Nilai tukar rupiah semakin melemah mendekati level 16.300 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Jumat (26/7). Rupiah tertekan penguatan dolar AS seiring rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II Amerika yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
Menguti Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah 0,3% ke level 16.293 per dolar AS dan bertahan di sekitar level itu hingga pukul 09.50 WIB. Hanya ringgit Malaysia, won Korea Selatan, dan dolar Hongkong yang juga melemah terhadap dolar AS.
Sementara itu, yuan Cina justru menguat 0,03%, demikian pula dengan baht Thailand 0,13%, peso Filipina 0,21%, dan dolar Singapura 0,02%.
"Semalam data PDB kuartal II AS di luar dugaan lebih tinggi dari ekspektasi pasar, PDB AS 2,8% versus perkiraan 2,0% dan sebelumnya 1,4% jadi kenaikannya sekitar 100%. Ini membuat adanya potensi pelemahan rupiah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Jumat (26/7).
Ariston menuturkan, ekonomi Amerika Serikat masih kuat sehingga masih berpeluang mendorong kenaikan inflasi di Amerika Serikat. Hal ini, menurut dia, memperkecil peluang pemangkasan suku bunga Amerika Serikat.
"Ini mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Hari ini potensi pelemahan rupiah ke arah 16.270 sampai 16.300 dengan potensi support di kisaran 16.200 per dolar AS," ujar Ariston.
Ariston mengatakan, masih ada data penting dari Amerika Serikat yang akan dirilis dan dapat mempengaruhi gerak rupiah. Data tersebut, yakni indikator inflasi Amerika Serikat Corby yang menjadi salah satu acuan dari Bank Sentral Amerika Serikat untuk mengukur inflasi.
"Bila data ini menunjukkan kenaikan yang lebih ekspresi lagi seperti data PDB semalam, maka dolar Amerika Serikat berpotensi menguat lagi pekan depan," kata Ariston.
Senada dengan Ariston, analis pasar uang Lukman Leong juga memproyeksikan nilai tukar rupiah hari ini berpotensi kembali melemah terhadap dolar AS seiring data pertumbuhan ekonomi AS. "Investor menantikan data inflasi PCE AS malam ini. Range rupiah hari ini 16.225 hingga 16.350 per dolar AS," ujar Lukman.
Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana mengharapkan rupiah bisa kembali terapresiasi hari ini. "Saya harap rupiah akan berada di kisaran Rp 16.180 hingga Rp 16.280 per dolar AS," kata Fikri.