Apa saja daftar penyakit yang pengidapnya tidak boleh mengonsumsi jahe? Simak yuk!
Diketahui jahe (Zingiber officinale) adalah rempah yang memilik sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan pencernaan.
Namun, meskipun jahe memiliki banyak manfaat, ada beberapa kondisi kesehatan di mana konsumsi jahe mungkin tidak dianjurkan atau bahkan harus dihindari.
Kali ini, akan dibahas mengenai penyakit apa saja yang tidak boleh mengonsumsi jahe, beserta alasan medis di baliknya.
Penyakit yang Pengidapnya Harus Menghindari Jahe
1. Gangguan Pendarahan
Jahe memiliki sifat antikoagulan atau pengencer darah alami.
Ini berarti jahe dapat mencegah darah menggumpal, yang bisa berguna dalam mencegah penyakit kardiovaskular.
Namun, bagi orang dengan gangguan pendarahan, seperti hemofilia atau trombositopenia, jahe bisa berbahaya karena meningkatkan risiko pendarahan berlebihan.
Orang-orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin, juga harus berhati-hati karena jahe bisa memperkuat efek obat-obatan ini, meningkatkan risiko pendarahan.
2. Diabetes
Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu mengontrol kadar gula darah, jahe juga bisa menurunkan gula darah secara signifikan.
Ini bisa menjadi masalah bagi penderita diabetes yang sudah menggunakan obat penurun gula darah.
Kombinasi jahe dengan obat-obatan ini bisa menyebabkan hipoglikemia, kondisi di mana kadar gula darah turun terlalu rendah, yang bisa berbahaya.
3. Penyakit Lambung dan Ulkus
Jahe dapat merangsang produksi asam lambung, yang bisa memperburuk gejala bagi orang dengan penyakit lambung seperti gastritis atau ulkus peptikum.
Konsumsi jahe bisa menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan memperparah kondisi ini.
Meskipun jahe juga dikenal dapat meredakan mual, bagi penderita ulkus atau gastritis, konsumsi jahe harus dikonsultasikan dengan dokter.
4. Penyakit Jantung
Jahe dapat mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah.
Pada dosis tinggi, jahe bisa menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung.
Orang dengan penyakit jantung, terutama mereka yang sudah mengonsumsi obat untuk mengatur detak jantung atau tekanan darah, harus berhati-hati dengan konsumsi jahe.
Jahe juga dapat memperkuat efek obat antihipertensi, yang bisa menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah (hipotensi).
5. Kehamilan
Konsumsi jahe selama kehamilan masih menjadi topik yang kontroversial.
Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe bisa membantu mengurangi mual dan muntah selama kehamilan, ada kekhawatiran bahwa konsumsi jahe dalam jumlah besar bisa memicu kontraksi rahim dan meningkatkan risiko keguguran atau persalinan prematur.
Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jahe, terutama dalam jumlah besar.
6. Batu Empedu
Jahe bisa merangsang produksi empedu, yang bisa memperburuk kondisi pada orang dengan batu empedu.
Batu empedu bisa menyebabkan penyumbatan pada saluran empedu, dan peningkatan produksi empedu yang disebabkan oleh jahe bisa memperparah gejala atau memicu serangan batu empedu.
Penderita batu empedu harus berhati-hati dan sebaiknya menghindari konsumsi jahe.
7. Alergi terhadap Jahe
Seperti makanan atau rempah lainnya, jahe bisa menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
Gejala alergi jahe bisa berupa ruam, gatal-gatal, pembengkakan, atau bahkan reaksi anafilaksis yang berbahaya.
Orang yang memiliki riwayat alergi terhadap jahe harus menghindari konsumsi jahe dalam bentuk apapun.
8. Interaksi dengan Obat
Jahe bisa berinteraksi dengan berbagai jenis obat, termasuk obat pengencer darah, obat diabetes, obat untuk tekanan darah tinggi, dan obat jantung.
Interaksi ini bisa meningkatkan atau menurunkan efek obat, yang bisa berbahaya bagi kesehatan.
Sebelum mengonsumsi jahe, terutama dalam jumlah besar atau sebagai suplemen, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Itulah dia beberapa penyakit yang pengidapnya sebaiknya menghindari onsumsi jahe.
Orang dengan gangguan pendarahan, diabetes, penyakit lambung, penyakit jantung, kehamilan, batu empedu, dan alergi terhadap jahe harus berhati-hati. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan sebelum mengonsumsi, terutama jika Moms memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.