Pengamat Politik Rocky Gerung mengungkit Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) jelang 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran.
100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka jatuh pada tanggal 28 Januari 2025.
Rocky Gerung mengungkapkan dunia internasional dan dalam negeri akan melakukan evaluasi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Yang lebih berbahaya kalau evaluasi dunia itu paralel dengan hasil evaluasi dari netizen hari-hari ini dan sangat mungkin akan dianggap bahwa ya presiden Prabowo ternyata masih merupakan kelanjutan dari kebijakan atau watak Presiden Jokowi Sebelumnya kan itu akan Jadi mungkin jadi satire.
"Lebih dari itu tidak ada sinyal bahwa akan ada harapan kan persepsi terhadap keburukan kepimpinan presiden sebelumnya Presiden Jokowi itu sudah menyebar bahkan ke seluruh dunia," sambung Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, persepsi bahwa pemerintahan Prabowo Subianto merupakan kelanjutan dari Jokowi sudah terbentuk. Dampaknya, persepsi itu menghasilkan kampanye negatif untuk Indonesia di luar negeri.
Oleh karena itu, Rocky masih menunggu langkah berbeda dari Presiden Prabowo Subianto.
"Sekali lagi kita menunggu sebetulnya semacam langkah yang radikal dari Presiden Prabowo untuk mengatakan bahwa kami ada di dalam arah yang berbeda tuh," kata Rocky.
Rocky mengingatkan bila arah kebijakan pemerintah saat ini sama dengan era Jokowi maka Presiden Prabowo tidak memiliki element of surprise dalam upaya memenuhi harapan masyarakat.
Tak hanya itu, Rocky meminta Presiden Prabowo membuat sistem baru dalam Kabinet Merah Putih.
Sistem baru itu, kata Rocky Gerung, harus meninggalkan sifa-sifat tukar politik.
Dimana, Prabowo harus menyusun Kabinet Merah Putrih berdasarkan meritokrasi berlatar keahlian birokratik dan tenokratik.
"Bukan berdasarkan kesukaan pada seseorang hanya karena yang bersangkutan ikut di dalam memenangkan Pak prabowo," katanya.
"Bukan itu yang dimaksud dengan sistem kabinet yang betul-betul berwatak dan berkapasitas demikian juga kehadiran dari partai-partai pendukung yang sangat mungkin juga mengganggu karena tukar tambah kebijakaan," kata Rocky Gerung.
Rocky menilai sistem tukar tambak kebijakan maka potensial terjadinya korupsi. Ia pun melihat Prabowo Subianto akan melakukan upaya rasional terhadap kabinetnya.
"Saya pakai aja merasionalkan kabinetnya seni dan rasionalisasi juga selalu diterjemahkan sebagai penghematan sekaligus pemurnian kapasitas, sekaligus perampingan tubuh kabinet yang memang terlalu gemuk hari-hari ini," katanya.
Selain itu, Rocky Gerung juga menyoroti blunder yang dilakukan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid.
Dimana, Meutya Hafid mengangkat Rudi Sutanto sebagai staf khusus (stafsus).
Dikutip dari Tribunnews.com, Rudi Sutanto ramai disebut-sebut sebagai sosok Rudi Valinka, pemilik akun Twitter @kurawa yang selama ini dikenal dengan cuitannya yang kerap kontroversial.
Rudi Valinka sendiri bukanlah nama baru di jagat media sosial Indonesia
Gaya penulisannya yang lugas dan terkadang kontroversial, membuatnya memiliki pengikut setia sekaligus kritik yang tak kalah banyak.
Tulisan-tulisan Rudi Valinka di media sosial terkadang tajam dan provokativ sehingga oleh lawan politiknya, ia kerap disebut sebagai "buzzer", istilah yang mengacu pada penyebar informasi berbayar.
Selain dikenal sebagai pendukung garis keras Jokowi, Rudi Valinka juga kerap silang pendapat dengan pendukung Anies Baswedan sewaktu masih menjadi Gubernur Jakarta.
"Itu sebetulnya penanda bahwa kapasitas kabinet untuk mengolah isu-isu publik ini Ibu Meutya Hafid yang yang terbata-bata untuk menjawab celetukan dari netizen karena menganggap bahwa beliau sebagai Menteri tidak mampu untuk membedakan antara fungsi public relation dan fungsi public opinion," katanya.
Ia menilai hal itu menunjukkan kabinet Prabowo semakin bertambah compang-camping. Sehingga, kata Rocky, publik menunggu sinyal Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet secara total.
"Untuk menambal itu kadang kala repot karena compang-campingnya terlalu banyak sehingga harus diobras dan lebih baik mungkin dibikin fashion baru kan dipesan secara lebih sempurna," imbuhnya.
Benarkah Rudi Valinka aka Kurawa adalah orang yang sama dengan Rudi Sutanto yang dilantik Menkomdigi Muetya Hafid?
Saat dikonfirmasi, Meutya Hafid tak mau bicara panjang lebar mengenai sosok Rudi Valinka yang barusan ia lantik menjadi stafsus di kementeriannya.
Dia bahkan mengaku tak mengenal sosok yang kerap distempel sebagai buzzer pemecah belah bangsa itu.
“Saya enggak tahu, ya, Rudi Susanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto, jadi saya tidak mau berspekulasi mengenai apa siapa Rudi Sutanto,” ucap Meutya di Istana Negara, Jakarta.
Meutya menjelaskan, Rudi yang dilantik pagi itu adalah seorang ahli dalam bidang strategi komunikasi, seperti yang tertulis dalam curriculum vitae (CV) yang ia terima.
"Dari CV yang kami terima, beliau memang ahli dalam strategi komunikasi dan dapat memberikan kontribusi di kementerian ini, karena kementerian tidak hanya fokus pada digital tetapi juga komunikasi," imbuhnya.
Ia juga menguraikan alasan di balik pemilihan Rudi Sutanto serta beberapa nama terkenal lainnya, seperti Raline Shah.
Menurutnya, Rudi dipilih karena keahliannya dalam bidang komunikasi.
"Karena keahlian di bidang komunikasi, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Saya tidak terlalu aktif di Twitter, jadi tidak tahu apakah dia seorang selebtweet atau tidak," tambah Meutya.