Pemerintah membuka peluang produk susu ikan menjadi alternatif pengganti susu sapi pada program minum susu gratis. Program ini merupakan salah satu prioritas Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Menteri Koperasi dan Usaha, Kecil, dan Menengah Teten Masduki menyebut terdapat 24,74 juta ton produksi ikan yang dapat diolah menjadi susu. Caranya dengan mengekstrak protein ikan dengan metode hidrolisat. Kandungan gizinya setara dengan susu sapi segar, tidak berbau amis, dan mudah dicerna.
Saat ini produksi susu ikan masih terbatas di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Perluasan sentra produksinya, menurut Teten, mudah karena teknologi hidrolisat telah tersedia di dalam negeri.
"Pemerintah sedang mendorong hilirisasi ikan untuk memproduksi ekstrak protein ikan yang nantinya bisa digunakan untuk industri makanan dan meningkatkan pendapatan para nelayan," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/9).
Ia mengaku belum menawarkan strategi itu kepada Prabowo. Namun, harapannya, program susu gratis dapat melibatkan pelaku UMKM.
Produksi susu ikan masih terbatas di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Teten menilai perluasan sentra produksi susu ikan terbilang mudah. Sebab, teknologi hidrolisat ikan telah tersedia di dalam negeri.
Susu ikan adalah produk inovasi yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kemenkop UKM yang diluncurkan perdana pada Agustus 2023.
Melansir situs Kementerian KKP, proses hidrolisis protein ikan melibatkan pemecahan protein menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Susu ikan mengandung Eicosapentaenoic Acid (EPA), Docosahexaenoic Acid (DHA), dan Omega-3 yang tinggi.
Susu ikan juga bebas alergen dan mudah dicerna tubuh karena memiliki tingkat protein mencapai 96%. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang relatif singkat, tergantung pada jenis ikan yang digunakan dan teknologi pengolahan.
Jenis yang sering digunakan adalah ikan pelagis karena kaya akan protein dan omega-3. Contohnya, ikan tongkol dan ikan tuna.
Benda Susu Ikan dan Minyak Ikan
Meski sama-sama berbahan dasar ikan, namun susu ikan dan minyak ikan merupakan dua hal yang berbeda. Jika susu ikan diolah melalui ekstraksi protein dari proses hidrolisat, minyak ikan justru diolah dari ekstraksi jaringan lemak ikan yang hasil akhirnya menghasilkan minyak.
Perbedaan juga tampak dari jenis ikan yang dijadikan bahan baku. Susu ikan umumnya menggunakan jenis ikan yang kaya akan protein dan omega-3, sedangkan minyak ikan hanya fokus pada jenis ikan yang kaya akan omega-3 saja.
Tanggapan Dokter Gizi Soal Susu Ikan
Menanggapi hal ini, Dokter Spesialis Gizi Klinik Jovita Amelia mengatakan susu ikan memang memiliki kandungan protein, namun untuk memastikan apakah susu ini dapat memenuhi kebutuhan dan besaran jumlah protein per sajinya tergantung pada jenis dan jumlah konsentrat ikan yang dipakai.
“Kalau melihat dari proses pembuatannya konsentrat protein ikan ini memiliki kandungan protein yang tinggi dan lebih mudah dicerna. Protein tinggi ini dibutuhkan terutama untuk anak-anak pada masa pertumbuhan,” kata Jovita kepada Katadata.co.id pada Rabu malam (11/9).
Namun, Jovita menyebut, kandungan gizi susu ikan berpotensi berbeda. Sebab, berdasarkan beberapa jurnal pembuatan konsentrat protein ikan, kadar lemaknya tidak terlalu tinggi.
“Otomatis, konsentrat protein ikan lebih rendah kalori daripada susu sapi. Hal ini perlu diwaspadai karena anak-anak terutama dengan berat badan kurang selain dibutuhkan kecukupan protein diperlukan juga pemenuhan kalori hariannya,” ujarnya
Rencana menjadikan susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi dapat efektif terutama dalam membantu pemenuhan kebutuhan protein. “Jika susu ikan ini dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau,” ucapnya.
Lain dengan Jovita, Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat Tan Shot Yen justru mempertanyakan mengapa hal ini menjadi alternatif.
“Jika bisa makan ikannya, kenapa mesti ada pabrik susu ikan? Di daerah tidak ada ikan? Ada aneka telur, unggas. Kita butuh literasi dan edukasi, bukan menambah industri. Ikan segar kaya manfaat dan bukan produk ultra proses,” kata Tan saat dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (11/9).
Tan juga memberikan rangkuman informasi yang berisi bahwa ikan merupakan sumber protein terbaik untuk tumbuh kembang, mencegah kegemukan, membantu produksi hormon tubuh, serta sebagai sumber iodium.
Ikan juga disebut dapat menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung. Sumber protein ini juga mampu meningkatkan kecerdasan dan penglihatan pada tumbuh kembang anak. Sekaligus mencegah pikun dan penuaan dini.
“Terapkan ekonomi sirkular, dengan memakmurkan rakyat lokal. Bukan bikin cuan segelintir lingkaran elite,” ujarnya.