Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ekspor Ekonomi Kreatif Indonesia Capai US$ 12,36 Miliar, Didominasi Fesyen dan Kriya

Agustus 13, 2024 Last Updated 2024-08-13T04:47:23Z


Sektor ekonomi kreatif Indonesia menunjukkan kinerja yang solid pada semester I tahun 2024. Berdasarkan laporan terbaru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), nilai tambah ekonomi kreatif telah mencapai 55,65 persen dari target tahunan, dengan subsektor fesyen, kuliner, dan kriya sebagai motor penggeraknya.


Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras berbagai pihak, termasuk pelaku usaha dan pemerintah. "Kita total itu secara target di semester satu sudah mencapai 55,65 persen dari target di tahun 2024," ujar Nia dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara daring pada Senin, 12 Agustus 2024.


Nia memaparkan nilai ekspor ekonomi kreatif juga mencatatkan prestasi gemilang. Hingga pertengahan 2024, ekspor ekonomi kreatif telah mencapai US$ 12,36 miliar, yang berarti sudah mencapai 44,89 persen dari target ekspor sebesar US$ 27,53 miliar untuk tahun ini.


Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 4,46 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Nilai ekspor berdasarkan komoditas itu didominasi oleh fesyen, kuliner, dan kriya," jelasnya.


Berdasarkan data capaian sektor ekonomi kreatif semester I yang diterima Tempo, Kemenparekraf mencatat subsektor fesyen mendominasi ekspor dengan kontribusi sebesar US$ 6,76 miliar. Sektor kriya, yang mencakup produk seperti furnitur, hiasan, dan pernak-pernik rumah, berada di posisi kedua dengan nilai ekspor sebesar US$ 4,75 miliar. Sementara itu, kuliner menyumbang ekspor sebesar US$ 829,66 juta. Menariknya, subsektor penerbitan juga mulai menunjukkan taji dengan kontribusi sebesar US$ 6,15 juta.


Ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia juga didominasi lima negara tujuan utama, yakni Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Hong Kong, dan India. Amerika Serikat tetap menjadi pasar terbesar bagi produk-produk kreatif Indonesia, sementara India untuk pertama kalinya masuk dalam lima besar negara tujuan ekspor.


Selain ekspor, kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB juga diperkirakan terus meningkat. Target nilai tambah ekonomi kreatif untuk 2024 ditetapkan sebesar Rp 1.347 triliun, naik dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.279 triliun. Dalam enam bulan pertama tahun ini, nilai tambah dari subsektor unggulan sudah mencapai Rp 278,64 triliun, terdiri dari fesyen sebesar Rp 128,1 triliun, kuliner sebesar Rp 321,36 triliun, dan kriya sebesar Rp 102,44 triliun.


Tak hanya itu, sektor ekonomi kreatif juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif diperkirakan akan mencapai 22,74 juta orang pada akhir 2024, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 22,59 juta orang.


Melihat capaian positif ini, Nia optimistis sektor ekonomi kreatif Indonesia akan terus tumbuh dan menjadi pilar penting bagi perekonomian nasional. "Ini adalah data-data atau pencapaian yang terkait dengan sektor ekonomi kreatif dan dua komponen dari sembilan komponen ekonomi kreatif,” kata Nia.

×