Petinju asal Italia Angela Carini mundur dari Olimpiade Paris 2024 pada Kamis (1/8/2024) setelah menerima serangkaian pukulan keras dari petinju transgender yang berasal dari Aljazair, Imane Khelif.
Khelif mendaratkan beberapa pukulan ke Carini dalam 30 detik pertama sebelum pukulan kanan yang kuat mengenai hidung Carini hingga menyebabkan petinju Italia itu untuk mengangkat tangannya dan kembali ke sudutnya.
Kemudian, pelatih Carini memberi isyarat bahwa sang atlet mengundurkan diri dari pertarungan ronde 16 kelas putri. Carini yang putus asa berlutut di atas ring, menangis tersedu-sedu dan menolak untuk menjabat tangan Khelif setelah wasit menyatakan petinju Aljazair itu sebagai pemenang.
"Saya seorang petarung. Ayah saya mengajarkan saya untuk menjadi seorang pejuang. Ketika saya berada di atas ring, saya menggunakan pola pikir itu, pola pikir seorang pejuang, pola pikir pemenang. Kali ini saya tidak berhasil," kata Carini kepada wartawan setelah meninggalkan pertarungan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/8/2024).
Dia menegaskan bahwa dirinya tidak kalah dalam pertandingan malam ini. Menurutnya, dirinya mengalah karena kedewasaan. Namun, dia mengaku merasa sangat sedih karena mimpinya di Olimpiade hancur.
"Saya keluar, mimpi saya berakhir. Jadi saya merasa sangat sedih, dengan hati yang hancur. Tidaklah tepat jika Olimpiade saya berakhir di sini, tidak tepat jika mimpi saya berakhir di sini, karena seorang atlet telah melakukan begitu banyak pengorbanan. Saya tidak malu untuk mengatakan bahwa saya menyerah, saya bahkan tidak takut untuk kembali ke ring tinju," ujar Carini.
Sebagai informasi, pertandingan Carini dan Khelif menuai sorotan publik karena dinilai tidak adil. Pasalnya, Khelif yang merupakan petinju transgender sempat dilarang pada kejuaraan dunia di 2023. Saat itu, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang melarang atlet biologis pria berkompetisi di tinju wanita.
Namun, Khelif diperbolehkan bertanding di Olimpade Paris 2024. Hal ini terjadi setelah IOC pada tahun lalu mencabut status IBA sebagai badan pengatur tinju karena masalah tata kelola, dan mengambil alih kompetisi tinju Paris 2024.
Menjelang pertarungan Khelif, juru bicara IOC Mark Adams membela keputusan badan tersebut untuk pertandingan tinju Paris 2024.
"Ini melibatkan orang-orang nyata dan kita berbicara tentang kehidupan orang-orang nyata di sini. Mereka pernah kalah dan pernah menang melawan wanita lain selama bertahun-tahun," katanya kepada wartawan.
Sementara itu, Khelif menyampaikan komentar terkait dengan pertandingan malam ini. Dia menggambarkannya sebagai pertarungan yang sulit.
"Insya Allah untuk pertarungan kedua. Saya sangat siap karena sudah delapan tahun persiapan. Saya butuh medali Olimpiade di Paris," katanya kepada wartawan.
Sementara itu, kritik keras dilontarkan penulis novel asal Inggris, J.K. Rowling. Dia mengatakan mimpi Carini telah hancur oleh aturan yang tidak adil.
"Seorang petinju wanita muda baru saja kehilangan semua yang telah ia perjuangkan dan latih karena Anda mengizinkan seorang pria naik ring bersamanya," tulis Rowling di media sosial X.
Pernyataan senada juga dilontarkan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni. Dia mengatakan pertarungan Carini melawan Khelif bukanlah pertarungan yang setara.
"Saya pikir atlet yang memiliki karakteristik genetik laki-laki tidak boleh diterima dalam kompetisi wanita," kata Meloni seperti dikutip oleh kantor berita Italia ANSA.
"Dan bukan karena Anda ingin mendiskriminasi seseorang, tetapi untuk melindungi hak atlet wanita agar dapat bersaing secara setara."