Platform ojek online dan para mitranya sudah begitu menjamur di Indonesia. Dua yang terbesar, Gojek dan Grab berhasil "menghijaukan" kota-kota besar. Namun, kini saingan barunya hadir dan menjanjikan pendapatan besar bagi para mitra pengemudinya.
Ada Lalamove, yang kini turut melayani transportasi seperti Grab dan Gojek setelah sebelumnya hanya melayani pengiriman barang. Untuk jasa transportasinya ini, Lalamove menggunakan merek Lalamove Ride.
Lebih-lebih, baru-baru ini Lalamove juga mengumumkan bahwa mereka membuka kesempatan untuk bisa menjadi mitra pengemudi dengan potensi pendapatan besar sampai Rp700.000 per hari alias Rp21 juta per bulan jika bekerja 30 hari penuh.
Sebelumnya, platform transportasi barang yang hadir di Indonesia sejak 2018 ini menawarkan layanan pengiriman barang dalam kota dan antar kota dengan berbagai jenis kendaraan seperti motor, mobil pickup, dan truk yang diklaim memiliki harga terjangkau.
Lantas siapa sosok yang ada di balik aksi ekspansi layanan Lalamove?
Hadir melalui Lala Tech Holdings, perusahaan ini didukung oleh miliarder asal China, Chow Shing Yuk, yang debut tahun ini dengan kekayaan mencapai US$1,9 miliar atau setara dengan Rp30,72 triliun.
Mengutip Forbes, Chow lahir pada 1 Januari 1978. Pria 46 tahun ini dulu tumbuh besar di sebuah rumah kayu kumuh di Hong Kong.
Dia berhasil menempuh pendidikan ekonomi di Universitas Stanford dengan beasiswa setelah meraih nilai A di seluruh mata pelajaran dalam ujian sekolah menengahnya.
Setelah bekerja dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Stanford University dia juga telah melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar master di bidang Ekonomi dari Chinese University of Hong Kong.
Sebelum mulai berbisnis, dia sempat bekerja di konsultan manajemen Bain & Co. dan menjadi pemain poker profesional yang sukses dan memenangkan banyak turnamen poker di seluruh dunia.
Menjadi pemain poker yang sukses, dari hanya menjalankan hobi, dia berhasil memupuk keterampilan dan bahkan mampu memenangkan sejumlah besar uang dalam permainan.
Chow bahkan pernah mendapat kemenangan sebesar 30 juta dolar Hong Kong yang setara dengan US$3,8 juta atau Rp55,9 miliar di tahun kedelapan dia fokus bermain poker.
Pada 2013, dari pengalaman buruknya berkirim barang yang tidak efisien dan mahal di Hong Kong, Chow membangun Lalamove.
Kala itu, Chow bersama dengan dua pendirinya, Gary Hui dan Matthew Tam, menggunakan uang hadiah dari kemenangan poker mereka untuk memulai bisnis logistik yang awalnya dikenal dengan nama EasyVan.
Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Lalamove pada 2014. Di tahun yang sama, Lalamove dengan cepat berekspansi ke pasar-pasar baru, dengan mulai masuk ke Singapura pada 2014, lalu ke Bangkok dan Taipei pada 2015.
Pada 2018, Lalamove lanjut berekspansi dan hadir di 11 kota di Asia Tenggara, termasuk memulai operasinya di Indonesia.
Kemudian pada 2019, Lalamove lanjut ekspansi untuk pertama kalinya di luar Asia dengan memulai operasinya di Amerika Latin. Saat ini, mereka hadir di São Paulo, Rio de Janeiro, dan Mexico City. Sampai ini Lalamove sudah hadir di lebih dari 400 kota di seluruh dunia.
Kesuksesannya membangun bisnis logistik berbasis teknologi juga menarik perhatian investor besar, di antaranya Sequoia, Hillhouse, dan Tencent.
Perusahaan ini sempat berencana melantai di bursa AS meskipun kini dibatalkan. Namun, sahamnya telah resmi diperdagangkan di bursa Hong Kong sejak tahun lalu.
Lalamove sendiri membukukan pendapatan sebesar US$600 juta pada paruh pertama 2023 ketika mengajukan IPO di Hong Kong. Hasil IPO-nya digunakan untuk memperluas layanan di daratan China, dan untuk mengembangkan jejak globalnya, yang meluas ke Asia Tenggara dan Amerika Latin.