Meski berfungsi sebagai pereda sakit, tetapi ada beberapa obat yang justru membahayakan ginjal jika dikonsumsi.
Obat-obatan tertentu, baik yang diresepkan maupun dijual bebas, dapat menurunkan fungsi ginjal sebagai organ eksresi yang berkerja menyaring limbah dan racun keluar dari tubuh.
Orang-orang yang berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan ginjal akibat konsumsi obat adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, mengalami dehidrasi, memiliki tekanan darah rendah, penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes, atau pernah menjalani operasi transplantasi jantung.
Karenanya, penting untuk mengetahui mana jenis obat yang berpotensi memengaruhi fungsi ginjal.
Obat yang membahayakan ginjal
Dikutip dari American Association of Retired Persons (AARP), obat-obatan umum yang dijual bebas belum tentu semuanya aman.
Berikut jenis obat yang perlu diwaspadai karena berpotensi merusak ginjal jika dikonsumsi dengan cara yang salah:
1. Obat pereda nyeri
Ada dua jenis obat pereda nyeri atau analgesik yang dijual bebas, yaitu obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan asetaminofen atau paracetamol.
NSAID berfungsi meredakan nyeri, radang sendi, asam urat, kram menstruasi, menurunkan demam, dan mengobati flu. Sementara, asetaminofen lebih sering digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang.
Contoh obat pereda nyeri yang berpotensi merusak ginjal di antaranya aspirin, naproxen, dan ibuprofen
Konsumsi lebih dari 10 hari berturut-turut dapat mengurangi aliran darah yang masuk ke ginjal dan menyebabkan cedera ginjal akut jika diminum saat sedang dehidrasi atau ketika tekanan darah rendah.
Penggunaan jangka panjang dengan dosis tinggi bisa memicu kerusakan ginjal kronis karena alirah darah ke ginjal berkurang.
2. Antibiotik
Antibiotik adalah obat yang berfungsi membunuh bakteri penyebab infeksi. Biasanya bisa dikonsumsi dengan cara diminum atau melalui suntikan. Contohnya penisilin, amoksisilin, siprofloksasin, doksisiklin, dan azitromisin.
Penderita penyakit ginjal harus mengetahui kondisi ginjalnya sebelum menentukan dosis antibiotik atau obat antivirus.
Mengonsumsi obat antivirus saat sedang dehidrasi dapat menggumpal dan menjadi kristal yang menghalangi buang air kecil.
Beberapa orang mungkin akan mengalami reaksi alergi pada ginjal, seperti peradangan dan iritasi atau terkadang juga bisa menyebabkan ruam hingga demam.
3. Obat pencahar
Obat pencahar biasanya diminum untuk meredakan sembelit dengan membantu melunakkan tinja dan membersihkan usus. Obat pencahar yang diresepkan dokter sebelum kolonoskopi umumnya berbentu tablet, kapsul, serbuk, atau cairan.
Beberapa obat pencahar umum yang perlu diwaspadai adalah bisacodyl, senna, docusate, dan polietilena glikol.
Jika diminum sesuai petunjuk, obat pencahar cenderung aman bagi mereka yang tidak menderita masalah ginjal.
Namun bagi penderita penyakit ginjal, mengonsumsi obat pencahar tersebut saat dehidrasi dapat menyebabkan ginjal rusak akibat aliran darah berkurang. Terkadang, penggunaan obat pencahar yang berlebihan juga bisa menyebabkan batu ginjal.
4. Obat asam lambung
Obat asam lambung berfungsi untuk meredakan gejala asam lambung yang naik, seperti mual, muntah, perut kembung, dan sensasi terbakar di dada.
Beberapa obat asam lambung yang bisa memicu masalah pada ginjal, di antaranya omeprazole, esomeprazole, famatidine, dan kalsium karbonat.
Obat asam lambung bisa menyebabkan peradangan dan mengiritasi ginjal, terutama jenis omeprazole atau esomeprazole. Hal itu bisa terjadi jika obat ini dikonsumsi dalam jangka panjang lebih dari sebulan.
5. Suplemen herbal
Suplemen herbal diyakini aman dikonsumsi karena berasal dari bahan alami. Namun, beberapa suplemen herbal, baik yang berbentuk tablet, kapsul, bubuk, teh, hingga tanaman keringnya, juga berpotensi menyebabkan masalah ginjal jika dikonsumsi tanpa resep.
Sebuah penelitian tahun 2007 tentang disfungsi ginjal menunjukkan, ada lebih dari 15 suplemen herbal yang dilaporkan memicu gangguan pada ginjal.
Contohnya astragalus, apium graveolens, ekor kuda, akar licorice, akar peterseli, uva ursi, barberry, creatine, huperzinea, jelatang, pennyroyal, yohimbe, cakar kucing, goldenrod, daun teh jawa, akar anggur oregon, ruta graveolens.
Beberapa suplemen dapat bertindak sebagai diuretik yang bisa membahayakan ginjal, terutama pada penderita gagal ginjal akut atau disfungsi ginjal dan bisa menyebabkan ginjal iritasi.
Ginjal yang mengalami gangguan akan sulit memproses atau menyaring suplemen herbal yang mengandung kalium dan fosfor.
Itulah, obat yang membahayakan ginjal bila dikonsumsi dengan cara dan dosis yang tidak tepat. Oleh sebab itu, dibutuhkan konsultasi ke dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat tersebut.