Pembunuhan terhadap Feni Ria Andriani, Ketua Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) terkuak setelah keluarga melihat isi rekaman CCTV yang terpasang dari kandang ayam di lokasi .
Keluarga langsung syok dan kaget setelah mengetahui isi rekaman CCTV sebelum Feni diketahui menghilang .
Dan tentu saja tak bisa dielakkan lagi , jelas jika korban sebelum dinyatakan hilang, berada di lokasi kejadian .
Itu adalah kediaman R dan E yang merupakan suami istri di di Nagari Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota , Sumatera Barat ( Sumbar ) .
Lokasi yang merupakan tujuan Feni untuk menagih utang . dari rekaman CCTV itulah keluarga kemudian kaget setelah mengetahui isinya .
Dan pengembangan selanjutnya adalah Feni ditemukan sudha dalam kondisi jasadnya tinggal tulang belulang .
Salah seorang warga, Radi, menyebutkan bahwa kecurigaan warga muncul setelah berita hilangnya Feni pada 26 Juni 2024. Keluarga korban melaporkan kehilangan, dan polisi pun memulai pencarian.
"Sebelumnya korban sudah dinyatakan hilang oleh pihak keluarga. Karena sudah berhari-hari, jadi Polisi melakukan pencarian. Sementara itu berdasarkan informasi dari keluarga, korban sebelumnya mengatakan pergi menagih angsuran ke wilayah rumah pelaku," katanya, Jumat (5/7/2024).
Selanjutnya, kata Radi, Polisi melakukan penelusuran ke lokasi sekitar TKP dan mencari bukti-bukti dari masyarakat hingg rekaman CCTV sekitar.
"Karena curiga, Polisi mengecek CCTV di peternakan ayam tempat pelaku bekerja. Ternyata benar, di CCTV terekam saat korban membawa sebuah karung ke area belakang dari rumahnya," ujar Radi.
Berdasarkan rekaman tersebut, Polisi langsung mengamankan dan menginterogasi istri pelaku. Sementara itu sang suami kabur ke Provinsi Riau.
Pembunuhan tragis Ketua Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Nagari Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, Feni Ria Andriani (42), terungkap setelah pelaku diduga sakit hati saat ditagih utang.
Peristiwa ini bermula di rumah pelaku, yang tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah korban yang sudah tinggal tulang belulang karena dibakar.
Sudah Lama Dinyatakan Hilang
Sebelumnya, Feni Ria Andriani dilaporkan sudah hilang sejak 26 Juni 2024.
Kasus terbongkar berawal dari kecurigaan warga atas berita hilangnya Feni Ria Andriani .
Keluarga korban melaporkan kehilangan, dan polisi pun memulai pencarian.
Pihak keluarga Ria heran kenapa Ria tidak pulang ke rumah sejak Rabu (26/6/2024) pagi.
Ria pergi dari rumah juga tidak membawa Ponsel.
Biasanya, jika ia pergi sebentar saja memang tidak membawa Ponsel.
Ketika Ria sudah tidak pulang, pihak keluarga kebingungan untuk menghubunginya.
Akhirnya semua pihak kelurga mencarinya ke mana-mana, di tanya ke semua teman-temannya.
Setelah hampir 24 jam barulah suaminya melapor ke Polsek Guguk.
Hari hari berlalu, jejak Ria belum terlacak, hingga seminggu lamanya.
Sedangkan TKP tidaklah jauh dari kantor Polsek Guguk itu sendiri.
Adik kandung korban mempunyai firasat bahwa tidak mungkin kakaknya hilang begitu saja.
Setiap hari dan malam adik korban kesana kemari mencari si kakak.
Adiknya ini juga dikenal sebagai anak komunitas vespa di kampungnya.
Setelah seminggu kehilangan Ria, adiknya datang ke arah kandang ayam Ed Nawi.
Sesampai di situ ada warga yang mengatakan bahwa ada suara erangan minta tolong terdengar pada Rabu waktu kejadian.
Namun warga ini hanya mendengar sekali dan tidak menyangka itu korban pembunuhan.
Warga inilah memberi petunjuk dan menyarankan agar membuka rekaman CCTV kandang ayam milik Ed Nawi.
Sang Adik langsung feeling, lalu menghubungi kakak iparnya atau suami korban.
Pihak keluarga korban meminta kepada sekuriti kandang ayam agar membuka rekaman CCTV.
Suami korban dan keluarga korban dihadapkan pada urusan yang rumit, izin membuka rekaman CCTV belum dapat dari sang pemilik.
Akhirnya banyak pihak yang mendesak, maka dibukalah remakan CCTV itu.
Setelah dilihat, betapa terkejutnya suami korban dan pihak keluarga, bahwa Ria memang terekam masuk ke TKP, dan tidak kembali lagi.
Di rekaman yang lain, pelaku (RK) tampak mengendarai sepeda motor Aerox milik korban ke Riau
Rekaman CCTV inilah yang kemudian menjadi bukti petunjuk bagi kepolisian untuk mengungkap kasus ini.
Cekcok dengan Pelaku
Radi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, saat itu korban datang kerumah pelaku untuk menagih hutang.
"Mungkin ada perkataan dari korban yang membuat pelaku tersinggung, sehingga pelaku cekcok dengan korban," katanya.
"Saat cekcok tersebut, anak pelaku menangis, lalu ditenangkan oleh sang istri keluar rumah. Saat itulah terjadi pemukulan oleh si suami terhadap korban," sambungnya.
Korban kemudian dipukul dan dimqasukkan ke dalam karung . Diduga karung yang berisi Feni itulah yang kemudian dibawa ke belakang rumah dan dibakar
Kapolres Lima Puluh Kota, AKBP Ricardo Condrat Yusuf mengatakan pihaknya masih melakukan interogasi kepada pelaku dan identifikasi terhadap korban.
"Kedua terduga pelaku sudah kita amankan ke Mapolres dan masih pendalaman. Kemudian tadi kita juga sudah menurunkan tim untuk mengidentifikasi korban dan ke lokasi kejadian," katanya.
"Jadi kita masih menunggu hasil interogasi dan identifikasi tersebut. Nanti akan kami informasikan kembali," pungkasnya.