Shin Tae-yong berhasil melakukan perubahan selama empat tahun menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Pelatih asal Korea Selatan sudah menjadi juru taktik Timnas Indonesia sejak 2019.
Bersama Timnas Indonesia, Shin Tae-yong sukses membawa banyak prestasi.
Dalam setahun terakhir, Shin Tae-yong sukses membawa Timnas Indonesia senior lolos ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan babak 16 besar Piala Asia 2023.
Di level U-23, Shin Tae-yong sukses bawa Timnas U-23 Indonesia melaju ke semifinal Piala Asia U-23 2024.
Sebelum mencapai prestasi sensasional tersebut, Shin Tae-yong juga harus menghadapi satu tantangan.
Salah satunya disebut oleh Pelatih Fisik Timnas Indonesia, Sofie Imam Faizal.
Sofie mengaku bahwa sepak bola Indonesia secara keseluruhan dalam trek yang bagus.
Namun, para pemain dinilai kurang totalitas dalam membela negara.
"Fisik kan istilah yang global ya. Kalau dipecah ada aspek aerobik, Vo2Max, kekuatan, dan lainnya," ujar Sofie Imam Faizal dilansir BolaSport.com dari Youtube Si Paling Timnas.
"Yang paling penting sama Coach Shin Sang-gyu, sepak bola Indonesia secara global sudah bagus, yang membedakan hanya effort."
"Effort pemainnya. Jadi, beliau pernah berkata, kalau kalian yang ada di sini sudah bermain untuk Garuda atau Timnas Indonesia, apa yang diri kalian korbankan untuk negara ini."
"Mungkin itu salah satu kata, mungkin singkat, tapi langsung sampai ke hatinya," lanjutnya.
Sofie juga mengaku bahwa Shin Tae-yong berani melakukan perubahan filosofi dalam sepak bola Indonesia.
Pelatih asal Korea Selatan itu bertumpu pada akurasi umpan.
Selain itu, Shin Tae-yong mendorong para pemain Timnas Indonesia untuk lebih cepat mengalirkan bola ke depan.
Keberanian untuk segera melepas umpan ke depan bakal segera membuka pertahanan lawan.
Shin Tae-yong melarang pemainnya untuk berlama-lama dengan bola.
"Senjatanya kan passing. Memang dulu dan sekarang itu beda ya. Lebih banyak passing vertikal," ujar Sofie.
"Beliau suka passing vertikal."
"Para pemain harus berani memberi umpan ke pemain yang paling jauh di depan."
"Para pemain harus berani melakukan passing di antara dua pemain."
"Makanya dengan kualitas passing yang bagus, yang lain tinggal melakukan kombinasi, lari saja."
"Kalau passing hanya satu meter ke depan ya lawan akan cepat kembali ke pertahanan mereka dan sulit untuk mencetak gol."
"Filosofinya gitu. Yang paling simpel lah," ujarnya.