Ducati Lenovo diyakini akan mengalami pergolakan di dalam garasi mereka pada MotoGP 2025 mendatang seiring kehadiran Marc Marquez.
Label sebagai tim impian akan tersemat di tubuh tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2025 dengan susunan pembalap alias line-up yang mumpuni.
Ya, pada musim depan pasukan Borgo Panigale akan bertumpu kepada Francesco Bagnaia dan sang rekrutan anyar yaitu Marc Marquez.
Kedua pembalap tersebut sama-sama memiliki riwayat sebagai peraih gelar juara dunia di kelas utama MotoGP.
Dimulai dari Bagnaia yang sudah bergabung lebih dulu dengan Ducati, di mana dua merajai kelas utama pada musim 2022 dan 2023.
Adapun Marquez, kiprahnya sudah tidak perlu diragukan lagi dengan telah mencecap gelar juara dunia sebanyak enam kali.
Memiliki dua pembalap hebat dengan label sebagai juara dunia tentunya menghadirkan sebuah tantangan bagi Ducati.
Pabrikan asal Italia itu harus bisa mengelola ego dari Bagnaia dan Marquez untuk menjaga stabilitas mereka dalam mengarungi kompetisi.
Hal itulah yang ada dalam benak mantan pembalap MotoGP asal Argentina, Sebastian Porto.
Keputusan Marquez untuk bergabung dengan Ducati tentunya menghadirkan konsekuensi besar karena tim ini sedang berada di masa puncak.
"Setiap kali Anda terikat dengan tim pabrikan, terutama Ducati, motor yang ingin dimiliki semua orang, segalanya menjadi rumit," ucap Porto.
"Ducati telah mendominasi dalam beberapa tahun terakhir, dan itu menciptakan banyak situasi persaingan," imbuhnya, dilansir dari Motosan.
Dalam kesempatan yang sama, Porto juga menegaskan bahwa rekan setim merupakan rival pertama yang harus dikalahkan oleh seorang pembalap.
Tak ayal dalam hal ini Marquez harus bisa mengalahkan Bagnaia, begitu pula sebaliknya di mana Ducati bisa menghadirkan konflik batin.
Rivalitas internal yang sengit diyakini akan terjadi mengingat keduanya sama-sama dibekali motor yang mumpuni.
"Saya sendiri pernah berada di tim yang memiliki rekan setim dengan level yang sama," kata Porto.
"Dan tujuannya adalah selalu mengalahkan rekan setim Anda."
"Penting untuk memiliki rekan setim yang setara atau lebih baik dari Anda untuk terus berkembang."
"Dalam hal ini, Marquez dan Bagnaia akan menjadi rival secara langsung."
"Tapi kita harus melihat bagaimana mereka mengelola situasi ini sebagai tim," imbuhnya.
Ducati harus bisa memanfaatkan situasi ini dengan baik seperti apa yang sudah ditunjukkan Yamaha pada masa lalu.
Tim berlogo garpu tala itu sempat memiliki dua rider hebat dalam diri Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang sama-sama ingin mengalahkan.
Ambisi keduanya membawa dampak tidak langsung bagi Yamaha di mana mereka berhasil mendominasi balapan dalam beberapa tahun.
Rivalitas antara Rossi dan Lorenzo saat itu benar-benar melampaui batas tatkala keduanya sampai membuat sekat untuk memisahkan garasi mereka.
"Di masa lalu kita telah melihat persaingan yang sangat ketat," kata Porto.
"Seperti halnya yang terjadi antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di Yamaha, yang bahkan sampai mendirikan tembok (sekat) di garasi."
"Percikan api itu selalu ada, dan dengan Marquez dan Bagnaia, pasti akan ada situasi yang sama."
"Tidak akan mudah bagi mereka berdua, tetapi akan sangat menarik untuk melihat bagaimana mereka mengatasinya," imbuhnya.