Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ketua DPW PKS Jakarta Jawab Rekaman Suara Anies

Agustus 13, 2024 Last Updated 2024-08-13T03:59:04Z


Setelah rekaman pesan suara Anies Baswedan untuk Ketua DPW PKS Jakarta, Khoiruddin bocor dan beredar di media sosial. Rekaman suara balasan Khoiruddin untuk Anies pun kembali beredar.


kumparan lalu mengkonfirmasi rekaman suara ini ke Sekretaris DPW PKS Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli. Taufik tidak membantah kebenaran dari pesan suara itu.


“Terlepas dari adanya VN yang harusnya bukan konsumsi umum, saya sedih dan menyesalkan melihat akhir-akhir ini hubungan antara Pak Anies dan PKS agak kurang sinkron,” kata Taufik saat dikonfirmasi, Senin (12/8).


Rekaman suara balasan itu berdurasi 7 menit 57 detik itu berisi jawaban untuk Anies soal tenggat waktu pencarian koalisi dan juga tawaran agar Anies menjadi kader PKS.


“Saya Khoiruddin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih masuk sebagai kader PKS jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS,” kata Ketua DPW PKS Jakarta itu.


Adapula disinggung soal upaya Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang menawarkan pasangan Anies-Sohibul Iman ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).


“Juga Pak Ustaz Ahmad Syaikhu secara terbuka sudah memperjuangkan Pak Anies dan Pak Sohibul Iman agar bisa mendapat dukungan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dengan menyampaikan meminta dukungan dan dari pimpinan partai Nasdem, Perindo, PSI, PKB bahkan Gerindra sekalipun,” tuturnya.


Berikut adalah isi pesan suara dari Khoiruddin untuk Anies:


Pak Anies yang saya hormati, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas kiriman voice note ke saya, Khoiruddin, sebagai Ketua DPP PKS Jakarta.


Dan berikut saya kirim voice note ke Pak Anies yang saya hormati sebagai tanggapan pesan suara yang Pak Anies kirim ke saya.


Tapi entah bagaimana, malah sudah tersebar ke mana-mana.


Sebagiannya malah dengan berbagai bumbu tidak sedap yang tidak sesuai dengan apa yang Pak Anies harapkan dalam voice note tersebut. Yaitu tidak munculnya saling berbantahan di publik.


Karena Pak Anies menegaskan dalam voice note itu bahwa Pak Anies tetap memposisikan PKS sebagai teman dalam perjuangan.


Dan karenanya Pak Anies menghormati apa pun keputusan partai. Karena Pak Anies tentu masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dalam Pilgub di Jakarta tahun 2017, PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya yaitu Pak Mardani Ali Sera.


Bahkan ketika Pak Sandiaga Uno mundur dari Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi cawapres dan menyatakan bahwa Wakil Gubernur Jakarta menjadi jatah PKS dan ketika PKS tidak juga mendapatkan haknya itu, PKS tetap menjadi kawan Pak Anies hingga selesai Husnul Khotimah sebagai Gubernur Jakarta.


Dan bahkan mengusung sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 bersama NasDem dan PKB.


Maka sebagai teman izinkan saya mengklarifikasi apa yang Pak Anies sampaikan pada pesan suara kemarin soal pemberian tenggat waktu 40 hari hingga tanggal 4 Agustus.


Para jubir mengambil kesimpulan dari fakta bahwa menurut Presiden PKS sudah sejak 20 Juni 2024 sudah menyampaikan secara langsung ke Pak Anies soal keputusan DPTP PKS yang mencalonkan Pak Anies sebagai calon Gubernur dengan calon Wakil Gubernurnya dari kader PKS yaitu Bapak Muhammad Sohibul Iman, PhD.


Dan mengingatkan bahwa PKS tidak bisa mengusung sendiri dan meminta Pak Anies juga untuk memastikan NasDem dan atau PKB untuk ikut mengusung pasangan ini.


Dan secara terbuka keputusan ini diumumkan oleh Presiden PKS pada tanggal 25 Juni 2024.


Dan untuk kedua peristiwa ini Pak Anies menyambut positif dengan menjawab langsung ke Presiden PKS maupun via rekaman dari Spanyol yang diunggah di Medsos.


Dari situ kami menyimpulkan bahwa Pak Anies sudah menerima keputusan DPTP PKS mencagubkan Pak Anies dengan Pak Sohibul Iman sebagai cawagubnya.


Maka ketika akhir Juli Presiden PKS dan PIC-nya menyampaikan keputusan PKS langsung ke Pak Anies, soal tenggat waktu 4 Agustus tentu bukan soal persetujuan Pak Anies terhadap Pak Sohibul Iman sebagai cawagub untuk Pak Anies melainkan keberhasilan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian tambahan dukungan dari partai lain seperti Nasdem dan atau PKB.


Agar Pak Anies dan Pak Sohibul Iman dapat didaftarkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.


Karena sejak awal tentu Pak Anies paham bahwa sekalipun PKS dengan 18 persen perolehan kursi DPRD jadi pemenang pemilu legislatif di Jakarta tahun 2024 tapi belum bisa sendirian mencalonkan gubernur.


Tidak seperti saat PKS menang pileg di Jakarta tahun 2004 yang lalu saat itu PKS menang dengan 24% sehingga bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur secara sendirian.


Dan Presiden Ustaz Ahmad Syaikhu selain secara terbuka meminta Pak Anies untuk berusaha agar bisa mendapatkan tambahan dukungan, Juga Pak Ustaz Ahmad Syaikhu secara terbuka sudah memperjuangkan Pak Anies dan Pak Sohibul Iman agar bisa mendapat dukungan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dengan menyampaikan meminta dukungan dan dari pimpinan partai Nasdem, Perindo, PSI, PKB bahkan Gerindra sekalipun.


Tetapi sampai melewati tanggal 4 Agustus ketika PSI dan PKS menanyakan hasil perjuangan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian dari Nasdem dan atau PKB untuk mencalonkan Pak Anies ternyata Pak Anies belum bisa mendapatkan kepastian.


Sementara dari pimpinan Nasdem, Pak Sahroni dan PKB Pak Jazilul Fawaid justru pada akhir Juli dan awal Agustus malah menyampaikan pernyataan terbuka yang mudah dipahami bahwa mereka tidak jadi, tidak melanjutkan dukungan pada Pak Anies sebagai calon gubernur di Jakarta.


Demikianlah fakta yang juga di PKS sampaikan yang juga didapatkan Sementara saya Khoiruddin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih masuk sebagai kader PKS jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS.


Tetapi waktu itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral.


Demikian Pak Anies klarifikasi kami tentu kami tidak berharap adanya saling berbantahan tapi juga agar warga yang telanjur mendapatkan sebaran voice note dari Pak Anies mendapatkan informasi yang seimbang dan yang sebenarnya.


Kami sepakat dengan Pak Anies perjuangan untuk wujudkan Jakarta yang maju kotanya dan bahagia warganya masih panjang dan perlu terus diperjuangkan oleh siapa pun pemimpin Jakarta.


Apalagi dengan posisi Jakarta sekarang dengan adanya IKN tidak lagi absolut disebut sebagai DKI Jakarta tetapi menjadi DKJ.


Maka mari bersama-sama sebagai sahabat dan sesama warga Jakarta mari menguatkan ukhuwah menjauhkan fitnah dan menghidupkan demokrasi dengan saling menghormati apalagi kemarin saat ketentuan saat pertemuan di acara walimahan Ustaz Suhaimi (cek) anggota DPRD dari PKS, Pak Anies malah menyampaikan langsung ke saya Khoiruddin bahwa Pak Anies ridho menerima keputusan Partai PKS karena keputusan PKS memang hanya untuk kemaslahatan Jakarta dan warganya.


Terima kasih Pak Anies salam hormat dari kami untuk seluruh keluarga Wassalamualaikum Wr. Wb

×