Ahmad Wahyudi, adik Asep Saepduin (43) korban pembunuhan berencana di Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Bekasi, menyebut kakaknya sempat mengajak sang istri, Juhariah (45) ke mal untuk makan bersama pada malam sebelum kejadian.
Melihat itu, Yudi pun berasumsi hubungan kakaknya dengan Juhariah baik-baik saja. Namun ternyata Juhariah malah menghabisi suaminya itu.
"Hari Selasa saya sama almarhum memang belanja masalah kerjaan (dagangan), nah itu almarhum telepon sama istrinya (baik-baik saja), Bahkan malam sebelum kejadian juga mereka (istri dan anak-anaknya) ke mall makan sama shopping," ujar Ahmad Wahyudi, saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (23/7/2024).
Yudi (33) tidak melihat gelagat aneh dari Juhariah (45). Ia juga sempat bermain playstasion bersama Asep pada malam Rabu.
"Enggak normal-normal saja. Hari Selasa malam Rabu saya main PS sampai pukul 01.00 WIB sama dia, cuma online, dia di rumahnya saya di rumah saya," kata Yudi.
Yudi mengetahui Asep sudah meninggal dari kakak iparnya. Dia pun langsung bergegas pulang dan melihat kakaknya sudah terbaring serta terdapat luka.
"Saya tahunya jam setengah 12 ditelepon, yang jelas dari istrinya enggak memberitahu ke keluarga kita (korban) tetapi ke kakak kandungnya (pelaku). Dan (saya) melihat almarhum sudah kaku, ada memar di mata sebelah kanan dan bibirnya kayak robek," tambah Yudi.
Yudi mendapatkan informasi bahwa kakaknya meninggal karena berantem dan terjatuh hingga terkena lemari. Ia langsung menginterogasi anak Asep, Silvi untuk mengetahui kejadian sebenarnya.
"Saya langsung interogasi Silvi, ya itu berantem kena lemari, katanya bapak selingkuh transfer uang ke cewe terus mama marah, Silvi lagi tidur, denger suara berantem, Silvi memisahkan sampai terpental dan bapak jatuh akhirnya kena lemari," tambah Yudi
Yudi juga bingung ada informasi terkait korban dinyatakan sakit padahal keluarga tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.
"Jadi keluarga enggak ngomong sakit di laporan juga. Jadi karena cerita awalnya begitu (berantem). Saya masih ada bapak ya, saya bertanya ke bapak, minta untuk dilaporin istri korban ke polisi, walaupun cerita begitu (berantem) pasti ada unsur pidananya," kata Yudi.
Namun Yudi tidak langsung percaya dengan kronologi yang dibuat oleh keponakan dan kakak iparnya itu. Setelah menemukan kejanggalan, ia baru melaporkan ke polisi.
Yudi mencurigai handphone korban yang mendapat telepon dari tukang burung pada pukul 08.00 untuk bertukar burung. Namun telepon si tukang burung selalu diangkat oleh perempuan. Padahal seharusnya Asep masih hidup saat itu.
"Dari situ saya mulai curiga ada yang enggak beres, bilangnya meninggal pukul 10.00. Enggak mungkin dia tidak pegang handphone selama itu apalagi tukang burung sampai ke rumah pukul 09.30 WIB, itu istrinya yang keluar cuma sampe pager," pungkasnya.
Polres Metro Bekasi menangkap tiga pelaku pembunuhan berencana terhadap Asep Saepudin di wilayah Kampung Serang, Taman Rahayu, Kabupaten Bekasi.
Pelaku merupakan Istri korban Juhariah (45), anak korban Silvia Nur (22), dan pacar anak korban Hagistko Pramada (22).