Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kisah Founder Taman Safari Indonesia, dari Ngamen Hingga Punya Kebun Binatang

Juli 22, 2024 Last Updated 2024-07-22T02:22:13Z


Taman Safari Indonesia terus mengembangkan bisnisnya, tak sekadar jadi tempat wisata edukasi untuk mengenal satwa dari seluruh dunia, tapi juga menjadi tempat untuk rekreasi wahana.


Baru-baru ini, Taman Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur meluncurkan wahana petualangan off-road dan aktivitas alam, yakni wahana ATV sembari menikmati pemandangan dari kaki Gunung Arjuna.


Alexander Zulkarnain, Senior Vice President Marketing Taman Safari Indonesia Group mengatakan, hadirnya wahana ATV agar Taman Safari bisa memuaskan seluruh anggota keluarga yang berwisata.


"Misalnya Taman Safarinya menyenangkan untuk anak-anak, hotelnya menyenangkan buat ibunya, ATV ini bisa jadi wahana yang menyenangkan buat bapak-bapak. Tapi tidak hanya bapak-bapak, nanti ibu dan anaknya bisa tetap ikut berpetualang bersama," ujarnya di Prigen, Kamis (18/7/2024).


Alex menyebutkan, dengan terletak di lahan seluas 350 hektar, Taman Safari Prigen tak hanya menjadi kebun binatang terluas di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara yang menjadi rumah dari 2.354 satwa.


Telah berdiri sejak Desember 1997, kesuksesan Taman Safari Prigen terus melebarkan sayap tak lepas dari peran pendirinya, Hadi Manansang dan ketiga anaknya.


Mengutip laman resmi Taman Safari Indonesia, sebelum sukses membangun tempat konservasi satwa terbesar ini, Hadi dan ketiga putranya, Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau mengawali usaha dengan mengamen sirkus, mulai dari alun-alun, lapangan, kelenteng, hingga paguyuban Tionghoa.


Awalnya sang ayah berencana membuka kelompok sirkus di AS, namun saat itu terjadi Perang Dunia, sehingga perjalanan ke Tiongkoknya pun tertunda hingga akhirnya menetap di Indonesia 


Pada 1963 - 1964, Hadi bahkan membentuk Bintang Akrobat dan Gadis Plastik untuk tampil di pertunjukan sirkusnya. Tiga tahun kemudian hadirlah Oriental Show yang berganti nama dengan Oriental Circus Indonesia pada 1972. 


Di samping itu, mereka juga merupakan keluarga pecinta binatang. Hal itu yang membuat Hadi tercetus membuat Taman Safari, yang tak hanya berorientasi pada bisnis tapi juga untuk melakukan konservasi pada satwa.


Saat ini, Taman Safari Indonesia Group sendiri telah dikelola oleh generasi ketiga, putra Jansen Manansang, Willem Manansang.


Taman Safari Indonesia juga membuka tempat wisata selain di Cisarua, Bogor dan Prigen, Pasuruan ada pula Taman Safari Indonesia 3 di Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali, Solo Safari dan Batang Dolphins Center di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.


Tidak hanya itu, mereka pun telah melebarkan sayap ke industri perhotelan, di antaranya Safari Resort, Royal Safari Garden, Baobab Safari Resort hingga Mara River Safari Lodge.

×