Perang Dunia III kerap digaungkan bakal terjadi dengan meningkatnya geopolitik di sejumlah kawasan dunia.
Perang Dunia III diyakini bakal menjadi perang nuklir, mengingat sejumlah negara yang bersitegang memiliki nuklir.
Namun, ada delapan negara yang diyakini bisa menjadi tempat aman jika Perang Dunia III terjadi.
Menurut The Economic Times, Jumat (30/11/2024), perang nuklir akan mengisi Perang Dunia III selain bencana kelaparan.
Bahkan Rusia yang tengah bersitegang dengan Ukraina sudah mengeluarkan ancaman bakal menggunakan senjata nuklirnya.
Sinyal tersebut sudah terlihat sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengubah doktrin nuklir Rusia.
Pada perubahannya, serangan konvensional terhadap Rusia yang didukung oleh negara kekuatan nuklir akan dianggap serangan gabungan, dan bisa memicu respons nuklir Rusia.
Perubahan itu dimaksudkan untuk menahan Amerika Serikat (AS) dan Barat mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauhnya ke dalam Rusia.
Namun, Presiden AS Joe Biden beserta negara-negara Barat sekutunya telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh pemberian mereka ke dalam Rusia.
Hal itu membuat peluang Putin mengaktifkan doktrin nuklir Rusia itu semakin besar, meski belum ada tanda-tanda hal itu segera dilakukan.
Selain itu, Korea Utara yang kini menjadi negara kekuatan nuklir telah menegaskan sikap permusuhannya kepada AS, beserta sekutunya di kawasan, yaitu Korea Selatan dan Jepang.
Perang Nuklir pun dipastikan bakal menjadi bahaya yang akan sangat mengancam kehidupan manusia.
Sebuah studi dari Universitas Nicosia di Siprus mengungkapkan cara terbaik untuk memaksimalkan keselamatan atas ledakan nuklir.
Studi itu menggunakan simulasi ledakan 750 kiloton, yang tiga lagi lebih besar dari bom atom Nagasasi, yang menyimpulkan tempat perlidungan terbaik adalah ruangan kokoh yang jauh dari pintu dan jendla, idealnya terletak di pojok.
Seperti dilaporkan The Economic Times, ada delapan negara yang bisa menjadi tempat perlindungan dari perang nuklir.
Yang pertama adalah Antartika, karena tempatnya yang terpencil dan kurangnya strategi penting, serta lahannya yang luas dan belum dikembangkan dapat menampung ribuan orang yang mencari perlindungan.
Selanjutnya adalah Islandia, yang merupakan negara netral dan pendiriannya yang damai, serta kerap menghindari konflik langsung.
Namun, dampak dari serangan nuklir di Eropa berpotensi mencapai negara pulau itu.
Tempat aman lainnya adalah Selandia Baru, yang juga dikenal sebagai negara netral.
Wilayah demografinya yang pegunungan dan perbukitan membuat Selandia Baru bisa menawarkan perlindungan dari invasi.
Selain itu, Selandia Baru juga diyakini tak akan menjadi target serangan karena kebijakan luar negerinya yang netralitas.
Swiss juga termasuk tempat yang aman, karena netralitasnya yang berlangsung lama dan memiliki banyak tempat dari dampak nuklir.
Posisinya yang terisolasi secara geogradis dan kurangnya keterlibatan dalam konflik membuat negara ini kecil kemungkinan menjadi sasaran serangan nuklir.
Sementara itu, Greenland, yang merupakan pulau besar dimiliki Denmark, secara geogradis terpencil dan memiliki politik netralitas, sehingga bisa menjadi tempat aman saat krisis global.
Negara Amerika Selatan seperti Argentina, Chili dan Uruguay diyakini kecil kemungkinan mengalami kekurangan pangan karena melimpahnya hasil pertanian, khususnya setelah dampak nuklir.