Warga kolong Jembatan Jalan Inspeksi Kanal Barat (Jelambar Baru) ke Rusun Rawa Buaya, Jakarta Barat, pada Sabtu (30/11). Yanti, salah satu warga yang tempat tinggalnya direlokasi ke Rusun Rawa Buaya setelah bertahun-tahun tinggal di kolong jembatan.
Dia bersama kedua orang tua dan satu adiknya mengaku senang bisa tinggal di Rusun Rawa Buaya. Ia merasakan tinggal di rusun tersebut lebih layak ditempati jika dibandingkan dengan tempat ia tinggal sebelumnya.
“Seneng, apalagi gratis kan selama enam bulan ke depan,” ujarnya kepada kumparan, Sabtu (30/11).
Meski demikian, Yanti merasa keberatan jika setelah enam bulan tinggal di Rusun Rawa Buaya dikenakan biaya sewa sebesar Rp 550.000 per bulan. Sebab, ayahnya bekerja sebagai pemulung. Sedangkan Yanti bekerja serabutan.
“Keberatan karena ayah kan kerjanya pemulung. Mungkin nanti akan pindah lagi ke kolong (jembatan),” ujarnya.
Saat ini Yanti tinggal di Rusun Rawa Buaya di lantai 15. Ia mengaku tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah pusat maupun daerah. Padahal informasi tempat tinggalnya akan direlokasi telah diberitahu satu minggu sebelumnya.
“Belum ada, kita sih berharapnya ada,” kata Yanti.
Warga lainnya yaitu Irma yang tinggal di lantai 16 Rusun Rawa Buaya. Irma mengaku senang pindah ke Rusun Rawa Buaya karena tempat tinggalnya sekarang lebih bersih.
Sebelumnya, ia tinggal di kolong jembatan selama 15 tahun. Beberapa waktu lalu, Irma mendapatkan informasi dari warga setempat bahwa tempat tinggal yang sebelumnya akan dipindahkan ke Rusun Rawa Buaya.
“Udah dari jauh-jauh hari sih, tapi masih bulan ini,” kata Irma.
Irma tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Dia mengaku tidak keberatan dikenakan biaya sewa sebesar Rp 550.000 per bulan, setelah enam bulan tinggal di Rusun Rawa Buaya.
Salah satu yang membuat dirinya merasa tidak keberatan, karena suaminya bekerja. Irma optimis dari hasil kerja suaminya bisa membayar biaya sewa. Meski demikian, Irma tidak merincikan kerja suaminya.
“Ya enggak juga sih kalo kita niat bayar, ya kebayar. Lumayan kan 6 bulan (gratis) bisa disisain seminggu atau sebulan Rp 200.000,” kata Irma.
Penyerahan kunci warga dilakukan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Marullah Matali.