Pernah terbayangkan bek sangar Portugal, Pepe, menangis? Itulah yang terjadi saat timnya disingkirkan Prancis. Sambil menangis, salah satu bek yang dianggap paling brutal di dunia ini menyebut kekalahan dari Prancis lewat adu penalti pada perempat final Euro 2024 merupakan hasil yang kejam.
Portugal tumbang di perempatfinal Euro 2024 lewat adu penalti 3-5 (0-0) lawan Pr ancis, Sabtu (6/7/2023) dini hari WIB di Stadion Volskpark,Hamburg . Satu sepakan titik 12 pas dari Joao Felix yang gagal, mengubur asa timnas Portugal melaju ke semifinal.
Pepe yang tertangkap kamera menangis di pelukan Cristiano Ronaldo usai laga Portugal vs Prancis, menyebut pertandingan sepakbola kadang-kadang bisa sangat menyakitkan. Pemain 41 tahun itu mengaku sedih gagal lolos ke semifinal.
“Sepakbola itu kejam dan kesedihan adalah bagian dari ini. Kami mengincar kemenangan demi negara kami dan memberi kebahagiaan untuk seluruh rakyat,” kata Pepe dikutip dari Reuters.
Pepe yang berstatus pemain paling tua di Euro 2024 itu tak habis pikir timnya harus mengulang drama adu penalti yang juga dialami pada babak 16 besar. Portugal menang lewat babak tos-tosan kontra Slovenia, tapi kini kalah dari Prancis melalui skenario yang sama.
“Lima hari lalu kami menang penalti dan sekarang kami kalah dari penalti. Ini kejam. Tapi hal yang lebih penting adalah memberi selamat untuk rekan-rekan setim saya atas komitmen pada laga ini,” ujar Pepe.
Sementara pelatih Portugal, Roberto Martinez, mengaku bangga dengan permainan timnya. Pelatih asal Spanyol itu mengklaim Portugal tidak beruntung tersingkir di perempatfinal Euro 2024.
“Kami harus bangga kepada para pemain karena mereka sudah berjuang dan tampil baik. Sepakbola bisa begitu kejam. Kami ingin memberikan kebahagiaan untuk rakyat Portugal dan tim sudah menunjukkan identitas sebagai timnas Portugal,” ujar Martinez.
Eks pelatih timnas Belgia itu juga mengklaim Portugal bermain lebih baik dibanding Prancis. Meski bermain dengan skor kacamata di waktu normal, Ronaldo dkk mencatat 60 persen penguasaan bola dengan jumlah umpan 869 kali, sedangkan Prancis hanya 587 kali.
“Ini adalah pertandingan yang baik dan Prancis merupakan tim bagus. Kami lebih banyak memegang bola dan juga mencatat beberapa peluang. Tapi kami kurang presisi karena butuh mencetak gol. Kami punya banyak kesempatan, tapi laga ini berlangsung dengan teknik dan taktik tingkat tinggi,” ucapnya.(int/hbk)