Genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah merenggut puluhan ribu nyawa. Tak hanya korban jiwa, korban luka-luka jumlahnya juga terus bertambah.
Selain itu, saat ini hampir semua orang di Gaza dalam bahaya kelaparan yang bisa membuat kondisi semakin parah.
Hal ini diungkap Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus. Tedros menyebut, apa yang terjadi di Gaza saat ini merupakan situasi yang ‘tidak manusiawi.
Terlebih, Israel memblokade dan mempersulit bantuan-bantuan yang hendak diberikan ke Palestina, utamanya di Gaza.
"WHO menyerukan akses segera untuk semua bantuan kemanusiaan, dimulai dengan makanan dan obat-obatan untuk anak-anak yang kekurangan gizi parah, yang perlu segera dirawat," tulis Tedros di X.
Genosida yang terus dilakukan Israel telah menuai kecaman dunia dan didesak untuk segera menghentikannya. Namun, Israel tak bergeming dan terus melakukan serangan. "Obat terbaik adalah perdamaian," kata dia dilaporkan Anadolu Agency
Gaza telah digambarkan sebagai ‘penjara’ terbesar di dunia lantaran blokade yang dilakukan Israel. Sejak 2006, Israel telah melakukan blokade yang membuat kondisi warga Palestina mengkhawatirkan.
Serangan Israel yang sudah dilakukan sejak lama, intensitasnya meningkat sejak 7 Oktober 2023. Saat itu, kelompok Palestina yaitu Hamas melakukan serangan terhadap Israel.
Jumlah korban yang tercatat sejak 7 Oktober 2023 mencapai 42.438 orang yang tewas dan 99.100 orang terluka. Menurut otoritas kesehatan setempat, jumlah korban tersebut didominasi perempuan dan anak-anak.
Tak hanya membunuh, Israel juga melakukan pembatasan masuknya bantuan-bantuan seperti makanan, air bersih dan obat-obatan.
Atas tindakan keji tersebut, Israel saat ini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional. Usir Warga Palestina dengan Genosida Terkait genosida terhadap warga Palestina, Liga Arab mengutuk keras apa yang dilakukan Israel.
Liga Arab menilai Tel Aviv berencana mengurangi populasi warga Palestina. "Dengan sekeras-kerasnya operasi Israel yang sedang berlangsung di Gaza utara, khususnya di Jabalia, yang mengakibatkan kematian dan cedera pada ratusan orang," ujar Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
Lebih lanjut, Israel disebut melakukan kebijakan yang brutal dengan memblokade bantuan-bantuan yang hendak masuk ke Palestina.
"Tujuan operasi Israel adalah untuk memisahkan Gaza utara dari wilayah lainnya dan mengosongkan seluruh populasinya, dengan melaksanakan rencana pemindahan," katanya. "Israel menggunakan kebijakan yang sangat brutal dengan mencegah pasokan penting, seperti air dan makanan, untuk menjangkau masyarakat, selain juga menargetkan fasilitas kesehatan dan menghancurkan bangunan," tuturnya lagi.