Pemerintah berambisi Indonesia bisa bebas dari emisi pada 2060. Gas bumi menjadi salah satu komoditas untuk menuju transisi energi karena sumbernya melimpah dan lebih bersih dibandingkan minyak mentah. Tapi dibutuhkan rantai suplai yang tangguh untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, memaparkan tantangan ketahanan energi nasional diproyeksikan terus meningkat hingga tahun 2050. Meskipun ada perubahan dalam komposisi energy mix, gas diperkirakan tetap menjadi sumber energi dominan.
Karena itu, SKK Migas fokus pada optimalisasi aset dan percepatan produksi sebagai langkah antisipatif memenuhi kebutuhan energi nasional.
“Di tengah tantangan yang ada, peluang untuk pertumbuhan dan inovasi di sektor hulu migas masih menjanjikan. SKK Migas berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri ini melalui strategi yang berkelanjutan dan berorientasi pada masa depan,” katanya dalam diskusi Supply Chain and National Capacity Summit 2024, di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Kamis (15/8).
Dalam rencana jangka panjang, SKK Migas menerapkan empat strategi utama untuk memastikan keberlanjutan produksi, yakni meningkatkan nilai aset yang ada, mengubah sumber daya menjadi produksi, meningkatkan kapasitas lokal, dan melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru.
Dua pelaku utama hulu migas yang turut hadir di sesi COO Forum, yakni Direktur SDM & Penunjang Bisnis PT Pertamina Hulu Energi, Whisnu Bahriansyah serta Direktur & COO Medco Energi, Ronald Gunawan memperkuat pandangan tersebut. Mereka memaparkan strategi menghadapi tantangan energi di masa depan.
Whisnu menjelaskan, peran Pertamina dalam perekonomian nasional semakin signifikan dengan kontribusi besar terhadap penerimaan negara melalui pajak dan PNBP. Pertamina mendukung program pemerintah dengan mengintegrasikan teknologi digital di setiap lini operasi perusahaan.
“Upaya ini tidak hanya mendukung visi pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi, tetapi juga memperkuat peran Pertamina memperkuat ketahanan energi nasional," ujarnya.
Sementara itu, Ronald Gunawan dalam paparannya menjelaskan, Medco terus berinovasi dalam mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi operasional, sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. “Hal ini sejalan dengan komitmen global untuk pengurangan emisi karbon, sekaligus memperkuat posisi Medco sebagai pemain utama di industri energi," urainya.
Secara keseluruhan, lanjutnya, Medco berkomitmen mengembangkan bisnis energi dan sumber daya alam yang berkelanjutan, dengan fokus pada pengembangan proyek berskala besar dan energi rendah karbon seperti CCS, LNG, dan hidrogen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, menegaskan percepatan digitalisasi di berbagai sektor, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, harus terus dilanjutkan.
Pemerintah, pelaku industri hulu migas, dan para pemangku kepentingan terkait berkomitmen untuk melakukan transformasi pengelolaan rantai suplai yang adaptif guna menghadapi tantangan energi di masa depan.
"Penerapan e-catalog adalah salah satu keberhasilan terbesar yang telah kita capai, dan ini adalah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pemerintahan kita," ujar Luhut.