Ustaz Adi Hidayat mengurai keutamaan Puasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah.
Untuk diketahui, di hari Raya Idul Adha 2024, tanggal 9 Dzulhijjah jatuh di tanggal 16 Juni 2024 hari Minggu.
Satu hari jelang Idul Adha 2024, kaum muslimin dianjurkan untuk melaksanakan Puasa Arafah.
"Tanggal 9 Dzulhijjah, di saat wukuf (kaum muslimin berhaji), di sini menunaikan puasa," ungkap Ustaz Adi Hidayat dilansir TribunnewsBogor.com dari laman Youtube-nya.
Diungkap Ustaz Adi Hidayat, Puasa Arafah tidak sama dengan puasa wajib di bulan Ramadhan maupun puasa sunnah lainnya.
Sebab ada keutamaan tersendiri yang diurai Nabi Muhammad SAW perihal Puasa Arafah.
"Ini bukan puasa biasa, baik dari segi waktunya atau dari segi penekanan amalannya. Yang ditekankan di bulan Ramadhan mendekati Allah SWT lewat peningkatan amal sholeh. Yang ini (puasa arafah) spesifik, langsung dari Nabi Muhammad SAW," kata Ustaz Adi Hidayat.
Dalam penjelasannya, Ustaz Adi Hidayat menyebut dua doa dari Rasulullah SAW untuk umatnya yang melaksanakan Puasa Arafah.
Yakni agar kaum muslimin bisa diampuni dosanya setahun mendatang dan setahun yang lalu.
"Kata Nabi, orang-orang yang berpuasa di tanggal 9 Dzulhijjah aku sangat berharap kepada Allah agar memberikan keutamaannya, bisa menggugurkan dosa setahun yang akan datang dan setahun yang berlalu," pungkas Ustaz Adi Hidayat.
Usai mengurai doa dari Nabi Muhammad SAW tersebut, Ustaz Adi Hidayat pun meminta kaum muslimin jangan salah tafsir.
Yaitu perihal keutamaan Puasa Arafah yang bisa menggugurkan dosa setahun mendatang.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Ustaz Adi Hidayat, ada makna tersendiri terkait dengan hal tersebut.
"Jangan keliru memahami bahwa kalau sudah puasa tanggal 9 Dzulhijjah bebas dari dosa setahun, bahaya kalau pemahamannya begitu," pungkas Ustaz Adi Hidayat.
Ternyata makna dari menggugurkan dosa setahun mendatang itu ada kaitannya dengan perubahan diri dari kaum muslimin itu sendiri.
Diungkap Ustaz Adi Hidayat, Puasa Arafah dilaksanakan bertepatan dengan momen saat kaum muslimin yang melaksanakan haji sedang wukuf di Arafah.
Di momen itu kaum muslimin yang berhaji akan banyak mengoreksi dirinya seraya bertaubat.
Harapannya orang yang tidak berhaji adalah melaksanakan Puasa Arafah agar turut melakukan amalan seperti berhaji.
Yakni ikut introspeksi diri sembari berpuasa.
"Yang dimaksudkan adalah, orang yang puasa di tanggal 9 Dzulhijjah, dia memusatkan amalan untuk introspeksi seperti orang yang wukuf di Arafah. Di saat orang wukuf di Arafah dia mengenal dirinya, mengoreksi dirinya, makanya dia banyak bertaubat dan banyak berdoa. Nah di saat yang sama, orang tidak berhaji dia puasa, dia melakukan hal serupa dengan orang haji, dia merenung," kata Ustaz Adi Hidayat.
Karenanya diungkap Ustaz Adi Hidayat, perlu persiapan untuk kaum muslimin sebelum menghadapi tanggal 9 Dzulhijjah guna Puasa Arafah.
Persiapan tersebut adalah dengan berpuasa sunnah sejak tanggal 1 hingga 8 Dzulhijjah.
Persiapan itu dilakukan agar saat Puasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah, kaum muslimin bisa melaksanakan ibadah tersebut dengan khusyuk seraya meminta ampunan kepada Allah.
Harapannya, setelah kaum muslimin melaksanakan Puasa Arafah dengan benar seperti orang berhaji, keimananya akan bertambah sehingga takut melakukan dosa setahun yang akan datang.
Hal tersebut lah yang menjadi makna dari keutamaan Puasa Arafah yakni menggugurkan dosa setahun mendatang.
"Saat dia punya kesadaran, dia merasakan kedekatan lebih kepada Allah SWT saat berbuka, suasana lebih tenang dan nyaman, dia bertakbir, sama seperti orang yang meninggalkan padang arafah menuju muzdalifah dia berzikir," ujar Ustaz Adi Hidayat.
"Orang kalau sudah puasa, muhasabah, bertaubat, tiba-tiba merasakan perubahan dalam diri dia, puncaknya di hari ke 10 dzulhijjah, (disaat) yang di sana (saat berhaji) melontar jumroh, kita merasakan perubahan lebih baik," sambungnya.
