Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Narasi yang Saling Bertentangan Tentang Kematian Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar

Oktober 22, 2024 Last Updated 2024-10-22T04:21:18Z


SEBUAH video memperlihatkan seorang pria yang tampak putus asa dan ditinggalkan. Dia nekat menyerang sebuah drone militer canggih dengan hanya sebilah kayu. Namun video yang sama juga bisa dilihat sebagai simbol seorang pahlawan yang berani, yang menatap musuh secara langsung dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Versi mana yang benar? Semuanya tergantung pada sudut pandang penonton.


Itulah tafsiran yang kini muncul dan berkembang terkait sebuah video yang disebarkan militer Israel yang memperlihatkan momen-momen terakhir pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Israel tampaknya mencoba untuk menggambarkan momen-momen terakhir Sinwar sebagai seorang buron dan pengecut. Namun para pendukung Sinwar memanfaatkan visual yang sama untuk memujinya sebagai seorang pemberani dan pejuang sejati, seorang martir.


Saat tentara Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengumumkan kematian Yahya Sinwar pekan lalu, mereka merilis beberapa foto dan video yang memperlihatkan kondisi pemimpin Hamas itu pada momen-momen terakhir hidupnya dan setelah kematiannya.


CNN melaporkan, niat Israel merilis sejumlah foto dan video itu antara lain sebagai bukti bahwa Sinwar, yang mereka sebut sebagai dalang dari serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, memang telah tewas. Penyebaran gambar-gambar itu juga sebagai peringatan bagi musuh-musuh Israel bahwa di manapun mereka bersembunyi, IDF pada akhirnya akan menemukan dan menangkap mereka.


Namun keputusan merilis rekaman tersebut tampaknya menjadi bumerang, karena rekaman yang sama kemudian digunakan Hamas untuk merayakan kematian Sinwar sebagai seorang martir dan pejuang perlawanan.


Kini, Israel sedang mencoba untuk mengendalikan dampak buruk dari perilisan video itu dengan merilis sejumlah foto dan video lama yang memperlihatkan Sinwar bersembunyi di terowongan dengan setumpuk uang.


CNN, dengan mengutip sejumlah analis, menulis bahwa langkah baru Israel itu tampak sebagai upaya untuk menggambarkan pemimpin Hamas tersebut sebagai seorang egois yang hanya peduli pada kepentingan dirinya.


Gershon Baskin, pakar Timur Tengah, aktivis perdamaian, dan mantan negosiator sandera Israel yang biasa berbicara dengan Hamas melalui jalur belakang, mengatakan bahwa penyebaran rekaman tersebut merupakan tindakan yang tidak tepat dan mungkin dipengaruhi oleh agenda politik dalam negeri Israel.


Baskin negosiator untuk pihak Israel. Dia ikut memediasi pertukaran tahanan tahun 2011 yang melibatkan 1.000 lebih tahanan Palestina ditukar dengan Gilad Shalit, seorang tentara IDF yang telah ditahan di Gaza selama lima tahun. Yahya Sinwar termasuk di antara para tahanan Palestina yang dibebaskan dalam kesepakatan tersebut.

 

“Ini semua tentang mengendalikan narasi dari pihak (Perdana Menteri Israel, Benjamin) Netanyahu. Dia membutuhkan ini sebagai simbol kemenangannya,” kata Baskin kepada CNN.


Pemerintahan Netanyahu mendapat kecaman dari semua pihak terkait jalannya perang di Gaza. Di dalam negeri, pemerintahan Netanyahu menghadapi kemarahan besar atas ketidakmampuan memulangkan 101 sandera yang masih ditahan di Gaza. Secara internasional, rezim itu berada di bawah tekanan terkait meningkatnya jumlah korban jiwa warga Palestina dan situasi kemanusiaan mengerikan di Jalur Gaza.


“Mereka tidak menyangka bahwa (dengan merilis video tersebut) mereka justru mengukuhkan legasi Sinwar sebagai seorang Saladin model baru, seorang pahlawan, pejuang hingga titik darah penghabisan, di Palestina dan dunia Arab,” kata Baskin.


Saladin yang dia rujuk adalah Salahuddin Al-Ayyubi, tokoh legendaris dari abad ke-12, seorang panglima militer yang berhasil menyatukan sebagian besar dunia Islam dan memimpin pasukan Muslim dalam perang melawan Tentara Salib dan merebut kembali Yerusalem.


Hamas dengan cepat membuat narasi mereka sendiri dengan menyatakan Sinwar sebagai martir yang berjuang dan mengorbankan hidupnya untuk perjuangan itu. Bahkan orang-orang Palestina yang tadinya menentang Sinwar dan Hamas mengatakan bahwa foto-foto dan video-video tersebut menunjukkan semangat perlawanan dan keberanian.


“Saya pikir Israel mencari simbol kemenangan, tetapi Sinwar memberi mereka simbol yang berbeda. Dia tidak bersembunyi di terowongan, seperti yang diklaim Netanyahu, dia tidak bersembunyi di belakang warga sipil Palestina, menjadikan mereka sebagai tameng manusia, seperti yang sering dikatakan oleh propaganda Israel. Dia tidak bersembunyi di balik tahanan atau tawanan Israel, seperti yang mereka klaim, dia sedang berperang,” kata Mustafa Barghouti, politisi independen Palestina dan presiden Palestinian National Initiative, kepada CNN.


“Gambaran ini akan membuatnya tampak seperti pahlawan bagi sebagian besar warga Palestina, sebagian besar orang Arab, dan sebagian besar masyarakat yang menentang pendudukan Israel dan penindasan yang dialami warga Palestina,” tambahnya.


Video itu juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Sinwar dibunuh. Menurut Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel, Dr. Chen Kugel, Sinwar tewas akibat luka tembak di kepala. Kugel yang mengawasi autopsi jenazah Sinwar. Dia menjelaskan temuannya dalam sebuah wawancara dengan The New York Times pada Jumat lalu.


Dia menyebutkan bahwa pecahan peluru, mungkin dari roket atau peluru tank, sebelumnya telah mengenai lengan Sinwar. Pecahan peluru itu menyebabkan pendarahan dan Sinwar tampak telah mencoba untuk menghentikannya dengan kabel listrik sebagai tourniquet darurat.

 

"Namun, itu tidak akan berhasil," kata Kugel kepada The New York Times. "Itu tidak cukup kuat, dan lengan bawahnya sudah hancur."


Siapa yang melepaskan tembakan ke kepala Sinwar, kapan ditembakan dan dengan senjata jenis apa? Itu semua masih belum jelas.


IDF, dinas keamanan Israel dan badan intelijennya, Shin Bet, telah mencari Sinwar selama lebih dari setahun terakhir. Namun pada akhirnya, hanya kebetulan saja bahwa sekelompok tentara menemukan Sinwar dan membunuhnya.


Pada awalnya, para tentara itu bahkan tidak tahu siapa yang mereka bunuh. Video yang beredar menunjukkan Sinwar mengenakan penutup wajah dan mengenakan pakaian militer. Baru sehari setelah dibunuh, ketika tentara Israel kembali untuk memeriksa lokasi kejadian, mereka menyadari bahwa orang itu adalah Sinwar.


"Kebenaran Ada di Mata Orang yang Melihat"


Gil Siegal, seorang sarjana hukum dan kepala Center for Medical Law, Bioethics and Health Policy di Ono Academic College di Israel, mengatakan fakta bahwa video tersebut digunakan Israel dan Hamas untuk menyampaikan pendapat yang sesuai dengan tujuan mereka masing-masing bukanlah sebuah kejutan.


“Kebenaran tergantung siapa yang melihatnya. Secara obyektif, gambar tersebut menunjukkan seseorang yang tertutup debu, tampak jelas terluka, mencoba melemparkan suatu benda ke drone. Ini faktanya, fakta obyektifnya,” katanya kepada CNN.


“Sekarang mari kita tafsirkan fakta itu. Seseorang mungkin akan mengatakan, 'Oh, lihat orang ini berjuang sampai hembusan napas terakhir.' Yang kedua akan berkata, 'Lihat, ini seperti zaman batu yang beperang melawan zaman startup dan teknologi. Dan orang yang ketiga mungkin akan berkata, 'Lihat, bahkan pada saat-saat terakhir, orang ini tetap melakukan kekerasan dan bertekad untuk menyebabkan kerusakan,' dan seterusnya.”


Siegal mengatakan, ada beberapa kemungkinan alasan mengapa IDF merilis vidoe tersebut. Salah satunya adalah keinginan Israel untuk menunjukkan bahwa Sinwar memang sudah tewas.


“Itu sebuah bukti. Misalnya, ada yang bilang (panglima militer Hamas) Mohammed Deif masih hidup. Terjadi berhari-hari bantahan setelah (kematian pemimpin Hizbullah) Hassan Nasrallah,” katanya.


Untuk melawan penggambaran Sinwar sebagai seorang martir, IDF kemudian merilis sejumlah video dan foto yang memperlihatkan dia bersembunyi di terowongan di bawah Gaza bersama keluarganya. Foto-foto dan video itu disertai dengan klaim bahwa Sinwar menjalani kehidupan yang nyaman dan memprioritaskan dirinya sendiri di atas rakyatnya.


IDF mengatakan gambar-gambar itu direkam kamera keamanan Hamas pada 6 Oktober dan 10 Oktober tahun lalu dan diperoleh IDF beberapa hari terakhir.


Avichay Adraee, juru bicara IDF dalam bahasa Arab, mengatakan IDF menemukan sejumlah besar uang, makanan, dan air di tempat persembunyian Sinwar.


“Dia bersembunyi bersama keluarganya di sebuah terowongan mewah sementara anak-anak Gaza berada di tempat terbuka akibat kejahatan dan kebrutalannya,” kata Adraee di X.


Dia juga memposting sebuah foto istri Sinwar membawa tas. Adraee mengisyaratkan aksesori tersebut adalah barang mewah yang harganya puluhan ribu dolar.


“Meskipun rakyat Gaza tidak memiliki cukup uang untuk membeli tenda atau kebutuhan pokok, kami melihat banyak contoh kecintaan Yahya Sinwar dan istrinya terhadap uang,” kata dia.


Shira Efron, direktur senior penelitian kebijakan di Israel Policy Forum, mengatakan penyebaran foto-foto dan video dari terowongan tersebut kemungkinan merupakan upaya “koreksi arah langkah pihak Israel.”


Narasi Israel sejak lama adalah bahwa Sinwar membiarkan rakyat Gaza menderita sementara dia berlindung di bawah tanah, dan mengelilingi dirinya dengan para sandera yang diculik dari Israel sebagai polis asuransi bagi dirinya.


"Kemudian tiba-tiba, yang Anda lihat adalah pria itu bukan hanya dia tidak di terowongan dan tidak bersama para sandera, dia justru bertarung dengan gagah berani seperti prajurit terakhir. Dia mengenakan baju besi, terlihat lebih kurus, bahkan dengan lengan yang tergantung, dia telah kehilangan satu lengan dan masih bertarung. Itu bukan sesuatu yang yang diinginkan Israel," kata seraya, seraya menambahkan bahwa video-video yang diposting IDF selanjutnya merupakan upaya untuk memperkuat narasi yang mereka inginkan.


Fakta yang didukung oleh badan intelijen Barat adalah bahwa Hamas telah membangun jaringan terowongan bawah tanah yang luas di Gaza, menggunakannya untuk menyimpan senjata, untuk bergerak tanpa terdeteksi dan untuk berlindung.


IDF berulang kali mengatakan, mereka yakin Sinwar bergerak di jaringan terowongan ditemani para sandera. IDF mengatakan DNA Sinwar ditemukan di sebuah terowongan dekat tempat ditemukannya mayat enam sandera yang dibunuh Hamas pada akhir Agustus lalu.


Hamas membantah versi Israel mengenai kejadian tersebut, dan menuduh IDF melakukan “kebohongan terang-terangan” dan “pertunjukan teatrikal yang gagal” dalam menggambarkan tahun terakhir kehidupan Sinwar.


Kelompok itu mengatakan Sinwar terbunuh saat “bertarung di medan perang” setelah menghabiskan setahun terakhir “bergerak di berbagai medan tempur di Jalur Gaza,” dan menambahkan bahwa “Komandan Sinwar dan saudara-saudaranya” telah mempermalukan tentara Israel.


Namun Siegal mengatakan, kemungkinan ada alasan lain mengapa IDF merilis video yang menunjukkan Sinwar sendirian di akhir hidupnya.


“Mereka yang memimpin revolusi, mereka yang memimpin operasi militer, biasanya dikelilingi orang-orang yang mendukung mereka, orang-orang yang hidup untuk mereka, orang-orang yang akan melakukan segala daya mereka untuk membantunya. Coba tebak? Orang ini konon berjuang untuk rakyat Palestina, malah ditinggalkan rakyatnya sendiri. Dia sendirian,” kata Siegel.

×