Bikin awet transmisi dan tenaga nendang, begini cara jitu pakai mobil matic di tanjakan.
Tidak sedikit publik otomotif yang beranggapan kalau kemampuan menanjak mobil matic tidak lebih baik dari yang manual.
Padahal, jika dilakukan dengan benar, mobil matic enggak kalah mumpuni dibandingkan manual saat dipakai menanjak.
Munculnya anggapan tersebut mungkin karena masih belum tahu cara mengoperasikan mobil matic yang benar saat melintas atau melakukan stop and go di tanjakan.
Jika salah langkah, bisa-bisa mobil matic bergerak mundur dan membahayakan pengguna jalan yang ada di belakangnya.
Untuk mengoperasikan transmisinya, butuh teknik tersendiri agar laju kendaraan tetap baik serta awet transmisinya.
Yang terpenting dalam mengemudikan kendaraan, baik dengan transmisi manual ataupun otomatis, perlu adanya sikap tenang dan juga sigap.
Hal tersebut perlu dialakukan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal, utamanya saat kondisi macet.
Selain itu juga saat mobil melaju di tanjakan dengan agak curam, tak jarang ada yang sampai tidak kuat menanjak.
Nah, karenanya ada tekniknya tersendiri, seperti disampaikan Agung Pariyana yang saat diwawancarai pada Juli 2021 lalu menjabat Kepala Bengkel Mazda Bintaro, Tengsel.
“Saat melalui jalan menanjak yang curam, tidak dianjurkan mengoperasikan transmisi matik pada posisi D,” beber Agung Pariyana.
Sebab, lanjut Agung, mobil akan cenderung mengalami loss power atau kehilangan tenaga mesin.
“Karena pada posisi D, kecenderungan transmisi matik ini akan melakukan perpindahan gigi secara otomatis berdasarkan putaran mesin,” jelas Agung .
Masih menurutnya, umumnya saat terjadi loss power, pengemudi kerap menginjak pedal gas lebih dalam agar mobil mendapatkan tenaga.
“Padahal pada saat itu sistem transmisi atau ECU-nya membaca torsi sudah maksimal. Akibatnya, justru yang ada transmisi akan tetap bertahan di posisi gigi tinggi. Ini malah berbahaya karena tetap tejadi kehilangan loss power,” terangnya lagi.
Ia kemudian memberikan contoh saat melalui jalur Puncak (Bogor) yang kemiringannya sekitar 10 derajat atau bahkan 20 derajat.
“Kalau kita menggunakan mobil manual, rata-rata bermain di gigi 1 dan 2, serta dikombinasi rem kaki dan tangan (saat jalan pelan atau macet, red). Nah, berbeda saat menggunakan transmisi mobil matic, kita cukup gunakan D1 atau L dan rem, pada putaran mesin di 1.500-2.000 rpm, yang sangat aman untuk mesin,” jelas Agung lagi.
Misalnya, mobil sudah melaju lebih cepat dan rpm mulai tinggi, tinggal geser tuas tranmisi ke posisi D2 dan seterusnya.
Teknik ini berlaku untuk transmisi matic konvensional, CVT maupun AMT (Automated Manual Transmission), termasuk pada sistem transmisi mobil elektrik.
Namun khusus AMT, sebaiknya saat melakukan stop and go di tanjakan, rem tangan wajib sering-sering dimainkan.
Sebab meski transmisi sudah masuk di posisi gigi rendah, ketika kaki berpindah dari pedal rem ke gas, bakal ada jeda sekian detik yang membuat kondisi transmisi seperti kosong atau netral sesaat.
Tentunya hal itu akan berisiko membuat mobil bisa meluncur mundur.
Balik lagi, secara prinsip pengoperasian semua jenis matic tadi sama saat menemui jalanan tanjakan.
Namun, yang membedakan adalah hanya soal tingkat percepatan yang dimiliki tiap-tiap mobil.
Ada yang hanya 4-percepatan, 6-percepatan, 7-percepatan, bahkan lebih.
Intinya, berapa pun jumlah percepatan yang dimiliki mobil, saat berada di jalan tanjakan, tetap disarankan pindahkan posisi giginya ke rasio gigi rendah.
Kode gigi rendah ini di beberapa mobil berbeda-beda, ada yang tertera L, L2, 2, D1, D2, dan yang lain sebagainya.
Tinggal dipilih gigi mana yang sesuai untuk jalan menanjak yang akan kita dilalui.
“Yang patut diperhatikan juga agar berkendara tetap aman dan nyaman, jangan panik saat berada di tanjakan. Jangan memaksa mesin terus di putaran tinggi,” wanti Bambang Supriyadi, yang diwawancarai pada Juli 2021 lalu menjabat Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Bila awalnya posisi gigi di D, lanjut Bambang, sebaiknya ambil ancang-ancang dari bawah tanpa injak rem.
“Ketika mobil butuh torsi, lepas pedal gas dan langsung pindahkan transmisi ke gigi bawah secara bertahap, hingga ke D1 atau L,” imbuhnya.
Dan saat transmisi sudah masih di gigi yang dikehendaki, “Kemudian injak pedal gas lagi agar saat menanjak langsung mendapatkan power. Ingat, saat menanjak jangan sekali-kali tuas transmisi pada posisi D,” wanti Bambang lagi.
Tips Pakai Mobil Matic Ditanjakan
Berikut ini tips berkendara mobil matic di jalan menanjak:
1. Ketahui fungsi kode pada tuas transmisi
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah pelajari dulu fungsi yang ada pada tuas transmisi matic.
Patut diketahui, tuas transmisi otomatis ada untuk posisi netral (N), P untuk parkir, R artinya reverse atau gigi mundur, serta D untuk kondisi mobil melaju ke depan.
Lalu, ditambah lambang D3, D2 atau 2 dan D1 atau L di bawah posisi D.
2. Perhatikan tingkat kecuraman tanjakan cocokan posisi transmisi dengan kondisi jalan
Saat berada di jalan tanjakan seperti di daerah berbukitan maupun pegunungan yang biasanya memiliki medan yang lebih curam, sebaiknya hindari menggunakan mode D saja.
Tapi gunakanlah minimal D2 untuk bisa melaluinya dengan mudah. Selain itu, jika tanjakan semakin curam, langsung oper ke posisi D1 atau L.
Posisi ini ibaratnya gigi 1 pada mobil manual, digunakan untuk tanjakan yang sangat curam atau ketika terjebak macet dan berjalan merayap di tanjakan.
3. Jangan injak rem saat pindah dari D ke D2 atau D1
Hindari menggunakan rem terlalu dalam atau tidak sama sekali saat akan pindah dari posisi D ke D2 atau D1.
Ingat gunakan tombol yang ada di tuas persneling untuk dapat memindahkan gigi.
4. Biasakan dan terus berlatih menggunakan mobil matik di jalan menanjak
Pengemudi harus terbiasa menggunakan mobil matic saat kondisi jalan menanjak dengan cara terus berlatih.
Dengan begitu, akselerasi mobil matic jadi lebih bertahap yang hampir sama ketika sedang mengendarai mobil manual saat posisi tanjakan.