Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kisah Petani Belgia, Tak Sengaja Geser Perbatasan Negaranya dengan Perancis

September 12, 2024 Last Updated 2024-09-12T08:43:54Z


Seorang petani Belgia sempat membuat kehebohan pada awal 2021.


Petani tersebut diyakini telah memindahkan batu penanda perbatasan antara negaranya dengan Perancis.


Batu itu menjadi tanda perbatasan Kota Erquelinne di Belgia dan Bousignies-sur-Roc di Perancis.


Erquellines adalah sebuah kotamadya Wallonia dengan populasi kurang dari 10.000 penduduk, sedangkan Bousignies-sur-Roc merupakan komune di departemen Nord Perancis dengan populasi sekitar 400 orang.


Batu tersebut digeser sejauh 2,29 meter ke dalam wilayah Perancis, sehingga Belgia menjadi lebih luas sekitar 1.000 meter persegi.


Menurut pengakuan petani itu, batu penanda perbatasan tersebut mengganggu tanahnya, sehingga ia menggesernya ke tempat yang lebih baik.


Petani itu pun diminta segera mengembalikkan posisi batu penanda tersebut ke tempat semulanya.


Ia tidak mengetahui bahwa batu itu digunakan sebagai batas negara. Karenanya, petani itu tidak menyadari akan adanya insiden diplomatik besar yang bakal terjadi antara Belgia dan Perancis.


Batu perbatasan sudah terpasang 200 tahun lalu


Perbatasan antara Belgia dan Prancis diketahui membentang sejauh 390 mil atau sekitar 620 kilometer.


Sepanjang perbatasan itu, terdapat banyak batu penanda yang sudah ada ada selama lebih dari 200 tahun.


Batu yang dipindahkan petani itu, terpasang sejak tahun 1819, tak lama sebelum Perjanjian Kortrijk.


Perjanjian Kortrijk sendiri merupakan kesepakatan perbatasan wilayah antara Belgia dan Perancis


Perjanjian tersebut ditandatangani pada 1820, setelah kekalahan Napoleon di Waterloo, lima tahun sebelumnya.


Tanggapan pemerintah setempat


Wali Kota Erquelinnes saat itu, David Lavaux menanggapi hal tersebut dengan santai, karena kedua wilayah mempunyai hubungan baik.


"Kami tahu persis di mana batu itu sebelumnya, tepat di sebelah pohon," ucap dia.


Pada 2019, dalam peringatan 200 tahun, batu-batu penanda perbatasan tersebut dilokalisasi secara geografis ke posisi yang presisi.


Lavaux menekankan, otoritas setempat di kedua perbatasan ingin menyelesaikan situasi ini dengan cepat dan damai.


"Kami lebih banyak menertawakan hal ini daripada hal lainnya, ini tidak terlalu serius. Kami akan mengembalikan perbatasan ke tempatnya semula. Tujuan kami bukanlah untuk membuat Belgia lebih besar dan Prancis lebih kecil!" katanya.


Sementara, Wali Kota Bousignies-sur-Roc, Aurelie Welonek mengaku bahwa kedua pihak di perbatasan memang hidup secara rukun.


Karena itu, bergesernya batu penanda perbatasan itu bukan masalah besar bagi keduanya.


“Saya sepenuhnya percaya pada rekan saya dari Belgia yang telah melakukan apa yang diperlukan terhadap petani tersebut,” ujar Welonek.


Bagaimana jika tidak dipindah ke tempat semula?


Jika tidak mengembalikan batu pembatas tersebut ke tempat semula, petani itu akan menghadapi tuntutan pidana.


Dilansir dari The Guardian (4/5/2021), permasalahan yang tidak disengaja itu berpeluang akan menimbulkan insiden diplomatik antara Belgia dan Perancis.


Kasus perbatasan itu akan dilimpahkan ke Kementerian Luar Negeri Belgia dan menjalin komunikasi dengan Perancis.


Kementerian itu juga pada gilirannya perlu mengadakan pertemuan komisi perbatasan Perancis-Belgia. Pertemuan semacam itu belum pernah ada sejak tahun 1930 lalu.

×