Golkar," katanya.
Adi menduga Golkar tidak ingin terkena imbas sentimen negatif publik terhadap Jokowi terkait Pilpres 2024.
"Justru Golkar lah yang kemudian akan menjadi samsak dari kemarahan-kemarahan publik terutama samsak pihak-pihak orang-orang yang yang selama ini merasa kecewa dengan Jokowi dan merasa kecewa dengan Gibran," ungkapnya.
Adi mengingatkan banyaknya politisi senior dan berpengalaman di tubuh Golkar membuat partai tersebut akan mengkalkulasi efek negatif bila Jokowi dan Gibran bergabung.
"Karena apapun judulnya setelah Jokowi tak lagi jadi presiden serangan-serangan isu-isu negatif itu kembali cukup masif dan itu pastinya dikhawatirkan akan merembet kepada Golkar yang hanya menjadi keranjang menjadi samsak tempat kemarahan kelompok-kelompok yang selama ini cukup membuat mereka itu bermarah-marah ria kepada Pak Jokowi," katanya.
"Begitu pun dengan Gibran karena banyak pihak juga yang masih marah banyak juga pihak-pihak yang mungkin masih kritis dengan Gibran yang pastinya akan menjadikan Golkar sebagai bagian dari yang akan dikritik dan akan mendapatkan akses-akses negatif," tuturnya.
Pernyataan MKGR
Wakil Ketua MKGR, Soedeson Tandra, mengatakan belum ada tanda-tanda Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka bergabung dengan organisasinya.
MKGR adalah ormas yang menjadi pelopor berdirinya Partai Golongan Karya (Golkar) dan Jokowi sempat disebut ingin memimpin Partai Golkar.
"Sampai dengan saat ini belum ada tanda-tanda seperti itu (Jokowi-Gibran gabung MKGR)," kata Tandra saat acara HUT ke-65 MKGR di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (18/1/2025).
Namun, anggota Komisi III DPR RI ini menyatakan MKGR sangat terbuka kepada siapapun yang ingin bergabung.
"MKGR bersifat terbuka, kepada siapa pun termasuk Pak Jokowi dan Mas Gibran. Kalau beliau-beliau itu ingin bergabung dengan ormas MKGR, maka kami ormas MKGR dengan tangan terbuka menyambut," ujar Tandra.
Tandra menjelaskan, MKGR sangat senang apabila mantan Wali Kota Solo itu bergabung. Sebab, memiliki pendukung yang tak sedikit.
"Tentunya kami sangat senang, kan beliau juga punya pendukung yang bukan sedikit , ya kan, tentu itu dapat, kami berharap dapat memajukan Partai Golkar ke depan," ungkapnya.
Sedangkan dalam sambutannya, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia enggan mengungkap alasan Gibran tidak hadir dalam puncak perayaan HUT MKGR.
Hanya saja, Gibran sudah menitipkan salam kepada seluruh anggota MKGR.
"Ada salam hormat dari Pak Wapres. Tadinya pak wapres berkenan hadir, tapi ada satu dan lain hal, beliau tidak sempat untuk hadir bersama-sama kita," ujar Bahlil dalam pidato sambutannya.
Kendati demikian, Bahlil menuturkan Gibran tetap mencintai MKGR. Bahlil bahkan menyatakan putra sulung Presiden ke-7 RI itu semakin mencintai MKGR.
Namun, Bahlil tidak merinci apakah hal tersebut merupakan sinyal Gibran akan masuk menjadi anggota MKGR.
"Tapi kecintaan Pak Wapres kepada keluarga besar MKGR tidak mengurangi sedikit pun. Dan Beliau kelihatannya tambah cinta kepada MKGR," pungkasnya.