Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya tidak menginginkan perang di Lebanon. Dia juga sesumbar Israel dapat mengirim Lebanon kembali ke “zaman batu” jika diplomasi gagal.
“Kami tidak ingin terlibat perang karena hal itu tidak baik bagi Israel. Kami mempunyai kemampuan untuk membawa Lebanon kembali ke zaman batu, namun kami tidak ingin melakukannya,” ujar Gallant kepada wartawan, Rabu (26/6), seperti dikutip dari AFP.
“Kami tidak menginginkan perang, namun kami bersiap untuk setiap skenario,” katanya.
“Hizbullah memahami betul bahwa kita dapat menimbulkan kerusakan besar di Lebanon jika perang dilancarkan,” tambahnya.
Kekhawatiran akan perang besar-besaran di Lebanon meningkat dalam beberapa pekan terakhir seiring bertambahnya kekerasan di antara Israel dan Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran.
Kedua belah pihak saling melancarkan serangan lintas batas sejak konflik Gaza pada 7 Oktober 2023.
Gallant mengatakan bahwa Israel telah membunuh lebih dari 400 “teroris” Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut penghitungan AFP, sejak meletusnya bentrokan itu, sedikitnya 481 orang tewas di Lebanon, termasuk 94 warga sipil.
Sementara itu, setidaknya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas dari pihak Israel.
Kantor berita nasional Lebanon melaporkan serangan Israel menghancurkan sebuah bangunan di Nabatiyeh pada Rabu malam. Serangan itu melukai lima orang yang berada di sekitarnya.
Hizbullah didirikan pada 1982 untuk melawan Israel yang menginvasi Lebanon.