Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Hasil Survei Pilgub Jabar 2024, Pengamat Politik: Manfaatkan untuk Memetakan Pola Kekuatan

September 13, 2024 Last Updated 2024-09-13T04:21:33Z


Hasil survei Pilgub Jabar yang rilis Lembaga Indikator politik Indonesia, dapat menjadi referensi bagi pasangan calon dalam menentukan kerja politiknya. 


Hal itu diungkapkan pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Kristian Widya Wicaksono, saat dihubungi Tribun Jabar, Kamis (12/9/2024). 


Menurutnya, hasil survei yang dirilis oleh lembaga kredibel sudah pasti menggunakan perhitungan statistik yang teruji secara ilmiah. Sehingga, hasil survei seperti ini bisa dimanfaatkan sebagai referensi untuk menentukan rancangan kerja politik. 


"Termasuk memetakan pola kekuatan dukungan yang harus dipertahankan, dikembangkan, atau bahkan dirintis ulang," ujar Kristian.


Sebab, kata dia, kerja politik inilah yang akan menentukan hasil akhirnya nanti. Apapun hasil survei saat ini, memang tidak perlu ditanggapi secara panik.


"Malah menjadi keuntungan untuk semua pasangan agar menata kerja politiknya secara efektif dalam mengoptimalkan dukungan politik," katanya.


Hasil survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Dedi-Erwan dan Syaikhu-Ilham menjadi pasangan dengan hasil survei tinggi. Berdasarkan simulasi empat pasangan calon, Dedi-Erwan mendapatkan elektabilitas sebesar 77,81 persen, disusul Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie sebanyak 10,98 persen.


"Bagi Syaikhu-Ilham memang cukup menantang untuk menutup selisih hasil survei. Tetapi waktu menuju pemungutan suara masih cukup memadai. Artinya, meningkatnya level peluang tersebut tergantung pada kemampuan tim pemenangan untuk melakukan kerja politik yang cerdas melalui desain kampanye yang efektif," katanya.


Sementara pasangan Acep-Gita dan Jeje-Ronald, memiliki elektabilitas yang relatif sama diangka 2,24 persen. Kristian pun menyarankan agar dua Paslon ini mulai mengintensifikasi mesin politik mereka agar dapat mengejar elektabilitas dua Paslon lainnya.


"Saat ini tuntutan terbesarnya adalah melakukan inovasi dan terobosan yang signifikan, baik pada metode kampanye dan konten program kerja yang ditawarkan kepada masyarakat. Jika tidak ada inovasi tersebut, maka probabilitasnya tentu akan semakin menurun," ucapnya.

×