Uni Eropa, Perancis dan Inggris pada Rabu (7/8/2024) mengecam salah satu menteri Israel atas komentarnya terkait membuat kelaparan di Gaza adalah benar.
Menurut Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada konferensi awal pekan ini, tindakan membuat dua juta warga Gaza kelaparan untuk membebaskan tawanan yang ditahan di wilayah Palestina adalah tindakan yang “dibenarkan dan bermoral”.
"Tidak seorang pun di dunia ini yang akan membiarkan kita membuat dua juta orang kelaparan, meskipun hal itu mungkin dibenarkan dan bermoral untuk membebaskan para sandera," kata dia, dikutip dari AFP pada Kamis (8/8/2024).
"Kami mendatangkan bantuan kemanusiaan karena kami tidak punya pilihan. Kami berada dalam situasi yang memerlukan legitimasi internasional untuk melakukan perang ini," imbuh dia.
Pernyataan Smotrich memicu kemarahan komunitas internasional, dan Uni Eropa (UE) mengatakan kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil adalah kejahatan perang.
"Ini menunjukkan, sekali lagi, penghinaannya terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan," kata UE dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap pemerintah Israel dengan tegas menjauhkan diri dari kata-kata Menteri Smotrich," tegas UE, ketika mereka menyerukan akses untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan warga Gaza, termasuk ratusan ribu anak-anak.
Uni Eropa menegaskan kembali seruannya untuk melakukan “gencatan senjata segera” untuk menjamin pembebasan semua sandera dan juga untuk meningkatkan distribusi bantuan di seluruh Jalur Gaza.
Negara Perancis juga mengkritik Smotrich, menyatakan kekecewaannya yang mendalam atas pernyataan yang memalukan itu.
Memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza adalah kewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan internasional bagi Israel karena Israel mengontrol semua akses ke wilayah tersebut.
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy berkata di media sosial X bahwa "pernyataan Menteri Smotrich tidak dapat dibenarkan".
Ia juga meminta pemerintah Israel secara lebih luas untuk mencabut dan mengutuk pernyataan tersebut.
Sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, situasi kemanusiaan di wilayah Palestina yang terkepung masih sangat buruk, dengan hampir seluruh dari 2,4 juta penduduknya mengungsi dan menderita kekurangan pangan.
