Militer Israel membebaskan sandera di Gaza pada Selasa (27/8). Saat bersamaan negosiasi gencatan senjata perang Gaza dimulai di Qatar.
Informasi kembali dilanjutkannya negosiasi gencatan senjata disampaikan seorang pejabat Amerika Serikat (AS), yang namanya dirahasiakan. Akan tetapi, pada negosiasi tersebut baik Hamas maupun Israel belum mengkonfirmasi kehadiran.
Sama seperti negosiasi sebelumnya, pihak mediator masih sama, yaitu Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat. Kantor berita Mesir, Al-Qahera, menegaskan mereka sebagai mediator tidak menerima keinginan Israel menempatkan tentara di Koridor Philadelphi usai perang.
Sementara, otoritas AS memastikan mereka optimistis perihal negosiasi gencatan senjata kali ini. Bahkan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan ada kemajuan pada negosiasi itu.
"Perundingan lebih banyak melibatkan kelompok kerja tingkat lebih rendah dalam beberapa hari terakhir," kata Kirby seperti dikutip dari AFP.
Pembebasan Sandera
Terkait pelepasan sandera, militer Israel mengatakan individu tersebut adalah Kaid Farhan Alkadi (52). Ia berasal dari suku Arab Badui Israel. Penyanderaan adalah alasan Israel melakukan genosida lewat perang di Gaza.
Alkadi, kata militer Israel, ditemukan di sebuah terowongan bawah tanah di selatan Gaza. Saat ditemukan Alkadi seorang diri.
Dia adalah satu dari 251 warga Israel yang disandera Hamas saat menyerang selatan Israel. Sampai sekarang 104 nasibnya masih samar, termasuk 34 tentara Israel yang diduga sudah tewas.
Pusat Medis Soroka di Israel menyatakan Alkadi dalam kondisi baik. Namun, mereka akan rutin memeriksa kondisi Alkadi.
"Setiap orang yang berada di terowongan bawah tanah dalam waktu yang lama rentan dengan masalah medis signifikan," kata Direktur Pusat Medis Soroka, Shlomi Kodesh.