Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Israel Serang Markas Pasukan PBB-Lukai 2 Tentara RI, Pemerintah Ngamuk

Oktober 11, 2024 Last Updated 2024-10-11T03:39:05Z


Israel menembaki markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan pada Kamis (10/10/204). Dua orang tentara yang diketahui berasal dari Indonesia terluka.


Insiden ini merupakan yang paling serius yang dilaporkan oleh misi penjaga perdamaian sejak pekan lalu, ketika mereka menolak permintaan Israel untuk "relokasi" dari beberapa posisinya. UNIFIL, yang memiliki sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan, telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan kelompok militan Lebanon Hezbollah pada 23 September, setelah setahun terjadi tembak-menembak di perbatasan.


"Pagi ini, dua penjaga perdamaian terluka setelah tank Merkava IDF menembakkan senjatanya ke arah menara pengamatan di markas UNIFIL di Naqura, yang langsung mengenainya dan menyebabkan mereka terjatuh," kata misi tersebut, menggunakan singkatan untuk militer Israel, dilansir AFP.


Meskipun mereka tidak mengalami cedera serius, "mereka tetap dirawat di rumah sakit," tambah misi itu.


Seorang juru bicara UNIFIL mengatakan bahwa penjaga perdamaian yang terluka adalah warga negara Indonesia. Menteri Pertahanan Italia, yang bersama Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar pasukan UNIFIL, mengatakan serangan tersebut dan insiden lain yang disalahkan oleh UNIFIL kepada Israel "dapat dianggap sebagai kejahatan perang."


Guido Crosetto, Menteri Pertahanan Italia, menggambarkan "penembakan" itu sebagai "tindakan yang tidak dapat diterima" dan mengatakan bahwa ia "memprotes kepada rekan Israel saya dan duta besar Israel untuk Italia."


Kementerian Luar Negeri Prancis juga mengatakan bahwa mereka mengharapkan "penjelasan dari otoritas Israel" setelah insiden tersebut, menambahkan bahwa "perlindungan penjaga perdamaian PBB adalah kewajiban bagi semua pihak dalam konflik."


Kementerian Luar Negeri Spanyol juga mengecam keras penembakan Israel yang mengenai markas UNIFIL, menyebutnya sebagai "pelanggaran serius hukum internasional."


Perdana Menteri Irlandia Simon Harris, yang negaranya memiliki sekitar 370 tentara dalam misi tersebut, mengatakan "setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan gegabah dan harus dihentikan".


Menurut UNIFIL, militer Israel juga menyerang posisi lain di Ras Naqura, lebih jauh ke selatan, pada hari Kamis.


UNIFIL mengatakan bahwa serangan itu mengenai "pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi".


Misi tersebut menambahkan bahwa sebuah pesawat nirawak militer Israel "terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker."


Markas besar UNIFIL dan posisi-posisi di dekatnya "telah berulang kali diserang," kata misi tersebut.


Pada hari Rabu, "tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan" kamera pemantau perimeter di sekitar suatu posisi, tambah UNIFIL.


UNIFIL minggu lalu mengatakan militer Israel, sebelum memulai operasi darat di dalam Lebanon, telah meminta pasukan penjaga perdamaian untuk "pindah" dari beberapa posisi.


Misi penjaga perdamaian menolak permintaan tersebut, yang oleh Presiden Irlandia Michael Higgins disebut sebagai "penghinaan terhadap lembaga global yang paling penting".


Respons Pemerintah RI


Indonesia mengecam keras aksi Israel yang menembak markas misi perdamaian PBB tersebut. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.


"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia. ⁠Dua prajurit TNI yg tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," katanya.


Retno mengatakan kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF.


Adapun Retno sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda Force Headquarter Support Uni (FHQSU)


"Indonesia ingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personel UNIFIL. Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL," tuturnya.


Dia juga meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan.


"Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," pungkasnya.

×