Pasukan keamanan dan polisi Hamas mulai beroperasi di Gaza, Senin (20/1), di hari kedua kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Dikutip dari AFP, Wakil Menteri Dalam Negeri Hamas, Mahmud Abu Watfah, terlihat memeriksa polisi bersenjata yang beberapa mengenakan seragam dan baju berwarna hitam, sebelum mereka berpatroli di jalan-jalan kota Gaza yang dibom.
“Kami peduli terhadap kenyamanan dan perlindungan mereka yang berkorban dalam perlawanan dan membayar harga yang mahal untuk perang berdarah ini,” kata Abu Watfah.
Ia juga mengatakan, pihaknya ingin “mengontrol situasi di lapangan jika terjadi kekacauan. Ini dicapai sejak jam pertama pengerahan [pasukan] menteri dalam negeri dan pasukan keamanan”.
Pemimpin Israel termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah beberapa kali mengatakan tujuan perang di Gaza adalah untuk membongkar kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Mereka bersikeras tujuan itu akan tercapai meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, di tengah kritis keras dari anggota sayap kanan koalisi pemerintahan Netanyahu yang menuntut dimulainya kembali operasi militer setelah 6 minggu fase pertama gencatan senjata berakhir.
Kesepakatan ini menghentikan pertempuran yang telah berlangsung selama 15 bulan, yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
