Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Cara menumpas DBD: Nyamuk jantan dibuat tuli agar sulit berkembang biak

November 11, 2024 Last Updated 2024-11-11T10:43:47Z


Para ilmuwan meyakini telah menemukan cara unik untuk melawan penyakit yang disebarkan nyamuk seperti demam berdarah dengue (DBD), demam kuning, dan Zika. Caranya adalah membuat nyamuk-nyamuk jantan tuli sehingga mereka kesulitan untuk kawin dan berkembang biak.


Bagaimana konsep dasarnya?


Nyamuk jantan dan nyamuk betina berhubungan seks saat terbang di udara. Agar bisa kawin, nyamuk jantan mengandalkan pendengaran untuk mengejar nyamuk betina berdasarkan kepakan sayapnya.


Para peneliti kemudian melakukan percobaan dengan mengubah jalur genetik yang digunakan nyamuk jantan untuk mendengar suara kepakan sayap nyamuk betina. Hasilnya – nyamuk-nyamuk jantan yang menjadi bahan penelitian tidak melakukan kontak fisik dengan nyamuk betina, bahkan setelah tiga hari di kandang yang sama.


Ketidakmampuan nyamuk jantan untuk kawin akan mencegah nyamuk betina bertelur sehingga jumlah nyamuk secara keseluruhan bakal berkurang drastis.


Konsekuensinya, penyakit yang disebarkan nyamuk betina ke manusia juga akan berkurang.


Apa hasil penelitian?


Tim peneliti dari University of California, Irvine, mempelajari nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus DBD ke sekitar 400 juta orang per tahun.


Mereka mengamati dengan saksama kebiasaan serangga kawin di udara—yang dapat berlangsung antara beberapa detik hingga kurang dari satu menit.


Mereka kemudian menemukan cara untuk mengganggu proses tersebut menggunakan genetika.


Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.


Tim peneliti sengaja menargetkan protein yang disebut trpVa yang penting untuk pendengaran nyamuk.


Nyamuk-nyamuk yang dilibatkan dalam penelitian lantas bermutasi.


Pada nyamuk-nyamuk tersebut, neuron yang biasanya dipakai mendeteksi suara tidak merespons terhadap nada terbang atau kepakan sayap calon pasangan.


Suara kepakan sayap nyamuk betina yang biasanya memikat itu tidak didengar nyamuk jantan.


Sebaliknya, nyamuk jantan yang tidak diapa-apakan oleh tim peneliti justru mampu membuahi hampir semua nyamuk betina di kandang.


Para peneliti dari University of California, Santa Barbara, yang telah menerbitkan penelitian mereka di jurnal PNAS, mengatakan efek penghapusan gen itu "mutlak" karena nyamuk jantan yang tuli sama sekali tidak mampu berkembang biak.


Apakah penelitian ini jaminan mutu?


Dr Joerg Albert dari Universitas Oldenburg di Jerman adalah pakar perkawinan nyamuk. Saya bertanya kepada dia apa pendapatnya tentang penelitian tersebut.


Dia mengatakan bahwa menyerang indra pendengaran merupakan cara yang menjanjikan untuk mengendalikan nyamuk, tetapi hal itu perlu dipelajari dan dikelola.


"Penelitian tersebut memberikan uji molekuler langsung pertama, yang menunjukkan bahwa pendengaran sangat penting untuk reproduksi nyamuk.


"Tanpa kemampuan nyamuk jantan untuk mendengar—dan mengejarsecara akustik—nyamuk betina mungkin punah,” paparnya.


Metode lain yang sedang dieksplorasi adalah melepaskan nyamuk jantan yang mandul di daerah-daerah yang menjadi kantong-kantong penyakit bawaan nyamuk, tambahnya.


Meskipun nyamuk dapat membawa penyakit, mereka merupakan bagian penting dari rantai makanan sebagai makanan bagi ikan, burung, kelelawar, dan katak. Beberapa jenis nyamuk juga memainkan peranan dalam proses penyerbukan.


Bagaimana dengan DBD di Indonesia?


Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat hingga pekan ke-22 tahun 2024 terdapat hampir 120.000 kasus DBD. Angka tersebut melebihi total kasus DBD pada 2023 yang mencapai 114.700 kasus.


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, menyebut bahwa kematian akibat DBD pada 2024 sejauh ini sudah 777 kasus, sementara pada 2023 sebanyak 894 kasus.


Hingga September 2024, kasus DBD naik di berbagai wilayah, termasuk di Jakarta dan sekitarnya.


Di Jakarta, Dinas Kesehatan setempat akan menyebar nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia pada awal Oktober 2024. Penyebaran nyamuk itu untuk menekan kasus DBD.


Wolbachia bisa menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Hal ini menyebabkan nyamuk berbakteri Wolbachia tidak dapat menularkan virus dengue ke manusia.

×