Apakah Anda suka membeli makanan atau minuman dengan kemasan tertentu?
Jika jeli Anda perhatikan, ada stempel tanggal yang tertera pada kemasannya.
Tanggal tertentu dicantumkan pada kemasan makanan untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang kualitas, kesegaran, dan keselamatan produk.
Ini termasuk tanggal produksi, expired date, dan best before.
Informasi tanggal ini penting karena membantu konsumen dalam membuat keputusan yang tepat mengenai pembelian dan konsumsi makanan.
Tapi khususnya untuk expired date dan best before, banyak orang salah paham arti dari keduanya.
Banyak orang beranggapan bahwa keduanya menandakan bahwa itu adalah tanggal di mana makanan atau minuman tidak layak dikonsumsi.
Namun tidak demikian, ada perbedaan jelas dari kedua tanda tersebut.
Simak berikut ini agar tak salah lagi mulai sekarang.
Beda Best Before dan Expired Date
Expired date dan best before memiliki arti berbeda. Kamu harus betul-betul memerhatikan penulisan keduanya pada tanggal yang tercantum.
Expired date berarti tanggal kedaluwarsa atau tanggal batas maksimal produk aman dikonsumsi, terkait keamanan pangan.
Dilansir dari Web MD, expired date biasa digunakan untuk produk makanan bayi, vitamin, dan bahan kue.
Artinya, produk dengan penanggalan expired date tidak disarankan dikonsumsi lewat dari tanggal tersebut.
Tanda-tanda penurunan kualitas produk juga terlihat pada bahan tersebut.
Misalnya, ragi kue tidak lagi aktif, perubahan tekstur bahan makanan, hingga manfaat dari yang ditawarkan oleh obat.
Sementara itu, best before atau best by dates, merujuk pada waktu terbaik makanan tersebut dikonsumsi.
Sebuah produk makanan disarankan paling baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang tercantum.
Makanan tidak akan rusak atau basi setelah tanggal tersebut, seperti halnya yang terjadi pada expired date.
Namun, rasa dan kualitas lain seperti warna, aroma, dan tekstur dari sebuah makanan akan menurun setelah tanggal yang direkomendasikan.
Produk dengan penanggalan best before biasanya berlaku untuk biskuit, kue, dan makanan kaleng.
Konsekuensi jika tetap mengonsumsinya
Ada konsekuensi berbeda di balik penggunaan produk pangan melewati kedua masa tersebut.
Produk pangan yang sudah melampaui tanggal best before, sebenarnya masih bisa dikonsumsi, tetapi kualitas atau mutu produknya sudah berkurang.
Dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret (UNS), Esti Widowati mengingatkan meski masih bisa dikonsumsi agar memperhatikan sejumlah hal ketika mengonsumsi produk-produk yang lewat masa best before.
Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kondisi produk dan cara penyimpanannya.
"Selama kemasan masih dalam kondisi tersegel baik, tidak koyak/rusak, dan produk diletakkan di tempat sesuai saran yang tercantum pada kemasan, produk pangan akan terjaga kualitas dan kesegarannya," jelas dia.
Untuk produk kemasan kaleng, perhatikan beberapa hal seperti kemasan tidak bocor, kembung, penyok, berkarat, atau penampakan visual lain yang menunjukkan kemasan bagian luar sudah tidak memenuhii syarat.
Jika kemasan sudah rusak atau tidak layak, meskipun belum masuk tanggal kedaluwarsa, disarankan agar tidak dikonsumsi.
"Jangan dikonsumsi karena lapisan logam bagian dalam kaleng akan mencemari produk," kata Esti.
Jika penyimpanan tidak sesuai aturan di antaranya tidak memperhatikan suhu, kelembaban, diletakkan di bawah sinar matahari langsung, atau bersinggungan dengan benda tajam, hal ini juga akan mempercepat kerusakan produk. Dengan kondisi ini, bakteri patogen bisa tumbuh dan membahayakan.
Jika belum ada perubahan sensori dan syarat penyimpanan produk terpenuhi, maka suatu produk pangan tetap bisa dikonsumsi meski sudah melewati tanggal best before yang tertera.
Sebaliknya, jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi, maka sebaiknya hindari mengonsumsi suatu produk meski belum melewati masa best before-nya. Misalnya, jika kemasan produk sudah terlepas dari segel.
"Karena isi produk sudah kontak dengan udara luar, salah satunya oksigen yang dapat menyebabkan oksidasi lipid dan menyebabkan perubahan warna, rasa dan aroma. Selain itu kandungn gizi juga dapat menurun," papar Esti.
Sementara, produk yang sudah lewat tanggal kedaluwarsa atau ED maka harus dihindari dan tidak dikonsumsi.
Meski kondisi fisiknya masih baik, masih tersegel, dan penyimpanan produk dilakukan dengan baik, tidak dianjurkan untuk digunakan. Alasannya, mengonsumsi produk kedaluwarsa dapat membahayakan.
Tanggal kedaluwarsa ditentukan untuk mengetahui tingkat keamanan suatu produk untuk dikonsumsi, bukan mutu atau kualitasnya.
"Masalah keamanan pangan terkait dengan cemaran yang dapat berasal dari kondisi internal dari produk tersebut," ujar Esti.
"Reaksi terjadi karena berkurangnya kemampuan kemasan setelah tanggal kedaluwarsa untuk mendukung isi produk, baik terhadap oksigen dan faktor lainnya. Penurunan mutu juga berlaku selama penyimpanan," lanjutnya.
Contohnya, kata Esti, air mineral kemasan. Air mineral sebenarnya tidak memiliki masa kedaluwarsa dan bisa dikonsumsi sampai kapan pun.
Akan tetapi, air mineral ini ada di dalam kemasan yang memiliki kualitas terbatas dan dapat mencemari produk di dalamnya. Oleh karena itu, ada keterangan expired date pada kemasannya.
"Kemasan memegang peranan penting. Air mineral misalnya tidak akan kedaluwarsa, namun tanggal ED dicantumkan, karena kemasan tidak selamanya mendukung (kualitas) produk tersebut," kata Esti.