Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Gencarkan BBM Baru, Prabowo Targetkan RI Bisa Hemat Devisa Rp 303,4 T

September 27, 2024 Last Updated 2024-09-27T02:18:37Z


Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyebut, pemerintahan era Prabowo bakal menggencarkan bahan bakar baru lebih ramah lingkungan dan juga menghemat uang negara karena akan mengurangi impor.


Ketua Dewan Pakar TKN Burhanuddin Abdullah mengatakan, pemerintahan Prabowo akan menggalakkan program Bahan Bakar Nabati (BBN), baik biodiesel dan bioetanol.


Tidak main-main, Gubernur Bank Indonesia 2003-2008 itu memperkirakan RI bisa menghemat devisa mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 303,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.173 per US$) dari program pencampuran BBN ke BBM tersebut.


"Selain itu di usaha-usaha untuk ubah molase jadi etanol sebagai campuran dari Pertamax atau Pertamax Plus ini sedang kita jajaki, pelajari lakukan supaya bisa dilakukan dan itu kalau bisa dengan biodiesel kita at least US$ 20 billion kita bisa save untuk tidak impor," beber Burhanuddin dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, dikutip Jumat (27/9/2024).


Burhanuddin mengatakan, kebijakan pemanfaatan biodiesel sejatinya sudah diberlakukan saat ini dengan campuran sebanyak 35% (B35). Ke depannya, dia mengatakan pada kepemimpinan Prabowo, kebijakan pemanfaatan biodiesel bisa ditingkatkan menjadi B50.


Seperti diketahui, pemerintah pun kini menargetkan bisa memberlakukan mandatori pencampuran biodiesel 40% atau B40 mulai 1 Januari 2025 mendatang.


"Dan itu sudah sampai di B35 yang konon kabarnya sudah sangat bagus. Pemerintah mendatang itu agak insist untuk bisa di B50. Saya nggak tahu apakah nanti kecukupan dari CPO-nya itu sendiri," jelasnya.


Begitu juga untuk pengganti bensin berbasis minyak fosil, Prabowo bakal menggencarkan bioetanol seperti berbasis molase tebu.


Adapun selama ini pemerintah belum memberlakukan mandatori pencampuran bioetanol secara nasional, melainkan hanya inisiatif PT Pertamina (Persero).


Seperti diketahui, Pertamina resmi meluncurkan produk Pertamax Green 95, yang merupakan campuran BBM Pertamax (RON 92) dengan bioetanol berbasis molase tebu, sejak 24 Juli 2023 lalu. Campuran bioetanol pada bensin sebesar 5% (E5) di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya.


Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan periode pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden RI Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto nantinya akan meningkatkan penggunaan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel pada Bahan Bakar Minyak (BBM).


Saat ini Indonesia sudah menerapkan mandatori penggunaan biodiesel dengan campuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 35% atau B35 pada BBM Solar. Bahlil menyebut, ke depannya Prabowo akan mendorong penggunaan biodiesel hingga B40, dan bahkan hingga B50.


"Saya juga menyampaikan bahwa kita sudah harus meningkatkan peningkatan pemakaian kita pada energi baru terbarukan. Sekarang kita sudah mengenal B35, B40, ke depan kita dorong menjadi B50. Ini salah satu program daripada Pak Prabowo," jelas Bahlil dalam acara Detikcom Leaders Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (11/9/2024).


Asal tahu saja, Kementerian ESDM sendiri saat ini tengah melakukan persiapan pelaksanaan mandatori biodiesel 40% (B40), yang ditargetkan akan dilaksanakan mulai 1 Januari 2025. Hal tersebut menyusul permintaan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat memberikan arahan pada rapat pimpinan (Rapim) di lingkungan Kementerian ESDM, Selasa (20/8/2024).


Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi membeberkan, selain meminta percepatan penyelesaian Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET), Bahlil juga meminta agar pengembangan bioenergi dapat menjadi prioritas.


Eniya mengatakan program mandatori biodiesel yang saat ini baru 35% (B35) ditargetkan dapat digenjot tidak hanya sebatas pada B50, tapi bahkan hingga B60.


"Bioenergi akan menjadi prioritas juga, kita lagi mempersiapkan B40 untuk mandatori ya. Mandatori nanti saya keluarkan Insya Allah ini sudah settle di 1 Januari 2025," kata Eniya usai Rapim di Gedung Kementerian ESDM, beberapa waktu lalu.


Menurut Eniya, untuk menuju ke B40 setidaknya terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh industri. Mulai dari mempersiapkan pelabuhannya, pengirimannya, dan logistik.


"Industri harus mempersiapkan ini, investasi akan butuh modal juga. Nah ini kita kasih waktu untuk persiapan sampai dengan Desember," katanya.


Seperti diketahui, setelah sukses menjalankan program B30 yakni campuran antara 30% fatty acid methyl esters (FAME) dan 70% BBM jenis Solar, pemerintah juga telah merilis program B35 sejak 1 Februari 2023 dengan alokasi mencapai 13,15 juta kilo liter (kl) per tahun.

×