Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mantan Sandera: 'Israel Tidak Tahu Apa-apa tentang Terowongan Hamas'

September 09, 2024 Last Updated 2024-09-09T03:33:10Z


Sandera Israel yang telah dibebaskan, Adina Moshe, 72 tahun, yang ditahan oleh faksi-faksi Perlawanan Palestina di Gaza, mengungkapkan bahwa militer Israel tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai infrastruktur terowongan Hamas.


Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran Israel, Channel 12, Moshe mengatakan bahwa dinas keamanan Shin Bet Israel memintanya untuk menggambar peta terowongan-terowongan tersebut setelah ia dibebaskan dalam sebuah kesepakatan pertukaran tawanan.


"Shin Bet meminta saya untuk menggambar peta terowongan-terowongan di Gaza karena mereka tidak tahu apa-apa tentang terowongan-terowongan itu," kata Moshe kepada pewawancara.


Badan keamanan telah mengirim seorang insinyur untuk berbicara dengan Moshe pada waktu sebelumnya, di mana dia mengatakan kepadanya bahwa terowongan-terowongan di Jalur Gaza adalah "labirin bawah tanah yang luas yang membentang di seluruh area." Dia juga mengatakan kepada insinyur tersebut bahwa operasi militer saja tidak akan membantu mengambil tawanan yang tersisa.


"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong, dan baik dia maupun militer tidak tahu apa-apa tentang terowongan Hamas di Gaza," tambah tawanan yang dibebaskan itu.


Menurut Channel 12, ketika Moshe diminta untuk membuat sketsa terowongan, ia menjawab bahwa ia bukan seorang seniman.


Dia juga diminta untuk menggambarkan terowongan, jalurnya, lokasinya, dan perangkat komunikasi serta kabel yang dipasang di dalamnya.


Moshe berpartisipasi dalam protes yang menuntut pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Perlawanan Palestina.


Jaringan Terowongan Hamas Luas dan Rumit


Jaringan terowongan yang luas dan rumit menjadi tantangan signifikan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berambisi melenyapkan Hamas.


“Ini menandai kedua kalinya dalam dua minggu jaringan terowongan Hamas muncul secara mencolok dalam laporan Israel mengenai upaya pemulihan tawanannya, yang mengungkap aspek penting, meskipun sebagian besar tersembunyi, dari perang yang sedang berlangsung, demikian New York Times mengindikasikan.


Pekan lalu, pasukan pendudukan Israel mengklaim telah menemukan mayat enam tawanan yang disembunyikan di balik beton di lorong bawah tanah yang terhubung ke sebuah terowongan yang dalam.


Para ahli menyoroti bahwa penemuan ini, setelah hampir 11 bulan perang berlangsung, mencerminkan rumit dan luasnya sistem terowongan Hamas.


Dan Byman, seorang peneliti senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mencatat bahwa "terowongan-terowongan itu sangat besar." Dia menambahkan bahwa perang telah mengungkap dua kejutan besar tentang infrastruktur bawah tanah Hamas: "Ada lebih banyak terowongan, dan terowongan-terowongan itu lebih berkelok-kelok daripada yang diyakini sebelumnya."


Byman menjelaskan bahwa terowongan-terowongan tersebut memberikan Hamas keuntungan strategis utama, memungkinkan mereka untuk menyembunyikan para pemimpin dan tawanan. Fakta ini membuat keinginan pasukan israel untuk merebut jaringan bawah tanah itu hampir mustahil.


Byman juga menegaskan bahwa upaya untuk melenyapkan terowongan-terowongan ini dari atas menimbulkan tantangan tambahan karena bom-bom besar dapat menyebabkan kerusakan besar dan membahayakan nyawa para tawanan.


Upaya Gagal Israel Menghancurkan Terowongan


Dalam hal ini, James Wirtz, seorang profesor urusan keamanan nasional di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut, mengingatkan bahwa militer pendudukan Israel telah menggunakan berbagai strategi untuk memaksa para pejuang Palestina keluar dari terowongan, termasuk membanjiri dan menyegelnya, meledakkan pintu masuknya, dan mengerahkan anjing, drone, dan robot untuk meminimalisir risiko terhadap para tentara.


Wirtz menggambarkan tugas itu sebagai "mengerikan", dan menambahkan, "Ada banyak belokan, ruang samping, dan jebakan. Ini adalah hal yang sulit untuk dilakukan oleh seorang prajurit."


Sumber keamanan Israel menyamakan terowongan Hamas dengan 'jaring laba-laba' Berbicara kepada Channel 12 Israel, seorang sumber keamanan Israel menyebut terowongan-terowongan Hamas di Jalur Gaza menyerupai "jaring laba-laba."


Sumber tersebut mengungkapkan bahwa meskipun telah melakukan berbagai upaya, pasukan Israel masih belum sepenuhnya memahami atau mengontrol jaringan terowongan yang digunakan oleh Hamas.


Menurut sumber tersebut, para pejuang Hamas secara efektif menggunakan terowongan-terowongan ini untuk melancarkan serangan mendadak, dengan cara menghilang di bawah tanah dan menyerang secara simultan dari berbagai lokasi.


Jaringan yang rumit ini berarti bahwa meskipun satu terowongan terputus, terowongan lainnya tetap beroperasi.


Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Hamas menggunakan terowongan-terowongan tersebut untuk memindahkan pasukan dan peralatan logistik ke seluruh Gaza, yang menunjukkan bahwa untuk membongkar jaringan tersebut dan memulihkan keamanan akan membutuhkan konflik yang berkepanjangan dan berkelanjutan.


Meskipun telah berperang selama 11 bulan, pasukan Israel masih belum memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang sistem terowongan.


Surat kabar Israel, Haaretz, juga melaporkan bahwa "Proyek Atlantis", sebuah rencana militer Israel untuk membanjiri terowongan-terowongan Gaza dengan air laut, telah dianggap gagal dan ditinggalkan.

×