Busi dan koil pada mobil bermesin bensin merupakan komponen pendukung sistem pengapian. Sehingga, kondisi kesehatannya menentukan performa mobil.
Kerusakan pada busi dan koil bisa tidak bersamaan, sehingga penggantiannya bisa dipilih berdasarkan pemeriksaan.
Selain dengan cara memeriksa fisiknya, pengemudi juga bisa membedakan gejala yang ditimbulkan.
Nova, mekanik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, bila diamati lebih teliti, ada perbedaan gejala yang ditimbulkan dari rusaknya busi dan koil.
“Bila koil yang rusak maka mesin akan pincang secara konstan saat stasioner, dan begitu pedal gas diinjak putaran mesinnya seperti terlambat naik, menggantung, tenaga yang dihasilkan loyo,” ucap Nova kepada Kompas.com, Kamis (14/11/2024).
Sementara bila busi yang rusak, menurut Nova, gejalanya lebih ringan yakni ketika stasioner mesin berputar cukup stabil. Namun, ketika pedal gas diinjak akan muncul jeda pada kenaikan putaran mesinnya.
“Kalau normal naiknya Rpm kan bertahap dan halus, tapi bila busi sudah jelek, di awal pedal gas diinjak, putaran mesin sedikit tertahan, seperti batuk dulu, ini terjadi karena ada busi yang tidak optimal memercikan bunga api,” ucap Nova.
Nova mengatakan, gejala kerusakan sistem pengapian yang muncul kerap mengecoh konsumen. Sehingga, ketika onderdil yang disangka bermasalah diganti, ternyata kendala masih ada.
“Selebihnya, pemeriksaan fisik busi dan koil bisa dilakukan, bila sudah ada tanda kerusakan maka onderdil bersangkutan perlu diganti terlebih dulu,” ucap Nova.