Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Juni 12, 2024 Last Updated 2024-06-12T09:05:23Z


Sinyal misterius berjarak hampir 16.000 tahun cahaya dari Bumi yang diklaim tidak seperti yang pernah terlihat sebelumnya, ditemukan secara kebetulan oleh para astronot.


Sinyal tersebut ditemukan tanpa sengaja di tengah penelitian luar angkasa menggunakan teleskop radio Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) di pedalaman Australia.


Peneliti, seorang dosen di University of Sydney, Manisha Caleb, serta ilmuwan riset astronomi CSIRO, Emil Lenc mengungkapkan, teleskop ini dapat menyurvei alam semesta dalam jumlah besar dalam waktu yang sangat cepat.


"Hal itu membuatnya sangat cocok untuk mendeteksi fenomena baru dan eksotik," terang keduanya, dalam laman The Conversation, Rabu (5/6/2024).


Melalui alat tersebut, peneliti terkadang mendeteksi semburan gelombang radio secara sporadis yang berasal dari seluruh alam semesta.


Para peneliti pun menyebutnya sebagai radio transien, dengan masing-masing karakteristik kemunculan.


Misalnya, ada sinyal yang hanya meledak sekali dan tidak pernah terlihat lagi. Namun, ada pula yang berkedip-kedip dan padam dalam pola yang dapat diprediksi.


Sinyal misterius kemungkinan dari bintang neutron


Peneliti dalam studi yang terbit pada jurnal Nature Astronomy (2024) berpendapat, sebagian besar radio transien berasal dari bintang neutron berputar yang dikenal sebagai pulsar.


Menurut peneliti, pulsar itu memancarkan kilatan gelombang radio secara teratur, seperti halnya mercusuar kosmik.


Sebagai informasi, bintang neutron adalah sisa inti bintang raksasa yang telah mencapai akhir masa hidupnya.


Saat sebuah bintang yang lebih besar dari Matahari kehabisan bahan bakar di akhir hidupnya, bagian inti akan runtuh, sedangkan lapisan luar tertiup angin dalam ledakan supernova.


Sisanya, akan "berubah" menjadi obyek langit lain tergantung pada massa asli bintang. Jika massanya kira-kira 7-19 kali massa Matahari, maka dia akan bertransformasi menjadi bintang neutron.


Kendati demikian, jika massanya lebih dari 20 kali massa Matahari, maka benda ini akan menjadi lubang hitam.


"Baru-baru ini, kami menemukan radio transien yang tidak seperti yang pernah dilihat para astronom sebelumnya," kata peneliti.


Diberi nama ASKAP J1935+2148


Dilansir dari The Sun, Senin (10/6/2024), siklus radio transien yang ditemukan berlangsung 53,8 menit, menjadikannya sebagai siklus terlama yang pernah ada.


Namun, bukan hanya itu, sinyal juga terkadang memancarkan kilatan panjang dan terang, kadang-kadang tampak cepat dan lemah, tetapi terkadang tidak ada sama sekali.


"Kami tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi di sini. Kemungkinan besar itu adalah bintang neutron yang sangat tidak biasa, tapi kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan lain," ujar peneliti.


Sementara, Science Alert pada Sabtu (8/6/2024) melaporkan, benda yang diduga bintang neutron itu diberi nama ASKAP J1935+2148.


Obyek misterius tersebut terletak di bidang Galaksi Bimasakti, sekitar 15.820 tahun cahaya dari Bumi.


Pengamatan lebih lanjut pun dilakukan menggunakan teleskop radio yang lebih sensitif di Afrika Selatan. Sayangnya, para astronom masih bingung.


Gelombang radio dari ASKAP J1935+2148 saat sinyal menyebar melalui ruang angkasa terlihat seperti "pembuka botol".


"Asal-usul sinyal dengan periode yang begitu panjang masih menjadi misteri yang mendalam, dengan bintang neutron yang berputar lambat sebagai tersangka utama," kata Caleb dan Lenc.


Meski meyakini benda tersebut adalah bintang neutron, peneliti tidak menyingkirkan kemungkinan lain, seperti white dwarf.


"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan obyek tersebut adalah white dwarf, (yakni) sisa inti bintang seukuran Bumi setelah kehabisan bahan bakar nuklir," ucap peneliti.


White dwarf sering kali memiliki periode rotasi yang lambat. Namun, para peneliti tidak yakin apakah benda ini mampu menghasilkan sinyal radio seperti yang mereka terima.


"Terlebih lagi, tidak ada white dwarf bermagnet tinggi lain terdekat, yang membuat penjelasan tentang bintang neutron lebih masuk akal," paparnya.


Para peneliti pun menekankan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apa sebenarnya obyek yang memancarkan sinyal misterius itu.


Temuan menarik ini harus mendorong penelitian lebih lanjut terhadap studi puluhan tahun terhadap bintang neutron maupun white dwarf.


Termasuk, kata peneliti, bagaimana obyek-obyek luar angkasa itu memancarkan gelombang radio.


"Kami tidak tahu berapa lama ASKAP J1935+2148 memancarkan sinyal radio. Kami cukup beruntung bisa melihat ASKAP J1935+2148. Kemungkinan besar ada banyak obyek serupa di tempat lain di galaksi kita yang menunggu untuk ditemukan," tandasnya.

×