Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan kepada pimpinan Israel, bahwa tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar memberikan “peluang penting” untuk mengakhiri perang di Gaza.
“Saya sangat yakin bahwa kematian Sinwar menciptakan peluang penting untuk membawa pulang para sandera, mengakhiri perang, dan memastikan keamanan Israel,” ujar Blinken saat bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Herzog, yang memiliki peran yang sebagian besar bersifat seremonial, setuju bahwa pembunuhan Sinwar oleh Israel dapat mengubah dinamika.
“Setelah pembunuhan Sinwar dan situasi lain yang telah berkembang, ada kesempatan unik untuk melakukan upaya khusus untuk menggunakan semua alat yang diperlukan dan memungkinkan untuk bergerak maju dan membawa para sandera kembali ke rumah,” kata Herzog.
Sebelum bertemu Herzog, Blinken telah lebih melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Dalam pertemuan dengan Netanyahu, Blinken juga mendesak Perdana Menteri Isrel agar "memanfaatkan" pembunuhan pemimpin Hamas untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza.
Blinken juga mendesak agar lebih banyak bantuan diizinkan masuk ke wilayah Palestina seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap puluhan ribu warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran di sana.
"Menlu Blinken menggarisbawahi perlunya memanfaatkan tindakan Israel yang berhasil mengadili Yahya Sinwar dengan menjamin pembebasan semua sandera dan mengakhiri konflik di Gaza dengan cara yang dapat memberikan keamanan yang langgeng bagi warga Israel dan Palestina,” jelas Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, setelah pembicaraan di Yerusalem.
"Menteri Blinken juga menekankan perlunya Israel mengambil langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan dan mempertahankan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memastikan bahwa bantuan tersebut sampai kepada warga sipil di seluruh Gaza,” kata Miller, dikutip dari AFP.
Kunjungan ini dilakukan kurang dari seminggu setelah Amerika Serikat mengancam akan menahan sejumlah bantuan AS jika tidak ada kemajuan dalam memberikan bantuan kepada warga Palestina di Jalur Gaza, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggambarkan situasi bencana.
Kunjungan Blinken kali ini merupakan yang ke-11 ke wilayah tersebut sejak perang Hamas-Israel pecah pada Oktober tahun lalu.
Dengan Pilpres AS 2024 tinggal dua minggu lagi, Presiden Joe Biden meminta Blinken untuk kembali mendorong kemajuan, melihat adanya harapan baru setelah pembunuhan Yahya Sinwar oleh Israel.
Blinken dalam perjalanan sebelumnya telah berusaha untuk mencegah konflik meningkat menjadi perang regional. Namun Israel sejak bulan lalu telah melakukan serangan di berbagai wilayah Lebanon untuk menghancurkan Hizbullah, yang seperti Hamas didukung oleh para penguasa ulama Iran.
Miller mengatakan, Blinken kembali menyerukan “resolusi diplomatik” di Lebanon dan kepatuhan terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 tahun 2006 yang menyerukan pelucutan senjata Hizbullah dalam jangka panjang dan juga penarikan pasukan Israel dari negara tetangganya di bagian utara itu.
Tanggapan Israel
Netanyahu dalam pembicaraan pada Selasa dengan Blinken disebut mengakui “keseriusan” peringatan AS untuk meningkatkan bantuan kepada Palestina dan membantah rencana untuk membuat Gaza kelaparan.
Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah surat pekan lalu memperingatkan Israel bahwa Amerika Serikat dapat menahan beberapa miliaran dolar bantuan militernya kecuali jika pihak berwenang Israel mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza utara.
“Mereka mengakui keseriusan kami dalam menyampaikan keprihatinan kami terhadap situasi saat ini, dan berkomitmen untuk menanggapi dan menindaklanjuti permintaan tersebut,” ujar pejabat AS setelah Blinken bertemu dengan Netanyahu dan para pejabat Israel lainnya.
Dikatakan, Blinken menyampaikan kepada Israel, bahwa langkah-langkah yang telah diambil sejauh ini belum cukup.
“Kami menanggapi komitmen-komitmen tersebut dengan serius, namun yang terpenting adalah hasilnya.”
Pejabat AS tersebut mengatakan, Netanyahu dan orang kepercayaannya, Ron Dermer, Menteri Urusan Strategis Israel, juga membantah tuduhan bahwa mereka menerapkan rencana untuk membuat Gaza utara kelaparan.