Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Nasib Tragis Pasien Klinik Gigi Tewas Setelah 23 Giginya Dicabut dalam Satu Hari

September 11, 2024 Last Updated 2024-09-11T06:25:44Z


Beginilah nasib tragis pasien klinik gigi tewas setelah 23 giginya dicabut dalam satu hari menjadi sorotan. 


Diketahui sang pria ini melakukan tindakan cabut 23 gigi lalu memasang 12 gigi implan. 


Sayangnya, sang pria tewas 13 hari kemudia. 


Peristiwa itu terjadi di Yongkang, Zhejiang, China pada (27/8/2024).


korban bernam Huang meninggal dunia setelah menjalani cabut gigi Klinik DeWay Dental pada 14 Agustus 2024.


 Tiga belas hari setelah tindakan, pria itu meninggal dunia diduga karena serangan jantung.


Shu, anak Huang, melaporkan kasus tersebut setelah menemukan bukti formulir yang menyatakan bahwa orangtuanya bersedia mencabut 23 gigi dan memasang 12 gigi baru.


Prosedur medis yang dilakukan dengan membuat lubang di tengkorak dan rahang bawah dalam satu hari itu dikenal sebagai "immediate restoration" atau "restorasi segera".


Shu berpendapat, tindakan tersebut menyebabkan ayahnya harus menahan rasa sakit yang luar biasa setelah obat anestesi hilang.


Hal itu menyebabkan Huang meninggal dunia secara mendadak tepat 13 hari setelah pencabutan 23 gigi itu dilakukan.


Lantas, seperti apa penjelasan dokter gigi mengenai tindakan medis yang dijalani Huang?


Juru bicara Klinik DeWay Dental mengatakan, jumlah gigi yang dicabut dalam satu sesi ditentukan dokter yang memeriksa dengan memperhatikan kondisi pasien.


Menurut catatan DeWay Dental, 23 pencabutan gigi tersebut dilakukan oleh seorang dokter, yang merupakan dokter gigi spesialis perawatan saluran akar, gigi bungsu impaksi, dan gigi palsu lengkap.


Laporan terakhir menunjukkan, dokter tersebut masih berpraktik di klinik itu.


Meski saat ini belum ada peraturan khusus tentang jumlah gigi yang harus dicabut dalam satu sesi, kepala Pusat Gigi di Wuhan Fourth Hospital Xiang Guolin mengatakan, orang dewasa umumnya memiliki 28-32 gigi.


Mencabut 23 gigi gigi dalam satu waktu yang sama merupakan hal yang tidak biasa atau tidak lazim.


"Semakin banyak gigi yang dicabut, semakin besar respons nyeri pasien dan semakin besar kemungkinan infeksi pascaoperasi," kata dia, dikutip dari The Paper.


Oleh karena itu, baik klinik maupun dokter harus mempertimbangkan toleransi rasa sakit pasien dan risiko infeksi sebelum melakukan pencabutan gigi dalam jumlah banyak di sesi yang sama.


Masih dalam penyelidikan Komisi Kesehatan China saat ini mengaku masih menyelidiki penyebab meninggalnya pria warga Yongkang, Zhejiang, China itu mengutip Kompas.com.


Dokter Gadungan Nekat Operasi Empedu Modal Nonton Youtube


 Kelakuan dokter gadungan operasi pasien modal nonton Youtube sungguh di luar dugaan.


Bahkan tidak main-main, tindakan bedah yang dilakukan dokter gadungan itu ada operasi batu empedu.


Tak pelak, pasiennya anak laki-laki berusia 15 tahun langsung meninggal membuat pihak keluarga sangat syok.  


Peristiwa itu dilaporkan terjadi di Bihar, India.


Dokter gadungan tersebut bernama Ajit Kumar Puri, seorang dokter di Rumah Sakit Ganpati di Saran, negara bagian Bihar, India.


Melansir mStar via Tribuntrends.com, Selasa (10/9/2024), awalnya remaja tersebut dibawa ke rumah sakit pada Jumat malam oleh keluarganya.


Anak laki-laki itu dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluh muntah-muntah dan sakit perut.


Mengutip laporan India Today, anggota keluarga korban mengatakan dokter melakukan operasi tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.


Keluarga juga mengklaim dokter melakukan operasi dengan mengacu pada video YouTube di ponselnya.


Dokter itu tidak memiliki keterampilan karena terlihat menonton tutorial video tentang cara mengeluarkan batu kandung empedu saat operasi.


Alhasil saat operasi dilakukan, kondisi korban semakin parah.


“Kami merawatnya dan muntah-muntahnya berhenti segera setelah itu. Tetapi dokter Ajit Kumar Puri mengatakan bahwa ia harus dioperasi. Dia melakukan operasi dengan menonton video di YouTube. Anak saya meninggal kemudian,” kata ayah anak itu kepada NDTV melansir Kompas.com.


Segera setelah sadar pasca-operasi, anak laki-laki berusia 15 tahun itu mulai mengeluh sakit parah pihak keluarga mulai protes.


Akan tetapi ketika dikonfrontasi oleh keluarga pasien, dokter itu malah balik membentak dengan kalimat intimidasi "apakah mereka dokter". 


Sayangnya, kondisi pasien semakin memburuk, dan akhirnya harus diresusitasi.


Pada saat itulah dokter gadungan itu memutuskan untuk memindahkan remaja tersebut ke rumah sakit lain, namun meninggal dalam perjalanan.


Dokter gadungan itu kemudian melarikan diri setelah meninggalkan jasad korban di tangga Rumah Sakit Patna.


Remaja itu ternyata meninggal setelah operasi pengangkatan batu dari kandung empedunya yang gagal. 


Keluarga korban membuat laporan polisi terhadap dokter tersebut atas dugaan kelalaian dan malpraktek yang mengakibatkan kematian.


Polisi kini aktif memburu dokter gadungan tersebut.


Tragedi semacam itu sayangnya terjadi dari waktu ke waktu.


Dalam kasus ini, kerabat remaja tersebut mengatakan dokter Ajit Kumar Puri memiliki alasan untuk ditahan, mengingat bagaimana ia menangani situasi tersebut. 

×